Mohon tunggu...
Literasi Muda
Literasi Muda Mohon Tunggu... Jurnalis - Dalam gelap mencari cahaya, dalam terang mendambakan gelap.

Perspektif berbeda memang hal yang unik, dimana setiap individu dapat menyimpulkan apa yang mereka pahami. Seiring dengan perkembangan digital, perlu rasanya kita kemukakan literasi penyekong terhadap pembenaran itu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Limbah Pohon Pisang sebagai Pupuk Kompos

8 November 2021   12:20 Diperbarui: 8 November 2021   14:05 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Blang Dalam Tunong Merupakan salah satu desa dengan mayoritas penduduk yang bekerja sebagai petani. Dengan luas perkebunan hampir 2x dari luas pemukimannya, banyak hasil kebun yang memiliki potensi besar didesa Blang Dalam Tunong seperti Pisang, Singkong, Jagung dan Kacang-kacangan.

Selain sebagai petani masyarakat Desa Blang Dalam Tunong juga sebagian besar merangkap sebagai peternak, seperti Sapi, Kambing dan Unggas. 

Oleh karena itu Mahasiswa KKN PPM Kelompok 194 melihat banyak potensi bahan-bahan baku pembuatan limbah. Yang awalnya hanya menjadi limbah yang berserakan dan menjadi sampah, bisa dimanfaatkan menjadi salah inovasi untuk memanfaatkan dan memyulap limbah menjadi bahan yang lebih bermanfaat.

"Saya melihat banyak limbah yang sebenarnnya memiliki potensi umtuk dijadikan pupuk, hal ini juga akan sangat memberikan keuntungan kepada warga sekitar dikarenakan akan lebih menghemat biaya dan warga desa bisa lebih produktif dalam mengelola limbah perkebunan dan peternakan mereka" , Mutia Hidayatillah.

Dengan bantuan beberapa warga Kelompok KKN 194 memulai proses pembuatan pupuk kompos pada hari Selasa, 2 November 2021. Pembuatan diawali dengan persiapan bahan baku, pencampuran dengan Bioaktivator, penggalian lobang, dan proses fermentasi selama kurang lebih 14 Hari. 

Proses pengadukan juga tetap dilakukan setiap 3 hari sekali. Diharapkan pupuk kompos ini akan dapat diayak dan dipanen pada tanggal 16 November 2021.

Dokpri
Dokpri

"Selama ini kami hanya menggunakan pupuk kandang dari kotoran sapi saja, sedangakan kompos kami belum mengetahui bagaimana membuatnya. Kami bersyukur ada yang ingin mengajarkan kami untuk memanfaatkan bahan-bahan ini dari pada menjadi sampah yang merusak mata" pak Mulis seorang warga yang membantu pembuatan pupuk.

Kelompok 194, KKN PPM UNIMAL 2021.

1. Rauzatul Jannah Jurusan Akuntansi Unimal Angkatan 2018
2. Rusiana Hilma Jurusan Sistem Informasi Unimal Angkatan 2018
3. Rivana Izzati Syahra Jurusan Ilmu Komunikasi Unimal Angkatan 2018
4. Widia Susanti Jurusan Manajemen Unimal Angkatan 2018
5. Nurul Qolbi El Azizah Jurusan Teknik Industri Unimal Angkatan 2018
6. Erbi Hamdani Jurusan Ekonomi Pembangunan Unimal Angkatan 2018
7. Ado Prawira Jurusan Administrasi Publik Unimal Angkatan 2018
8. Mutia Hidayatillah Juruasan Teknik Kimia Unimal Angkatan 2018
9. M. Anjes Laudi Jurusaan Teknik Kimia Unimal Angkatan 2018

Dosen Pendamping Lapangan : Nazimah,S.P.,M.Si

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun