Mohon tunggu...
Trilita Apriani
Trilita Apriani Mohon Tunggu... Guru - Menulis sambil belajar

Pengajar, hoby menulis, travelling, dunia mengajar dan menyukai budaya lokal yang unik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

5 Desember 2023   13:13 Diperbarui: 5 Desember 2023   13:19 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembekalan Hari ke 4, CF A 16 PGP

Refleksi Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

1 Apa pelajaran yang diperoleh selama melakukan aktifitas di modul 1.1?

Pelajaran yang didapat diperoleh selama melakukan aktivitas di Modul 1.1 antara lain:

Perasaan saya sangat senang, bahagia dan puas setelah berkesempatan mempelajari modul 1.1 ini tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara, saya merasa mendapatkan ilmu yang luar biasa  mengenai  Filosofis Bapak Ki Hajar Dewantara merupakan cikal atau asal pemikiran tercetus dan terbentuknya sistem pendidikan nasional. Menjadi orang yang beruntung karena dapat mempelajari secara mendalam pemikiran-pemikiran tersebut sehingga saya dapat menjadi salah seorang agen perubahan/transformasi pendidikan dengan konsep Merdeka Belajar. Sebelumnya saya sebagai Pengajar Praktik belum begitu mendalam menguasai materi-materinya, namun dikesempatan ini In Sya Allah mendapat kembali ilmu secaar mendalam dengan mehaami aktivitas  CGP melalu  alur merdeka dan konsep-konsep yang disajikan terkait Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional KHD. Saya juga merasa pengetahuan yang saya peroleh di modul ini sangat bermanfaat, karena saya sebagai guru perlu menerapkan praktik pada modul ini di kelas dengan benar, agar saya dapat mendampingi murid dengan seutuhnya dan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman untuk menciptakan kebahagiaan murid, sehingga dapat mengimplementasikan bagaimana menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi murid-murid.

 Peristiwa : Kegiatan dalam mengerjakan  aktivitas pada modul 1.1 ini tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional KHD, saya melakukan pembelajaran mandiri, dengan membuka semua alur Merdeka pada modul mempelajari aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh CGP di setiap Sesi, mempelajari aktivitas yang dilakukan fasilitator pada setiap alur, melakukan simulasi sebagai CGP dan simulasi sebagai Fasilitator, aktifitas ini sangat bermakna dan menambah pengetahuan penting yang harus saya kuasai. Selain itu, saat mempelajari modul ini saya juga tersadar bahwasannya selama ini saya belum sepenuhnya menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid, dimana saat pembelajaran di kelas saya menganggap bahwasannya tugas guru itu hanya mentransfer ilmu sebanyak-banyaknya, murid saya anggap sebagai sebuah gelas kosong yang harus diisi air sebanyak-banyaknya, sangat sesuai dengan ilustrasi gambar yang ditampilkan oleh fasilitator pembekalan CF ini saat memfasilitasi materi kegiatan, saya juga tanpa melihat pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid sebelum mereka belajar, inilah peristiwa pembelajaran di kelas yang perlu saya perbaiki demi dapat menuntun dan menebalkan bakat yang telah dimiliki murid sebelumnya.

Pembelajaran yang saya dapatkan selama mengikuti aktifitas modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional KHD antara lain : Pemantapan pemahaman saya mengenai Trilogi Pendidikan Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun karso, Tut Wuri Handayani” , dimana semboyan tersebut menjadi sebuah semboyan sakti bagi guru-guru di Indonesia, yang memang sesuai dengan keadaan dimana posisi dan peran guru yang paling tepat dalam mendidik dan mendampingi murid. Saya juga dapat mengambil pelajaran bahwasannya maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat). Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Pendidikan menciptakan ruang bagi murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun murid menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa terperintah oleh orang lain. Jadi kaitan dengan kehidupan di sekolah dan masyarakat, sekolah menurut saya adalah tempat untuk menciptakan kemandirian murid dengan kita sebagai guru memberikan pengajaran dan tuntunan dengan tetap menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan kodrat alami yang telah dimiliki murid. Kesadaran bahwa guru hendaknya selalu menerapkan sistem among dalam pembelajaran yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara yaitu Ing Ngarso sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut wuri Handayani. Selain itu pembelajaran yang dilaksanakan guru hendaknya berpusat pada murid, mengangkat harkat dan martabat murid, serta memerdekakan murid sehingga student well being akan terwujud. Guru sebaiknya menuntun bukan menuntut seperti yang pernah dialami sewaktu sekolah dahulu.

Perubahan , setelah saya mempelajari materi ini, saya tidak akan berhenti di sini saja, namun saya akan memperdalam kembali materi-materi paket setiap modul, agar lebih percaya diri dalam menfasilitasi CGP, sehingga yakin mampu menerapkan materi/pemikiran pada saat kegiatan fasiltiasi, dan dapat mempraktikan di kelas saya dan mengajak teman-teman dalam komunitas untuk memahami materi ini dan berbagi praktik baik di komunitas belajar sekolah. Dan menjadi orang yang dapat berkontribusi mengembangkan sekolah di mana saya bertugas..

2 Apa yang akan dilakukan untuk perbaikan dalam melaksanakan kegiatan fasilitasi CGP?

  1. Mempelajari jawaban dan pemahaman CGP tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan pemahaman CPG yang memiliki pemahaman baik tentang Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
  2. Meluangkan waktu untuk mendengarkan audio para peserta.
  3. Memberi motivasi kepada CGP untuk saling memberikan komentar dan umpan balik kepada audio/video yang diunggah oleh rekan CGP Lainnya.
  4. Memfasilitasi Dialog Memberikan umpan balik positif terhadap proses pembelajaran terutama pemahaman dan penerapan filosofi pendidikan KHD secara kontekstual sesuai dengan konteks sosial budaya.
  5. Menfasilitasi pembentukan kelompok diskusi sesuai dengan jumlah CGP yang diampu, Memantik CGP untuk mampu menemukenali nilai-nilai luhur kearifan karakter budaya.
  6. Menyediakan waktu untuk berkreasi dengan CGP bila ada pertanyaan lanjutan dari CGP setelah konferensi.
  7. Membantu CGP dalam meninjau kembali tugas kerangka kerja pribadi pembelajaran yang telah dikembangkan.
  8. Membangun komunikasi dengan Pendamping dalam menyatukan rencana aksi perubahan CGP di kelas dan sekolah mereka. mengingatkan CGP untuk secara rutin mencatat refleksi, baik harian maupun harian.

3.  Pengalaman dalammemperlajari filosofis  Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD),

  • memahmi tentang filosofis  Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD),
  • Peengetahuan dan Keterampilan mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid pada konteks lokal kelas dan sekolah agar terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan karakter,
  • Memahami dan menginterinternalisasi Sikap reflektif-kritis dalam menerapkan pembelajaran yang merefleksikan dasar-dasar Pendidikan KHD dalam menuntun murid mencapai kekuatan kodratnya

  • menghamba pada anak merupakan sebuah gagasan yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara, pendiri Taman Siswa dan tokoh pendidikan Indonesia. Ia mengajarkan bahwa guru harus mampu memahami dan memenuhi kebutuhan siswa agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.
  • Dalam konsep ini, Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa guru harus mampu memahami dan menghargai siswa sebagai individu yang unik, dengan kebutuhan, minat, dan potensi yang berbeda-beda. Guru juga harus memahami latar belakang sosial, budaya, dan lingkungan siswa, sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif.
  • Menghamba pada murid bukanlah berarti guru tunduk dan menuruti keinginan siswa tanpa batas. Guru tetap harus menjalankan tugasnya sebagai pendidik, dengan memberikan bimbingan dan arahan yang tepat, serta mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang baik.
  • Dalam konteks ini, menghamba pada anak juga berarti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri mereka secara maksimal. Guru harus memberikan ruang dan waktu yang cukup bagi siswa untuk mengeksplorasi potensi dan minat mereka, sehingga mereka dapat berkembang secara optimal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun