Jika berkunjung ke suatu daerah, biasanya orang akan mencari kuliner yang khas daerah tersebut. Di Malang sendiri banyak sekali kuliner legendaris yang mungkin tak semua orang tahu. Bahkan yang terkenal pun belum tentu legendaris. Salah satunya adalah warung rujak yang sudah berdiri berpuluh tahun yang lalu.
Namanya Warung Rujak Pojok. Lokasi warung ini dekat dengan stasiun Kota Baru Malang sekitar 50 meter yaitu di Jalan Pajajaran. Persis di sevelah Taman Trunojoyo.
Sejarah Depot Rujak Pojok
Depot Rujak Pojok ini menjadi salah satu kuliner legendaris di Kota Malang. Depot ini berdiri tahun 1958, dimana pada saat itu belum banyak pesaing penjual rujak. Warung ini merupakan usaha keluarga sehingga dimiliki dan dikelola oleh keluarga secara turun-temurun.
Pasangan suami istri, Then Pian Sen dan Oe Tjie em, merintis usaha kuliner rujak yang masih jarang penjualnya. Mereka mendirikan warung rujak pada tahun 1958. Tahun 1963, warung ini pindah ke Jalan Pajajaran No 25B sampai sekarang. Warung ini dinamakan warung Pojok karena berada di pojokan jalan. Tahun 1965, ketika terjadi peristiwa Gestapu, warung Rujak Pojok ini kemudian berhenti sementara selama 3 tahun. Setelah kondisi aman, tahun 1968, warung Pojok kembali dibuka.
Setelah itu, sekitar tahun 1975-1988, warung dikelola secara penuh oleh Then e Chen alias Maryam, muallaf ketika menikah dengan Abdullah. Tahun 1988, warung dikelola oleh Hendro Kusumo, putra kedua dari Abdullah dan Maryam. Tahun 1988, warung Pojok ini resmi berubah nama menjadi "Depot Rujak Pojok". Tahun 2004 sampai sekarang, warung di kelola oleh Andry Kusuma.
Keunikan
Jika kita datang ke warungnya sekarang, kita akan melihat banyak sekali menu-menunya. Tak hanya rujak cingur dan rujak manis, tapi juga Lontong Cap Gomeh, Soto, Rawon, Nasi Campur, Gado-Gado, kare, pecel dan lain-lain. Menu minumannya juga bervariasi seperti es kolak, dawet, jus buah, es kacang merah, dan lain-lain.
Sebelum ada menu itu semua, menu yang dijual saat buka pertama dulu hanya rujak dan es kolak. Sampai sekarang menu itu masih ada.
Meski telah berganti generasi, bahan bakunya tak berubah, begitu juga rasanya. Â Ulekannya di tangan adik Pak Andry rasanya hampir sama dengan ulekan dari buyut-buyutnya dibanding ulekan yang lain. Seperti ada rohnya.
Saya pun penasaran dengan menunya, ternyata memang saya pernah makan menu ini. Lontong Cap go Meh seperti lontong sayur yang diberi ayam dan telor yang dibalur bumbu petis di atasnya. Menurut penuturan pemilik warung, Lontong Cap Go Meh ini laris pembelinya saat beberapa hari setelah perayaan imlek. Memang di Malang sendiri, Lontong Cap Go Meh ini masih jarang yang jual.
Depot Rujak Pojok ini sejak dulu sudah menjadi kuliner istimewa bagi masyarakat Malang. Tahun 1958, penjual rujak hanya sedikit, setiap pembeli datang sampai antri bahkan, yang paling parah, ada yang sampai pingsan.
Maaf Jumat Tutup!
Karyawan Depot Rujak Pojok didominasi oleh pria muslim sehingga saat setiap hari Jumat depot tutup. Tujuannya tak lain agar pikiran tidak terganggu saat sholat Jumat karena memikirkan pembeli yang datang ke depot. Buka warung ini dari jam 10.00 -17.00 WIB.
Rujak Halal
Meskipun Depot Rujak Pojok ini sudah belum memiliki sertifikat halal, insyallah makanannya tetap halal.
Bagi yang merencanakan liburan ke Malang naik kereta api, bisa mampir ke Rujak Pojok ini ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H