Mohon tunggu...
Fact Checker UI
Fact Checker UI Mohon Tunggu... Mahasiswa - UKM Fact Checker Universitas Indonesia

Fact Checker Universitas Indonesia adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak di bidang literasi digital dan periksa fakta. UKM ini telah berdiri sejak tahun 2020 dan memiliki tujuan sebagai forum untuk mahasiswa melakukan kegiatan periksa fakta, mengedukasi publik, dan mengurangi penyebaran hoaks di masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hoaks dan Berita Bohong di Era Kecerdasan Buatan

2 Juni 2023   23:23 Diperbarui: 2 Juni 2023   23:41 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deepfake

Salah satu bentuk informasi dan berita bohong terkait AI adalah deepfake. Deepfake merupakan kombinasi dari dua istilah "deep learning" dan "fake". Maka, deepfake dapat diartikan sebagai teknologi yang deep learning (yang merupakan AI) untuk memalsukan sebuah informasi. Dengan menggunakan deepfake, siapa pun dapat mengganti atau menutupi wajah orang lain di wajah orang lain dalam gambar atau video. Tidak hanya itu, deepfake dapat mengubah suara asli dan ekspresi wajah dalam gambar atau video (Tanwar, dkk., 2021). 

  • Contoh

Contoh kasus dari penyalahgunaan deepfake yang pernah terjadi adalah kasus pemfitnahan terhadap tiga anak sekolah di Pennsylvania, Amerika Serikat. Raffaela Spone, merupakan ibu dari salah seorang anak di sekolah Victory Vipers. Spone memakai foto hasil rekayasa deepfake untuk memfitnah tiga anak yang menjadi pesaing putrinya agar tersingkir dari kelompok pemandu sorak di sekolah anaknya. Spone mengirim beberapa pesan anonim berisi foto dan video yang dimanipulasi dengan bantuan teknologi AI dan berusaha untuk membuat citra tiga anak itu menjadi kurang baik. Konten-konten yang dikirimkan memberi penggambaran palsu yang menunjukkan beberapa dari mereka telanjang, meminum alkohol, dan merokok (Morales, 2021).

Sumber: eenewseurope.com (Gambar tidak terkait dengan kasus yang diangkat, melainkan hanya ilustrasi dari teknologi deepfake)
Sumber: eenewseurope.com (Gambar tidak terkait dengan kasus yang diangkat, melainkan hanya ilustrasi dari teknologi deepfake)
Sisi baik kemajuan AI bagi para fact checker & tools Artificial Intelligence untuk perangi hoaks dan berita bohong

Kehadiran Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan sangat membantu di kalangan fact checker. Mengingat, penyebaran misinformasi atau kabar bohong yang biasa disebut hoax kian meresahkan masyarakat dan seluruh pengguna internet. 

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah ilmu dan rekayasa pembuatan mesin cerdas, yang melibatkan mekanisme untuk menjalankan suatu tugas menggunakan komputer. Artificial intelligence terus berkembang dengan tujuan menciptakan kecerdasan yang mirip dengan manusia.

Artificial intelligence memiliki banyak dampak baik seperti meningkatkan efektivitas kerja. Dampak baik tersebut juga didapatkan oleh para fact checker, diantaranya: 

  • Dapat membantu menemukan artikel ataupun berita yang membantah klaim yang salah atau menyesatkan. 

  • Sistem dengan kecerdasan buatan cenderung bekerja lebih cepat, akurat, dan minim kesalahan yang diakibatkan oleh kelelahan juga kecerobohan.

  • Artificial intelligence bekerja sesuai dengan algoritma pemrograman pada sistem komputer yang diberikan dalam proses pembuatannya. 

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun