Berawal dari menonton sinetron yang berjudul : Ibu Guru Delima (kalau tidak salah) di saat aku masih di Sekolah Dasar dulu, bila di tanya apa cita-citaku maka aku dengan semangat akan menjawab " menjadi guru".
Begitu mengesankannnya sosok guru cantik yang baik, ramah, sabar dan baik hati itu di hatiku membuat aku begitu ingin seperti dia. Kala itu pikiran kanak-kanakku hanya berangan-angan, alangkah menyenangkannya menjadi seorang guru. Dan akupun sering mempraktekkannya dalam kehidupanku sehari-hari kala itu. Saat bermain bersama teman-teman atau adik-adikku aku sering bermain dengan pura-pura menjadi seorang guru.
Kini cita-cita masa kecil itu telah aku raih. Aku telah menjadi seorang guru di sebuah sekolah kecil di desaku. Sungguh bahagianya aku Tuhan menempatkanku di sekolah ini. Jiwa semangat ibu guru Delima yang cantik masih dan selalu menjadi inspirasiku dalam berbagi ilmu dengan anak-anak didikku.
Cinta kasih dan kesabaran serta rasa pengabdian dan pelayanan yang begitu besar selalu menjadi penguat dan penyemangat dalam di dalam aku membaktikan diriku. Lirik lagu "Hymne Guru" selalu terngiang sebagai pedoman penguat dalam pemberian diriku.
Sayangnya menjadi guru kini tak lagi seindah angan-angan masa kecilku. Telah banyak aturan dan tuntutan masyrakat serta perkembangan jaman yang telah membelokkan arah cita-cita luhur menjadi seorang guru.
Pengabdian dan pelayanan telah berubah menjadi sebuah tuntutan berujung perolehan materi. Ditambah tantangan perkembangan jaman telah merubah pula pola pikir dari anak-anak, juga anak-anak di desa jama sekarang. Menuntut ilmu bukan lagi menjadi kebutuhan dan keinginan untuk bisa menjadi manusia yang maju dan hidup lebih baik, tetapi lebih hanya sebagai menjalankan tugas orangtua untuk pergi ke sekolah bukan pergi untuk belajar.
Semua telah dikalahkan oleh lingkungan keluarga yang kurang mendukung, lingkungan masyarakat yang lebih banyak mendukung dengan prilaku dan tindakan yang tidak memacu ke arah yang baik, terlebih perkembangan jaman yang katanya semakin maju, rupanya malah membuat anak-anak sekarang menjadi generasi yang lemah dan santai, mudah menyerah dan malas berjuang.
Setidaknya itu yang aku rasakan di lingkunganku.
Betapa rindunya aku akan suasana menyenangkan berada di lingkungan sekolah seperti di dalam sinetron Ibu Guru Delima, dan ini adalah tantanganku saat ini. menciptakan suasana menyenangkan bagi anak-anak didikku sehingga mereka dengan ikhlas, senang dan selalu ingin hadir di sekolah untuk bersama-sama berbagi ilmu.
Semoga cita-cita masa kecilku tetap utuh meski telah hampir tergerus oleh arus jaman saat ini. Aku akan terus belajar dan berusaha mengalahkan tantangan jaman yang semakin bersaing keras ini denga tetap menanamkan jiwa pengabdian dan pelayanan sebagai seorang Guru. Karena Guru tentunya masih tetap seorang "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa", meski kalimat hampir luntur di dera segala bentuk aturan dan tata hidup di negara ini.
Tetap semangat para Guru Indonesia...
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H