Mohon tunggu...
Lita Putriani
Lita Putriani Mohon Tunggu... Perawat - Perawat

Life is a journey

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perawat, Profesi Tak Tergantikan Artificial Intelligence di Masa Depan?

20 Juni 2024   12:48 Diperbarui: 20 Juni 2024   13:11 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Perawat bisa berinovasi dalam menerapkan praktik-praktik asuhan keperawatan yang dibutuhkan pasien. Selain itu, perawat juga bisa mengembangkan penelitian-penelitian terkait praktik keperawatan berbasis bukti. Tentunya semakin banyak jam terbang dan semakin tinggi pendidikan yang dimiliki seorang perawat, maka akan semakin baik penerapan otonominya.  Berbeda halnya dengan AI, karena AI hanya sesuatu yang disisipi data, maka akan mustahil bagi AI untuk bisa berinovasi seperti otonomi perawat.

Untuk nilai integritas sendiri, menunjukkan bahwa perawat selalu berpegang teguh pada kode etik dan standar praktik keperawatan yang menjamin keselamatan pasien (Berman, 2016). Perawat tidak boleh melakukan hal-hal yang dapat mencoreng nama baik profesi, institusi pendidikan dan fasilitas pelayanan kesehatan. 

Perawat juga tidak menerima gratifikasi yang bisa menggoyahkan kepercayaan masyarakat sebagai profesi yang bersih. AI tidak memiliki integritas seperti yang perawat terapkan, bahkan meski seandainya AI disisipi kode-kode integritas, tetap saja akan kesulitan untuk menampilkannya. Kenapa? Karena integritas merupakan nilai yang tertanam kuat dalam jiwa perawat dan AI tentu tidak memiliki jiwa untuk membuatnya kokoh.

Pada nilai martabat manusia, perawat harus menghargai keunikan setiap individu (Berman, 2016) . Perawat harus memahami harkat martabat setiap manusia sehingga pasien menjadi sangat berharga nilainya di mata perawat. Perawat juga menghargai perbedaan-perbedaan yang ada antara pasien satu dan lainnya. Perawat juga menghormati profesi tenaga kesehatan lainnya. AI dipastikan tidak akan memahami nilai martabat manusia karena AI tidak disisipi perasaan untuk bisa menghargai keunikan manusia.

Selanjutnya, Keadilan sosial merujuk pada kemampuan perawat untuk bersikap adil terhadap semua pasien tanpa membedakan latar belakangnya (Berman, 2016) . 

Perawat diharapkan bisa memberikan pelayanan terbaik terhadap semua kalangan masyarakat. Perawat juga dituntut untuk menjadi advokat yang baik bagi pasien yang membutuhkan. Ketika AI dihadapkan pada nilai keadilan sosial, mungkin AI akan mengalami kebingungan untuk berlaku adil karena keterbatasan data yang ditanam dalam memorinya sehingga untuk kasus-kasus pasien berkaitan keadilan sosial diluar data tersebut, AI tidak akan mampu mengolahnya.

Terakhir, nilai kebenaran merujuk pada kejujuran perawat terhadap fakta yang berkaitan dengan pasien (Berman, 2016). Dalam hal ini, perawat sama sekali tidak boleh berbohong meskipun fakta yang berkaitan dengan pasien tidak sesuai harapan. Pada AI, penerapan nilai kebenaran bisa sedikit menyimpang dari seharusnya disebabkan oleh ketidakmampuan AI mengolah benar atau salah.

 AI hanya akan menginterpretasikan data-data yang sudah tersimpan tanpa memiliki kemampuan untuk membedakan kebenaran, akibatnya, AI bisa salah dalam menyampaikan suatu kebenaran. Jadi, sekali lagi, tampaknya sangat sulit bagi AI untuk bisa menggantikan profesi perawat. 

Kalaupun AI bisa berkembang menggantikan perawat, tentu biaya untuk pemeliharaannya sangat besar, terlebih jika ingin upgrade data untuk menambah wawasan sang AI. Perawat masa kini jauh lebih baik, bukan? Tentu saja kita harus senantiasa bersyukur saat sakit bukan AI yang merawat. 

Jika dibayangkan, sedikit cringe untuk berinteraksi dengan robot AI tanpa ekspresi, saat tersenyum malah terlihat menyeringai, belum lagi suara yang monoton antara satu AI dengan AI lainnya. Sudahlah sakit, bertambah sakit karena AI nya tidak perhatian seperti perawat pada umumnya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun