Mohon tunggu...
Trilita Apriani
Trilita Apriani Mohon Tunggu... Guru - Menulis sambil belajar

Pengajar, hoby menulis, travelling, dunia mengajar dan menyukai budaya lokal yang unik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Tradisi Ibatan

3 Agustus 2021   11:23 Diperbarui: 3 Agustus 2021   11:25 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu kecamatan yang ada di Provinsi Sumatera Selatan Kabupaten Lahat adalah Tanjung Sakti, tidak saja dikenal dengan keramahtamahan orangnya, kekayaan akan aset wisata alam, wisata budaya dan wisata religi.  Ternyata juga menyimpan warisan leluhur yang sampai saat terus berkembang dan berakar serta dilestarikan, terlepas dari hal tersebut dirasakan bermaanfaat lebih atau tidak. Tradisi warisan budaya yang hingga sekarang tetap membudaya, antara lain  pantauan, mantau bunting, endodol, tutuk tawagh, ngayekah, dan ngenjuk ibatan. Ta

 Ibatan adalah cinderamata yang diterima dari adek sanak yang menyelengarakan resepsi pernikahan sebagai bentuk penghormatan telah hadir, berupa bungkusan yang berisi kue tradisional kedaerahan dan lauk pauk, yang wajib diberikan pada saat tamu pamit sepulang dari menghadiri undangan tersebut.

Menurut salah tokoh masyarakat di Tanjung Sakti, Muhar DS mengatakan bahwa memberi ibatan adalah tradisi budaya yang wajib dilakukan oleh masyarakat Tanjung Sakti usai menyelenggarakan resepsi pernikahan. Ibatan biasanya telah dipersiapkan 1 hari sebelumnya, sehingga telah dipersiapkan untuk  diberikan saat para tamu akan berpamitan setelah resepsi selesai dilangsungkan.

"Tiap tamu ye datang dienjuk ibatan gale, tanpa terkecuali," tutur Muhar di temui Kamis (20/6/2021). Menurutnya,  pemberian ibatan merupakan suatu bentuk penghargaan atas kehadiran para tamu yang telah hadir, dan telah mengucapkan selamat kepada kedua mempelai.

Ketika di tanya sejak kapan tradisi ibatan tersebut dikenal, ia mengatakan bahwa tradisi tersebut sudah ada sejak zaman nenek moyang dahulu, dan hingga sekarang tradisi warisan budaya tersebut masih terus melekat bahkan menjadi ciri khas atas keramahtamahan penduduk asli Tanjung Sakti. Menurutnya, tradisi budaya pemberian Ibatan setelah sedekah tersebut, hanya dapat dijumpai di Tanjung Sakti yang merupakan suku asli Besemah, atau dikenal dengan Besemah Ulu Manna rurah ipangan yang maksudnya daerah atau wilayah yang dikelilingi oleh perbukitan yaitu Tanjung Sakti.

Sementara, banyaknya jenis isi ibatan tersebut tergantung dengan jamuan yang telah dihidangkan pada saat resepsi. Biasanya, ibatan yang diterima tersebut berisikan berbagai macam kue khas tradisionil, seperti kue bolu, dodol, bipang, kembang goyang dan lauk pauk seperti ikan dan ayam goreng.

Uniknya, menurut Cikman yang juga merupakan tokoh masyarakat  desa Tanjung Sakti, mengatakan bahwa setiap masyarakat yang menyelenggarakan resepsi pernikahan harus mengikuti tradisi tersebut, sebab tradisi tersebut sudah mengurat mengakar, terlepas jika ditinjau dari segi ekonomi bagi masyarakat menengah ke bawah akan merasa diberatkan. "Membutuhkan dana yang cukup besar kalu  bekagok'an," ungkapnya.

Pasalnya, akan membutuhkan biaya yang relatif besar, di samping untuk menyuguhkan makanan dan minuman baik bagi tamu yang hadir, juga  harus menyiapkan cinderamata yang berupa ibatan yang   jumlahnya tidak sedikit, dan dana yang tidak sedikit pula.

Akan tetapi, tradisi budaya tersebut menjadi corak ragam budaya yang dimiliki  Tanjung Sakti, sehingga sampai saat ini masih tetap dilestarikan  dan menjadi ciri khas Tanjung Sakti, masyarakat yang ramah, suka bergaul, suka menolong dan menganggap saudara bagi pendatang yang menghormati adat istiadatnya, karena sifat kekeluargaannya masih sangat kental.

IBATAN : Tampak ibatan (bungkusan oleh-oleh) yang diperoleh dari salah satu masyarakat yang selesai  menggelar hajatan perkawinan khususnya di daerah Tanjung Sakti, yang merupakan suatu adat tradisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun