Mohon tunggu...
Mustamsikin
Mustamsikin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mencintai dunia literasi, berhubungan dengan buku dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hilang Pertemanan Sebab Harta Kekayaan

22 Desember 2023   20:12 Diperbarui: 22 Desember 2023   20:14 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harta kekayaan memang menjadi topik yang tidak pernah habis untuk terus digali. Memiliki kekayaan melimpah dengan segala bentuk cara untuk mencapainya menjadi cita-cita mayoritas setiap orang. Bagaimana tidak, orang yang memiliki kekayaan melimpah pasti dapat melakukan banyak hal, termasuk untuk mewujudkan keinginan yang terpendam dan kebutuhan yang diperlukan. 

Dengan kekayaan siapa pun akan punya jalan memiliki kuasa. Kuasa memberi orang lain. Kuasa mendapat dari orang lain. Hingga kuasa 'memperbudak' orang lain. 

Sedemikian besar pengaruh harta kekayaan seseorang, tidak lantas semua menjadi baik. Suatu contoh misalnya kisah pendek yang penulis sajikan berikut. 

Pada zaman Nabi Isa AS., terdapat sebuah kisah antara Nabi Isa., dengan seorang temannya. Kisah ini menggambarkan bagiamana kecintaan pada harta kekayaan membutakan mata dan hati. Hingga tak lagi dapat memedulikan hak orang lain. 

Suatu seorang lelaki berkawan dengan Nabi Isa As. Keduanya berada di tepian sungai yang sedang menikmati roti. Roti yang terhidang ada tiga. Roti pertama dimakan oleh Nabi Isa As. Sedang satu yang lain dimakan oleh temannya. Hingga tersisa satu roti. 

Setelah menikmati roti, Nabi Isa As., lantas mengambil air minum di sungai. Kemudian ia kembali, di tempat semula. Melihat roti yang tersisa tiada kemudian Nabi Isa As. Lantas bertanya kepada temannya. Siapa yang memakan roti? Temanya menjawab, "Saya tidak tahu?" Sampailah keduanya di hutang kemudian memburu Kijang. Setelah keduanya memakannya, lantas Kijang itu hidup kembali. Dengan keajaiban ini lantas, Nabi Isa As., bertanya, "Siapa yang memakan roti tandi?" kembali temannya mengatakan, "Tidak tahu."

Lantas keduanya melanjutkan perjalanan melintas sungai dengan berjalan di atas air. Lagi-lagi Nabi Isa As., bertanya kepada temannya, "Dengan keajaiban seperti ini siapa yang memakan roti?" untuk kali kedua, temannya menjawab tidak tahu. 

Setelah itu, keduanya berhenti ditepi hutan, di situ Nabi Isa As., dengan mukjizatnya mampu membuat debu menjadi emas dengan tiga bagian. Dengan emas yang dibagi menjadi tiga tadi, Nabi Isa As., berkata pada temannya, "Bagian pertama untuk aku. Bagian kedua untuk kamu. Sedang bagian ketiga untuk orang yang memakan roti." Dari perkataan Nabi Isa As., barulah temannya tadi mengaku bahwa ialah yang memakan roti. Dari sinilah Nabi Isa As., menyerahkan semua emas, termasuk bagian Nabi Isa As. Lantas Nabi Isa As., beranjak pergi meninggalkan temannya. 

Kisah yang diungkap dalam buku Irsyadul Ibad karya Zainuddin Al-Malibariy, di atas menjadi refleksi penting bahwa sebab kecintaan terhadap harta dapat membutakan seseorang hingga ia berdusta. Sekalipun yang ia dustai adalah nabi utusan Tuhan. Tidak cukup itu, dengan kecintaan pada harta seseorang rela mengorbankan pertemanan sekalipun dengan teman yang mulia. 

Dari kisah di atas pula dapat diambil pelajaran bahwa seseorang hendaknya tidak berlebihan mencintai harta. Hingga ia mengorbankan banyak hal. Termasuk menghilangkan kejujuran dan pertemanan. Selain itu, penting bersamaan dengan menata harta juga menata hati, agar tidak terlena oleh harta yang banyak. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun