Semarang adalah salah satu kota yang pernah saya tinggali selama dua tahun. Waktu yang sangat singkat untuk mengenal kota yang terkenal dengan bangunan bersejarah Lawang sewu. Tak cukup pula untuk mengunjungi semua tempat wisata menarik di Semarang dan sekitarnya.
Beruntung, akhir September, saya dan keluarga kecil saya mengunjungi kota pesisir dan perbukitan itu. Sampai saya di Semarang, saya masih bingung akan pergi ke tempat wisata apa di Semarang. Saya ingin tempat wisatanya yang ramah anak dan pastinya anak saya excited kalau pergi ke tempat wisata itu.
Saya pun kontak teman-teman saya di Semarang. Saya juga browsing di internet tentang tempat wisata di Semarang. Saya sempat menemukan artikel dari Pegipegi yang membahas tentang wisata ke Museum Kereta Api. Travel Tips Pegipegi dan saran dari teman saya membuat saya menjatuhkan pilihan Museum Kereta Api Ambarawa sebagai destinasi wisata saya. Hal yang membuat saya tertarik adalah kita bisa naik kereta wisata. Saya pun tidur malam di hotel dan membayangkan betapa senangnya anak saya bisa naik kereta wisata di Museum Kereta Api.
Setelah saya check out dari hotel yang saya pesan daring (online). Sekarang emang banyak banget travel agent online yang memudahkan kita pesan hotel, tiket kereta dan tiket pesawat online. Salah satunya di aplikasi Pegipegi atau di websitenya Pegipegi.com ya. Nggak cuma hotel tapi juga pesawat dan kereta api. Biasanya ada promo juga kalau pesan di aplikasi atau website Pegipegi khusus bagi member Pegipegi.
Perjalanan saya ke tempat wisata sejarah itu selama hampir satu jam tepatnya di Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Saya tak paham kenapa pagi-pagi, belum sarapan pula, saya harus lari-lari menuju loket dengan orang-orang yang ingin naik kereta wisata.
Jadi, judul pagi itu adalah berkejar-kejaran demi kamu!
Meskipun sempat salah jalan (Tuh kan, saya benar-benar belum hapal daerah Semarang), saya tiba di Museum Kereta Api Ambarawa sekitar pukul 07.30 padahal museum buka pukul 08.00. Saya kira saya bakal orang pertama yang akan tiba di sana. Betapa terkejutnya saya karena sudah banyak kendaraan yang berhenti di depan pagar museum!
Baiklah, saya kalah gasik (pagi).
Seorang pegawai berpakaian ala penjaga stasiun jaman dulu berkata, "Nanti masuk stasiun pasti banyak orang balapan seperti di sirkuit."
Oh, baiklah.