Mohon tunggu...
Lita Lestianti
Lita Lestianti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ibu rumah tangga

No culture, No Future!

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Mitos dan Fakta Tentang Kebiasaan di Bulan Ramadhan

3 Juni 2018   04:38 Diperbarui: 3 Juni 2018   04:48 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama menjalani puasa di bulan ramadhan akan banyak sekali hal-hal yang kita lakukan tapi belum tentu benar baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi agama. Ada hal yang bersifat mitos dan ada yang bersifat fakta. Terkadang kita tidak tahu mana yang benar-benar mitos dan mana yang benar-benar fakta.

Di bulan ramadhan, tentu banyak juga kebiasaan-kebiasaan yang bisa jadi mitos dan bisa jadi fakta. Beberapa kebiasaan tersebut adalah:

1. Kebiasaan berbuka dengan yang manis

Sejak dulu kita mengetahui bahwa ada kalimat "berbukalah dengan yang manis." Dengan kalimat itu, kita akhirnya berbuka dengan makanan dan minuman yang manis-manis, seperti es campur, es teh, terang bulan, dan lain-lain. Harapannya dengan berbuka dengan yang manis tenaga kita akan pulih kembali. Nyatanya itu adalah MITOS. Karena ternyata hal itu bisa menambah penyakit gula dalam tubuh.

Beberapa hari lalu saya membaca pesan di grup whatsapp yang bercerita ada seseorang yang pingsan saat taraweh. Begitu selesai taraweh diketahui orang itu meninggal dengan gula darah yang tinggi 700 mg/l dan tensinya tinggi. Seseorang yang kebetulan jadi mentor kesehatan  di dietmentoring.com sedang sholat taraweh di sana dan jamaah lain bertanya kepada sang mentoring tentang penjelasan kematian sang bapak apalagi saat berbuka sang mentoring hanya berbuka dengan air putih.

Mentoring itu pun menjelaskan bahwa selama kita tidak makan dari subuh sampai maghrib maka gula darah kita turun termasuk glikogen (gula di liver) menurun. Itu menyebabkan insulin berhenti diproduksi. Insulin diproduksi kalau gula darah tinggi karena bertujuan menurunkan gula darah tingi yang bisa jadi racun.

Bayangkan, kalau kita makan banyak karbohidrat yang di dalam tubuh. Karbohidrat ini diubah menjadi gula. Tiba-tiba insulin yang seharian beristirahat membuat tubuh jadi kaget. Kalau sebelum-sebelumnya gula darah kita selalu tinggi, maka pankreas kita tidak pernah istirahat. Lemburan terus memproduksi insulin agar gula darah bisa stabil. Kalau lembur terus, lama-lama produksi insulin tidak cukup untuk menstabilkan gula darah. Kalau hal itu sudah terjadi, artinya kita sudah menderita diabetes.

Itu kenapa penderita diabetes wajar kalau insulinnya tidak cukup untuk menetralisir gula darah. beliau yang melonjak akibat ngamuk makan gula dan karbohidrat saat buka bersama. Kalau gula darahnya melonjak sampai 700 mg/dl, sementara insulinnya tidak cukup mampu menetralisir, jatuh pingsan begitu ya sebuah kewajaran.

Sementara Nabi Muhammad SAW mengajarkan makanan saat berbuka yaitu kurma. Kalau tidak ada kurma maka air putih seperti yang disebutkan dalam hadits :

"Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah),  jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air". HR Abu Dawud (no. 2356), Ad-Daruquthni (no. 240) dan Al-Hakim (I/432 no. 1576). Dihasankan oleh Imam Al-Albani dalam Irwa-ul Ghalil fi Takhrij Ahaadits Manaaris Sabiil IV/45 no. 922.

Bandingkan saat kita berbuka puasa. Semua makanan masuk. Ternyata kurma memang memiliki kadar gula yang rendah dan termasuk karbohidrat kompleks jadi butuh waktu untuk menaikkan gula darah sehingga tubuh tidak kaget dan insulin bisa bekerja perlahan-lahan. Jadi setelah makan kurma atau air putih, kita bisa makan setelah sholat maghrib itupun dengan makanan yang non manis dulu kemudian makan yang manis-manis.

Kadang saya malu sendiri setiap teringat tulisan di grup whatsapp perihal hadits ini. Walaupun kadang saya masih tidak mampu membendung rasa ingin makan makanan enak saat berbuka puasa.

2. Kebiasaan tidur sepanjang hari

Selama puasa di bulan ramadhan bagi kita yang tidak memiliki tanggungan pekerjaan maka tidur sepanjang hari selama bulan ramadhan adalah hal yang mungkin dilakukan. Pendapat yang selama ini beredar adalah tidurnya orang puasa itu ibadah. Ternyata itu adalah MITOS.

"Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Do'anya adalah do'a yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan."

Hadits ini adalah hadits yang dho'if. Syaikh Al Albani dalam Silsilah Adh Dho'ifah no. 4696 mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits yang dho'if (lemah).

3. Kebiasaan Makan dan Minum Banyak Saat Sahur

Makan sahur selain bernilai ibadah juga untuk menguatkan badan saat berpuasa. Akan tetapi banyak yang menganggap saat sahur itu harus makan dan minum yang banyak. Anggapan ini hanyalah MITOS.

Makan banyak hanya membuat perut cepat lapar. Selain itu, justru menambah beban kerja tubuh semakin berat. Karbohidrat dari makanan berubah menjadi gula. Insulin akan djkekuarkan untuk menurunkan gula darah. Padahal puasa adalah kesempatan tubuh untuk beristirahat. Sebenarnya sahur sayur dan buah-buahan adalah cara agar mampu menahan lapar sedikit lebih lama. Selain itu minum air hangat juga membantu untuk menggelontorkan minyak-minyak dalam tenggorokan setelah makan gorengan agar saat berpuasa tidak cepat haus.

4. Kebiasaan Makan Diakhir Waktu Sahur

Banyak orang yang bangun sahur telat-telat saja alias mendekati subuh agar tidak berlama-lama menahan lapar. Sebenarnya dalam agama, mengakhirkan sahur ini sungguh dianjurkan. Kalau niatnya biar tidak berlama-lama menahan lapar ini hanya sebuah MITOS. Seperti yang diungkapkan sebuah hadits shahih:

"Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu pernah makan sahur. Ketika keduanya selesai dari makan sahur, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri untuk shalat, lalu beliau mengerjakan shalat. Kami bertanya pada Anas tentang berapa lama antara selesainya makan sahur mereka berdua dan waktu melaksanakan shalat Shubuh. Anas menjawab, 'Yaitu sekitar seseorang membaca 50 ayat (Al-Qur'an).' (HR. Bukhari no. 1134 dan Muslim no. 1097).

Sedangkan saya kalau di rumah, harus bangun sebelum jam tiga untuk memasak sahur. Kalaupun tinggal memanaskan, saya bangun jam tiga. Apalagi kalau di rumah orang tua, bangunnya lebih telat lagi. Hehehehhe. Saya juga tidak suka makan terburu-buru. Kalau terburu-buru kadang saya tidak mengunyah makanan dengan baik. Ujung-ujungnya sakit perut.

Sumber : https://rumaysho.com/11227-sahur-nabi-dekat-dengan-shalat-shubuh.html

https://almanhaj.or.id/2227-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam-menganjurkan-berbuka-puasa-dengan-kurma.html

https://rumaysho.com/454-tidurnya-orang-yang-berpuasa-adalah-ibadah.html

www.dietmentoring.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun