Mohon tunggu...
Fact Checker UI
Fact Checker UI Mohon Tunggu... Mahasiswa - UKM Fact Checker Universitas Indonesia

Fact Checker Universitas Indonesia adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak di bidang literasi digital dan periksa fakta. UKM ini telah berdiri sejak tahun 2020 dan memiliki tujuan sebagai forum untuk mahasiswa melakukan kegiatan periksa fakta, mengedukasi publik, dan mengurangi penyebaran hoaks di masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Waspada! Informasi Hoaks Rusia-Ukraina di Media Sosial

25 Maret 2022   19:55 Diperbarui: 13 April 2022   21:00 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 24 Februari 2022, presiden Rusia, Vladimir Putin, mulai meluncurkan serangan terhadap Ukraina. Ribuan orang berkumpul di pusat kota dan segera mengungsi ke beberapa negara tetangga. Serangan itu diluncurkan beberapa minggu setelah pasukan Rusia terbentuk di perbatasan Rusia-Ukraina. 

Invasi Rusia atas Ukraina terjadi dari akumulasi peristiwa-peristiwa yang terjadi beberapa tahun sebelumnya. Hal ini terjadi sebab Rusia khawatir Ukraina akan bergabung dengan Uni Eropa dan NATO, yang akan melenyapkan potensi Rusia akan banyak hal, termasuk kekuatan ekonomi dalam bidang gas dan minyak. 

Sebagai sesama negara pecahan Uni Soviet, Rusia merasa Ukraina adalah saudara satu darahnya, sehingga tidak boleh bergabung dengan Uni Eropa. Namun rakyat Ukraina sudah lama ingin lepas dari bayang-bayang Rusia, terutama sejak revolusi berdarah Maidan yang menewaskan 10 ribu orang dalam upaya Rusia menganeksasi Krimea, yang saat itu masih berada dalam teritori Ukraina. Kondisi saat ini di Ukraina masih mencekam, dengan estimasi pengungsi 1.5-2 juta jiwa.

Sejak peristiwa peluncuran serangan tersebut, berita-berita tentang Rusia-Ukraina bertebaran di jagat media sosial, bahkan menempati posisi trending selama beberapa hari. Sayangnya, banyak sekali oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang menyebarkan berita hoaks terkait penyerangan tersebut. Tercatat oleh turnbackhoax.id, sejak serangan Rusia pertama (24 Februari 2022) hingga saat ini (23 Maret 2022) sudah ada 55 hoaks yang tersebar di media sosial. Kebanyakan hoaks mengenai perseteruan dua negara ini dibagikan di media sosial Instagram, Twitter dan Tiktok.

Bagaimana bentuk-bentuk hoaks tersebut? 

Bentuk- bentuk hoaks tersebut beragam, mulai dari foto hingga video. Salah satu berita yang terkonfirmasi hoaks adalah berita  yang beredar pada 19 Maret 2022 tentang tentara Ukraina membunuh lelaki tua yang sedang membaca Al-Fatihah. Dilansir dari Instagram, Twitter, dan Web Jalahoaks, video terkait tentara Ukraina yang mengeksekusi lelaki tua di Chechnya saat membaca Surah Al-Fatihah tidak benar. Faktanya, video tersebut merupakan cuplikan dari film “The Search” (2014) yang mengisahkan invasi Rusia ke Chechnya pada tahun 1999 dan tentara yang diperankan merupakan tentara Rusia, bukan Ukraina. Informasi ini masuk dalam kategori Konteks yang Salah (False Context).

Selain contoh yang telah dijabarkan di atas, masih ada beberapa video hoaks yang tersebar di media sosial terkait perang Rusia-Ukraina ini, salah satu contoh video hoaksnya, seperti yang dilansir dari laman cek fakta milik liputan6.com, ialah video yang diklaim berasal dari sebuah acara televisi Ukraina. 

Pada video tersebut terdapat seorang reporter yang sedang menyampaikan sebuah berita dengan dilatari oleh beberapa kantong mayat. Video hoaks tersebut mengklaim bahwa sang reporter sedang melaporkan jumlah korban tewas dalam perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung. 

Faktanya, video tersebut merupakan cuplikan berita soal unjuk rasa yang terjadi akibat adanya perubahan iklim yang terjadi di Wina, Austria. Sedangkan orang-orang yang berbaring di dalam kantong mayat merupakan aksi simbolis yang mengacu pada sebuah studi ilmiah yang menyatakan bahwa kemungkinan ada sekitar 49 orang meninggal dunia setiap harinya akibat perubahan iklim yang terjadi di Austria.

 Informasi Hoaks pertama dapat ditelusuri kebenarannya melalui https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/Wb7XRVPk-cek-fakta-video-tentara-ukraina-eksekusi-lelaki-tua-yang-sedang-membaca-surah-al-fatihah-tanpa-ampun-ini-faktanya dan https://www.snopes.com/fact-check/ukraine-soldiers-chechnya-killings/ 

Informasi hoaks Kedua dapat ditelusuri kebenarannya melalui https://m.liputan6.com/cek-fakta/read/4902948/cek-fakta-tidak-benar-dalam-video-ini-tv-ukraina-melaporkan-korban-tewas-akibat-invasi-rusia

Apa saja dampak dari tersebarnya informasi hoaks?

Informasi hoaks sangat merugikan masyarakat, dapat menimbulkan kekacauan yang berimbas pada keamanan dan kenyamanan di lingkungan bangsa dan negara. Informasi hoaks dapat mempengaruhi pikiran masyarakat  menjadi khawatir, takut, kecewa, marah, menjatuhkan orang lain, sampai menyebabkan perpecahan. 

Dampak maraknya informasi hoaks ini dapat bertambah besar jika masyarakat kurang pengetahuan dan wawasan dalam menyeleksi informasi yang diterima. Ditambah lagi jika masyarakat yang termakan berita hoaks tersebut ikut meneruskan informasinya. Hal tersebut dapat menjadi pemicu perpecahan atau permusuhan di masyarakat. (Rahmadany, Safitri dan Irwansyah: 2021).

Informasi hoaks terkadang diprovokasi dengan judul yang sangat provokatif yang menggiring opini negatif  pembaca. Opini negatif, fitnah, penyebar kebencian yang menyerang pihak tertentu dapat menimbulkan ketakutan, hingga dapat merusak reputasi dan kerugian materi pihak yang diberitakan. Informasi hoaks membuat pandangan masyarakat menjadi terombang-ambing antara hal yang benar dengan hal yang tidak benar. Dampaknya di Indonesia, masyarakat sedikit cemas akan apa yang terjadi karena nyatanya jika perang meledak maka dampaknya akan sangat dahsyat. Informasi hoaks yang beredar juga menimbulkan opini negatif serta perpecahan dalam masyarakat, baik dari segi argumen maupun perkelahian secara langsung. 

Bagaimana langkah-langkah agar tidak tertipu dengan berita hoaks?

Sebagai masyarakat yang melek terhadap perkembangan zaman, seharusnya kita tidak boleh terhasut kepada berita berita yang beredar begitu saja dan membagikan postingan tersebut ke orang lain tanpa di cek terlebih dahulu kebenaran beritanya. Berikut langkah-langkah mengenali berita hoaks,

  1. Menghiraukan berita dengan kalimat yang provokatif atau melaporkan berita tersebut kepada pihak yang berwenang

  2. Memastikan bahwa alamat situs berita terpercaya, seperti .id dan centang biru untuk Instagram

  3. Memeriksa kebenaran dari berita-berita yang beredar. Hal tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan mengikuti akun- akun instagram yang memberantas hoaks serta membagikan tips terkait periksa fakta, seperti akun instagram @factchecker.ui

DAFTAR PUSTAKA

CNN Indonesia. (2022). Dampak Perang Rusia Ukraina bagi Ekonomi Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220225103250-532-763950/dampak-perang-rusia-ukraina-bagi-ekonomi-indonesia

Deutsche Welle. (2022). Russia’s Invasion on Ukraine. https://www.dw.com/en/russias-invasion-of-ukraine/t-60931789

jalahoaks. (n.d.). Tentara Ukraina membunuh lelaki tua yang sedang membaca surah Al-Fatihah. https://www.instagram.com/p/CbRHJ_zP7LW/?utm_medium=copy_link

Jalahoaks. (n.d.-a). [HOAKS] - Tentara Ukraina Membunuh Lelaki Tua yang sedang Membaca Al-Fatihah. https://jalahoaks.jakarta.go.id/detail/HOAKS-TENTARA-UKRAINA-MEMBUNUH-LELAKI-TUA-YANG-SEDANG-MEMBACA-AL-FATIHAH

Jalahoaks. (n.d.-b). Tentara Ukraina Membunuh Lelaki Tua yang Sedang Membaca Al-Fatihah⁉️. https://twitter.com/jalahoaks/status/1504997274019016707?t=VoaxEGZ06qs_l4wvj-rMJg&s=19

Narasi Newsroom. (2022). Kenapa “Perang Dunia III” Sering Disebut Terkait Rusia-Ukraina? https://youtu.be/eT5cfTK8_Zw

Pramana, E. (2022). Hoaks Terkait Perang Rusia-Ukraina, Manfaatkan Cuplikan Video Game. https://www.jawapos.com/hoax-atau-bukan/08/03/2022/hoaks-terkait-perang-rusia-ukraina-manfaatkan-cuplikan-video-game/

Yunita. (2017). Ini Cara Mengatasi Berita “Hoax” di Dunia Maya. https://kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-maya/0/sorotan_media

Oktovianny, L. (2020). Budaya Literasi (Baca-Tulis) dan Hoaks Di Era Disrupsi. UNEJ e-Proceeding, 42-46.https://jurnal.unej.ac.id/index.php/prosiding/article/view/19969/8721

Annisa, W. N., Agustina, C. W., Puspitasari, W., Rofi’ah, K. N. N., & Ramadhani, S. A. (2021). Peran Literasi Digital untuk Mencegah Penyebaran Hoaks bagi Masyarakat Indonesia. Journal of Education and Technology, 1(2), 113-118. http://jurnalilmiah.org/journal/index.php/jet/article/view/68

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun