== Kisah Nyata Kelahiran 15 Mei 2013 ==
Sekilas tentang Teteh
Teteh adalah pembantu rumah tangga di rumah Ibu Joko, usia 20 tahun, menurut cerita Ibu Joko, Teteh adalah janda beranak 2, Tina 4 tahun dan Cici 2 tahun, keduanya berjenis kelamin wanita dan tinggal di Bogor bersama orang tua Teteh.
Kedua anak Teteh di dapat dari 2 lelaki yang berbeda, lelaki pertama Andi, seorang kuli bangunan yang bekerja di proyek dekat rumah Teteh di Bogor, meninggalkan Teteh begitu saja ketika teteh sedang hamil, sampai saat ini tidak pernah ditemukan dan tidak pernah menengok anaknya. Lelaki kedua Zainal yang berprofesi sebagai tukang Soto Mie Bogor di sekitar Palmerah.
Setahun yang lalu tanpa sebab yang jelas Zainal meninggalkan Teteh dan pindah berjualan ke tempat yang tidak diketahui oleh Teteh, Zainal seperti hilang di telan bumi sama seperti Andi lelaki pertama Teteh. Teteh menikahi keduanya secara siri.
Pada saat mengandung anak pertama, teteh berusia 16 tahun, dalam teori perkembangan Erik Erikson, Teteh dalam tahap ke 5 yaitu identitas VS kekacauan Identitas pada usia 13-19 tahun, dorongan untuk membentuk identitas diri terlihat ekstrim dan berlebihan. Teteh berhasil berperan sesuai identitas seksnya dan tidak bimbang dalam hubungan heteroseksual, berhubungan dengan Andi sehingga menjadi hamil (hubungan antara Pria dan Wanita, bukan Wanita dengan Wanita), namun gagal dalam menghadapi kebimbangan nilai-nilai karena berhubungan tanpa nikah dengan Andi dan hamil.
Riwayat Pekerjaan Teteh
Sudah bekerja 2 tahun di rumah ibu Joko, sebelumnya Teteh bekerja di Ko Ahong, pemilik toko kelontong Maju Jaya sebagai pengurus Ci Wawa, istri Ko Ahong yang lumpuh akibat stroke. Teteh bekerja saat berusia 16 tahun, setelah melahirkan anak pertama dan harus membiayai anaknya.
Teteh berhenti dari Ko Ahong karena tidak sanggup dengan perlakukan Popo Cing cing, orangtua dari Ko Ahong yang sangat cerewet dan tidak pernah puas juga karena faktor kehamilan kedua dari hubungannya dengan Zainal tukang sotomie yang sering parkir gerobak di samping toko Ko Ahong.
Sperma Zainal dan ovum dari Teteh membentuk Zigot yang berarti telah dimulai masa pranatal yang berlangsung antara 180 – 344 hari, setelah itu Teteh akan melahirkan bayinya. Tahapan pranatal terbagi menjadi 3 yaitu germinal, embrionik dan fetal.
Sesuai dengan mitos pranatal di Indonesia yang masih perlu keterangan secara ilmiah dimana ada keinginan kuat seorang ibu ketika ia hamil (ngidam) dan keadaan hormonal mengakibatkan Teteh sering mual dan mau makan yang tidak biasa (Teteh ngidam durian pada kehamilan keduanya), sangat mengganggu pekerjaan sebagai pengurus ci Wawa yang alergi terhadap durian, bahkan dari mencium aroma dari mulut Teteh.
Setelah masuk tahap Fetal, usia kandungan 8 minggu ( 2 bulan), Teteh memutuskan untuk berhenti dari Ko Ahong dan pulang kampung.
Perkenalan Teteh dengan Ibu Joko
Setelah Teteh melewati tahap Fetal dimana pada akhir bulan ke delapan, tubuh janin sudah lengkap terbentuk dan pada usia janin 9 bulan 10 hari, Teteh melahirkan anak kedua yang berjenis kelamin perempuan yang diberinama Cici Zaini.
Setelah 40 hari usia bayi, Teteh memutuskan untuk kembali bekerja sebagai pembantu rumah tangga, dengan bantuan Zainal sang suami Siri, Teteh diperkenalkan kepada Ibu Joko seorang wanita setengah baya yang memiliki 2 anak kecil ( 8 Tahun dan 1 tahun).
Teteh segan untuk kembali bekerja di Ko Ahong, walaupun ko Ahong mengharap Teteh kembali bekerja.
Kalau dilihat dari usia Ibu Joko (45 tahun) dapat dilihat anak bungsu yang berusia 1 tahun, dimana usia ibu ketika hamil adalah 44 tahun, dalam teori perkembangan faktor usia ibu mempengaruhi bayi lahir prematur adalah usia remaja dan 30 tahun keatas, bayi yang mengalami Sindrom Down jarang dilahirkan oleh ibu yang berusia 30 tahun, akan tetapi resiko menjadi bertambah setelah ibu mencapai 30 tahun. Anak bungsu ibu Herman tidak mengalami Sindrom Down tapi memang dilahirkan prematur dan harus di rawat di inkubator selama 2 minggu, lahir dengan operasi cesar dalam usia janin 9 bulan 10 hari.
Inkubator diperlukan untuk bayi prematur mudah mengalami hipotemi dimana keadaan suhu tubuh terlalu rendah, inkubator mengatur agar suhu tetap terjaga pada 35-36 derajat celcius.
Ibu Joko yang saat itu sangat membutuhkan pembantu mengingat sebagai wanita karir dan mertua yang sudah resah dan gelisah minta pulang kampung karena tidak sanggup harus mengurus cucu, pilihan berat antara bekerja atau dirumah, akhirnya Ibu Herman memutuskan untuk meng Hijack Teteh dari Ko Ahong yang masih tetangganya di Palmerah.
Sempat terjadi sedikit keributan ketika Popo Cing cing datang ke kontrakan Ibu Herman dan mencari Teteh dan membujuk Teteh untuk kembali bekerja di Ko Ahong merawat ci Wawa, karena Teteh bersembunyi di dalam lemari dan terlihat oleh Popo Cing Cing.
Malam Yang Tidak Akan Terlupakan
Teteh dan keluarga Ibu Herman hidup selaras, tiap bulan Teteh ijin 2 hari untuk pulang kampung ke Bogor menengok anak. Dalam pekerjaan, Teteh mendapatkan acungan jempol dari Ibu Joko, Teteh bisa sabar mengurus Budi anak bu Joko yang berusia 1 tahun.
Pada usia 1-3 tahun, dalam teori Freud ada dalam fase anal dimana dubur merupakan daerah aktivitas dinamik. Pada tahap anal, toilet training memaksa anak menunda kepuasan bebas dari tegangan anal. Toilet training menurut Freud adalah bentuk memuaskan kepuasan Id dan Superego sekaligus. Teteh mengajar Galih toilet training dengan benar, sehingga Galih dapat mengeluarkan kotoran pada waktu dan tempat yang tepat (pagi hari dan di toilet), galih mendapatkan pengertian bahwa mengeluarkan feces adalah aktivitas yang penting prototif dari sikap kreatif dan produktif.
Sampai pada suatu malam, jam 00.15 Ibu Joko mendengar suara mengerang kesakitan dari kamar Teteh, ketika di tengok tampak Teteh dengan posisi mengangkang dan kepala bayi bagian atas tersembul dari Vagina Teteh.
Ibu Joko panik dan berlari mengetuk pintu tetangga, saat itu Pak Joko sedang tugas diluar kota, dirumah hanya ada Ibu Joko dan kedua anaknya Yuyun dan Budi yang sedang tertidur pulas.
Baru ketukan ke3 terdengar suara keras tangisan bayi dari rumah bu Joko, Ibu Joko dan Ibu Dahlia kaget bukan kepalang. Kebetulan saat itu Ibu Dahlia sedang Sholat Tahajud sehingga ibu Joko mendapat respon yang cepat hanya pada ketukan ke3 ibu Dahlia membuka pintu dan mereka berdua kaget bareng mendengar tangisan bayi yang nyaring dari rumah ibu Joko.
Ibu Dahlia bergegas memanggil Ibu Anna yang sebelumnya pernah menjadi dukun beranak, mereka bertiga ditengah malam kekamar Teteh dan tampak bayi sudah keluar dari perut Teteh dengan darah yang berceceran di sprey.
Teteh melahirkan secara normal, spontan dan tanpa bantuan medis seorang bayi perempuan yang sehat dan lengkap, untuk mengeluarkan ari ari dari perut Teteh, Ibu Anna meminta Teteh jongkok sampai keluar semuanya, kemudian ari-ari tersebut dipotong dengan menggunakan gunting seadanya, tidak ada jahitan pada vagina Teteh.
Setelah proses melahirkan Teteh langsung ke kamar mandi, membersihkan diri lalu mengganti sprey, mengepel lantai dan mencuci semua kotoran yang berasal dari proses persalinan tadi, Ibu Anna membantu memandikan bayi yang baru lahir dan membungkusnya dengan taplak meja karena tidak ada sama sekali persiapan kelahiran bayi. Ibu Joko dan Ibu Dahlia naik motor ke supermarket 24 jam untuk membeli perlengkapan Bayi.
Bayi yang dilahirkan secara normal akan memiliki ketangguhan karena telah menghadapi stressor pada saat proses kelahirannya, ini akan terbawa oleh individu sampai tumbuh menjadi anak anak, remaja maupun dewasa.
Zigot, Ovum Teteh + Sperma siapa ?
Setelah kejadian malam yang tidak terlupakan, kontrakan Ibu Joko menjadi ramai dikunjungi tetangga baik yang memberikan simpati maupun sekedar melihat anak haram yang dilahirkan Teteh. Tragedi Teteh yang ditinggal oleh Zainal Tukang Soto Mie sudah diketahui oleh seluruh penghuni kontrakan sampai ke gang depan toko kelontong Ko Ahong.
Jadi siapakah pemilik sperma yang bergabung dengan ovum pada rahim Teteh dan menjadi zigot yang terjadi pada saluran telur Teteh secara alami tidak dengan teknologi pembuahan invitro (bagi yang kesulitan mempunyai keturunan dengan hubungan seksual yang alami).
Sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma di sebut Zigot yang mulai membelah diri dari 1 sel menjadi 2, menjadi 4, menjadi 8 dan seterusnya, dalam waktu 10 sampai 14 hari telah menjadi segumpal sel yang melekatkan diri ke dinding rahim. Bagian luar membentuk placenta, bagian dalam membentuk embrio. Placenta dan embrio dihubungkan oleh tali pusat. Masa ini disebut Tahap Germinal.
Tahap selanjutnya adalah tahan embrionik biasanya dimula setelah dua minggu dari pembuahan dan berlangsung sampai sekitar 8 minggu dimana pada minggu ke empat hingga kedelapan hormon testoron dikeluarkan oleh testis (yang masih belum terbentuk sempurna) oleh embrio yang secara genetik laki laki, tanpa hormon ini embrio secara anatonis akan membentuk perempuan.
Pada masa germinal dan embrionik 1-8 minggu, perubahan bentuk tubuh pada ibu belum terlihat, janin masih berukuran kurang dari 1 inch dan berat kurang dari 1 ons.
Setelah melewati tahap genital dan embrionik, perkembangan bayi masuk ke tahap fetal atau periode janin, pada tahap ini janin berkembang cepat dan menjadi besar, akan sulit bagi Teteh untuk tidak mengakui kehamilannya.
Sampai tulisan ini dibuat, Teteh belum mengakui siapa ayah dari anak ke3 yang dikandungnya. Siapakah tersangka pemilik sperma ?
1. Pak Joko, karena Ibu Joko sebagai wanita karir, sering tugas luar kota dan meninggalkan pak Herman, Teteh dan anak2. Bisa dilakukan kapan saja jika Ibu Joko lengah
2. Kuli Bangunan dekat rumah ibu Joko, gosip tetangga sering lihat Teteh ngobrol , bisa dilakukan siang ketika ibu dan Bapak Joko Kerja, Yuyun sekolah.
3. Teteh mungkin punya pacar di kampungnya di Bogor, setiap pulang dari Bogor Teteh sering pakai baju baru katanya dibelikan teman
4. Atau Teteh sendiri tidak tahu siapa karena berhubungan dengan banyak lelaki ?
Disembunyikan tetap Ketahuan
Ibu Joko sangat tidak menyangka Teteh hamil, walapun beberapa tetangga mengatakan “Bu Joko, Teteh kok kaya lagi hamil ya ?” Teteh berperawakan pendek gendut sejak awal pertama bertemu sudah seperti itu. Pernah ditanyakan ke Teteh, dia menyangkal dan tidak mengakui kehamilannya.
Ibu Joko yang setiap hari bertemu tidak menyadari perubahan bentuk tubuh dari Teteh,pada semester pertama atau kedua, mungkin masih mudah disembunyikan dengan baju longgar, namun ketika sudah masuk trisemester ketiga, pada bulan ke sembilan dimana panjang janin sudah 19 inch dengan berat 6 pound atau sekitar 3 Kg, agak sulit untuk disembunyikan.
Kalau diperhatikan menurut Ibu Herman, tampak Teteh tidak menghendaki kehadiran bayi ini, Teteh minta tolong untuk bisa terus bekerja dan bayinya dia mau buang saja di dekat masjid supaya ada yang menemukan dan mengurusnya.
Teteh tidak menyusui bayinya karena tidak ada air susu yang keluar, kemungkinan karena gizi yang kurang dan tidak menginginkan bayinya.
Kehamilan yang tidak dikehendaki menimbulkan bahaya bagi perkembangan pranatal yaitu bahaya psikologis karena tekanan yang dialami ibu karena tidak menghendaki anaknya. Sikap ibu dapat mempengaruhi bayi yang belum dilahirkan melalui perubahan endokrin yang dapat terjadi apabila calon ibu menderita tekanan yang berat dan dalam waktu yang lama biasanya diiringi dengan sikap yang kurang menyenangkan, sikap ini mengakibatkan perkembangan kognitif dan mengingat pada masa janin terhambat.
Keadaan dan ketegangan emosional ibu hamil yang mengakibatkan produksi andrenalin mengakibatkan janin kekurangan udara dan menyebabkan ketidakteraturan dalam proses melahirkan, tidak terlihat dalam kasus Teteh. Teteh tampak dengan mudah melahirkan dan langsung bekerja tanpa beban dan rasa sakit, tidak ada kesedihan ketika anaknya diberikan ke orang lain. Ekspresi datar sulit di tebak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H