Mohon tunggu...
Lita Lestianti
Lita Lestianti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ibu rumah tangga

No culture, No Future!

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lebaran Tanpa Masak-masak Kurang Afdol

14 Juni 2018   11:29 Diperbarui: 14 Juni 2018   11:40 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

"Lebaran sebentar lagi....."

Biasanya di keluarga orang tua saya menjelang lebaran begini, dapur itu tidak pernah sepi. Dulunya, waktu masih di kalimantan, ibu saya selalu masak besar karena ada keluarga besar dan rekan kantor bapak yang pasti berkunjung ke rumah. Setiap berkunjung langsung ibu selalu menawari makan.

Menunya biasanya sate ayam, sambel goreng kentang, lontong, soto atau opor. Saya-kalau pas pulang ke rumah- dan adik saya juga sibuk membantu di dapur. Sate ayam dan lontong biasanya sudah pesan ke orang lain.

Kadang saya bingung, kenapa sih ibu harus bercapek-capek ria menyiapkan makanan untuk setiap tamu yang datang. Belum lagi lihat dapur yang bertumpuk piring-piring dan gelas-gelas setelah makan. Yang capek memang bukan hanya ibu, tapi juga saya dan adik saya.

Tiap saya tanya kenapa sih tiap tahun harus buat makanan? Ibu cuma bilang ya nggak enak kalau tamu kantor datang nggak nawarin makanan.

Hmm.. Bahkan ibu sampai tahu, tamu yang datang saat lebaran banyak atau tidak. Kalau beliau tahu lebaran kali ini tamunya nggak banyak soalnya pada pulang kampung ke Jawa. Entah bagaimana beliau bisa tahu. Apa mengabsennya satu-satu atau memang mendengar dari cerita bapak. Hehe.

Tiap saya dengar tamunya tidak banyak, saya pun sedikit lega mengingat saya tidak perlu capek-capek amat.

Begitu juga dengan Bude yang sudah punya banyak cucu, ada yang mempersiapkan makanan seperti bakso atau soto. Terus dilengkapi dengan minuman dingin, puding atau kue tart. Setiap lebaran, rumah akan ramai dan keluarga berkumpul untuk menikmati sajian-sajian Bude.

Sekarang, karena orang tua sudah pensiun dan pindah ke Jawa, tamu yang datang sudah bukan rekan kerja bapak tapi keluarga besar yang tinggalnya hanya lima langkah dari rumah. Walaupun begitu, dapur ibu tetap mengepul. Tak bisa dihindari, ibu tetap masak-memasak istimewa untuk hari besar Idul Fitri nanti. Memang ibu tidak memasak makanan sebanyak seperti di Kalimantan.

Di Jawa, ibu masak hanya untuk keluarga saja walaupun keluarga juga sudah masak-masak sendiri, hehe. Untuk mempersiapkan itu semua, ibu sudah belanja bahan-bahannya siang hari dua hari sebelum lebaran.

Biasanya menjelang hari lebaran begini, tempat-tempat seperti pasar, swalayan dan Mall itu sangat ramai. Rata-rata pedagang ayam yang paling banyak dicari pembeli. Selain pasar, ibu juga pergi ke swalayan siang harinya. Biasanya ibu beli beberapa kaleng kue atau wafer di swayalan dekat rumah. Harganya terjangkau tapi ramai sesak karena swalayannya juga menjual baju-baju.

Kami tidak terlalu suka membuat kue kering, bagi ibu mending beli kue saja di toko-toko daripada membuat. Lebih capek dibanding masak-masak.

Sebenarnya mempersiapkan makanan istimewa sebelum lebaran itu bukan sesuatu yang wajib. Entah kenapa itu sudah menjadi tradisi sebagian orang. Kalau tidak melakukannya seperti kurang afdol.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun