Mohon tunggu...
penulis penulis
penulis penulis Mohon Tunggu... Administrasi - ...

...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sepenggal Kata Cinta untuk Susilo Bambang Yudhoyono

20 Oktober 2014   14:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:24 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raut Wajahmu terlihat lesu,

Ketika kau pulang dari negeri seberang, hati ini terhanyut merintih perih mendengar hujatan dari jutaan orang yang tau balas budi...

Teruntuk Presiden Terbaik yang Kami Banggakan,

Mungkin Bapak tidak pernah mengenal kami, tapi ketahuilah bahwa kami sangat mengenal Bapak. Kami selalu mengikuti sepak terjang yang dilakukan Bapak. Anggap saja sepenggal kata cinta yang kami sampaikan ini menjadi perwakilan dari sekian juta pemuda Indonesia.

Kami bukan anak muda yang pandai merangkai kata atau pun membahasakan selaksa peristiwa melalui pena. Kami hanya berusaha berbagi apa yang kami pikirkan, apa yang kami amati, dan apa yang kami rasakan.

Perpisahan seharusnya menjadi waktu yang mengharukan, tapi, apakah kami harus ikut haru? Bukankah kami akan menyambut hal yang baru untuk negeri ini? Ah, tetap saja, semua basa basi ini terkesan sulit. Didepan sana, ada pengganti bapak yang juga dipilih oleh lebih dari 50 persen rakyat Indonesia. Namun, hati kami tetap saja sulit melepaskan semua kenangan yang bapak torehkan pada negeri ini.

Bapak Presiden yang Kami hormati,

Kami semua Rakyat Indonesia tau bahwa lebih dari separuh dari usiamu kau abdikan untuk Ibu Pertiwi. Sepuluh tahun kau mengabdi menjadi pelayan kami yang mengayomi dan melindungi kami dengan sepenuh hati. Loyalitas, perjuangan dan ketulusanmu tak perlu diragukan. Kapanpun, dimanapun dan dalam keadaan yang bagaimanapun engkau senantiasa mengabdi dengan sepenuh hati. Ini membuat kami tetap simpati dan percaya bahwa Bapak masih menjadi yang terbaik bagi negeri ini.

Bapak Presiden yang Kami hormati,

Kami akui, kau kuat di segala hal. Disela - sela kesibukan dalam keseharianku, tak sedikit kulihat dari mereka mencaci dan menghujatmu. Aku tau kau mendengarkan. Aku juga tau kau merasakan. Sebagai seorang manusia biasa, aku juga paham kalo kau marah akan hal - hal itu. Tapi kau memilih diam Presidenku, kau memilih diam dan memendam semuanya. Walau kutau dihatimu yang paling dalam pasti tersimpan amarah, kesedihan bahkan tangisan yang tak semua orang bisa merasakan apalagi mendengarnya. Namun disaat hatimu sedang miris, seorang malaikat seolah selalu menguatkanmu dan selalu berkata “Hey Kau, mereka menghujatmu, mereka juga mencacimu. Tetapi mereka sangat membutuhkanmu. Apakah engkau ingin membiarkan mereka kelaparan, kehausan dan kedinginan? Mereka membutuhkan ketulusan hatimu untuk terus membuktikan bahwa engkau akan selalu ada untuk mereka”. Disaat itulah engkau sadar bahkan lupa akan kebutuhan pribadimu. Tak teratur makan, tak cukup tidur, tak pernah berbagi waktu untuk keluarga hanya karena ingin melihat rakyatmu tertawa dan senang. Sekali lagi, kami bangga padamu.

Bapak Presiden yang Kami hormati,

Maafkan kami jika kami hanya bisa menghujat tanpa memberi solusi yang tepat. Maafkan kami jika kami hanya bisa mengkritik tanpa aksi. Maafkan kami jika kami hanya bisa menggunjingkanmu di warung-warung kopi tanpa pernah turut bergerak untuk membangun negeri ini. Kami sadar, bahwa seorang pemimpin bangsa tak akan pernah bisa menyenangkan hati seluruh rakyatnya. Kami sadar bahwa bapak punya keterbatasan seperti halnya manusia biasa. Kami sadar bahwa bapak bukanlah dewa yang bisa mensejahterakan negeri ini dalam hitungan jari. Sepuluh tahun sudah bapak mengabdi untuk kami, kami benar-benar melihat negeri ini berubah menjadi lebih baik.

Bapak Susilo Bambang Yudhoyono,

terimakasih sudah memimpin Indonesia selama satu dekade. Meskipun dengan berat hati, kami harus merelakan bapak untuk pergi. Namun, kami percaya bahwa bapak akan terus mengabdi pada negeri ini dengan berjuta cara lain. Pengabdian bapak akan terus menjadi kenangan indah bagi bangsa Indonesia.

Terima kasih atas segala perjuanganmu terhadap bangsa ini. Selamat purna tugas Jenderal Besar. Semoga Bapak dan keluarga selalu dalam lindungan Allah SWT.

Salam hangat dari dua anak muda yang berusaha peduli pada bangsanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun