Pernah dengar lagu yang salah satu baitnya menyebutkan Cikini ke Gondangdia. Ternyata nama dua tempat ini menyimpan banyak sejarah di masa lalunya. Tempat ini menjadi pusat keramaian yang menjadinya tersohor hingga saat ini. Jika mau dikulik semuanya mungkin bisa saja. Tapi kali ini kita fokus ke dunia kulinernya saja.
Senang sekali rasanya bisa memenangkan giveaway yang diadakan oleh Country Choice, Wisata Kreatif Jakarta dan Koteka. Dari 50 orang beruntung ini mendapatkan hadiah adalah Jelajah Kuliner Cikini Gondangdia. wah, bakalan seru sekali! Saya sendiri sudah menyiapkan baju hijau sebagai dresscode yang akan digunakan pada acara tersebut. Namun karena malamnya saya keletihan akibat olahraga mengeliling 10 putaran di GBK membuat bangunnya kesiangan.
Perkiraan akan bangun pagi tepat pukul 5, tetapi saya bangun jam 6 pagi. Membuat saya kelabakan melakukan aktifitas pagi hari dan persiapan untuk berangkat ke Gedung Juang 45 yang menjadi tempat titik kumpul acara jelajah kuliner. Segera bangun, sholat subuh dan mandi dalam kondisi mata masih mengatuk dan kaki yang sangat pegal.
Informasi acara dilakukan tepat jam 9 tetapi, lokasi rumah ke Gedung Juang lumayan jauh. Dengan hati yang dag dig dug saya berangkat mengunakan kereta api. sampai di Manggarai 8.30 wib, kereta Arah Kota belum juga datang sisa waktu tinggal 20 menit lagi. Saya khawatir sekali di tinggalkan oleh rombongan. Saya informasikan terus di grup, jika saya sedang menunggu kereta. Tepat pukul 8.50 wib kereta datang dan hanya butuh 7 menit untuk sampai di stasiun Gondangdia. Alhamdulilah masih ada waktu 3 menit untuk jalan kaki ke Gedung Juang. Terlambat dikit saya pikir tidak mengapa, karena rombongan pasti akan menunggu kedatangan meskipun terlambat 10 menit atau 15 menit. Benar saja, untuk jalan kaki dari Stasiun Gondangdia ke Gedung Juang memakan waktu tempuh 12 menit. Dan sesampainya di Gedung Juang perasaan saya plong sekali, karena rombongan masih kumpul dan belum berangkat.
Roti Lauw, Toko Jamu Warisan, Toko Kopi Luwak dan terakhir adalah Es Klim Tjanang Cikini.
Kakak-kakak dari Wisata Kreatif Jakarta yang akan menjadi pemandu wisata ini. Rombongan terbagi 3 grup. Kebetulan saya ikut rombongan Koteka yang dipandu oleh Kak Muthia. Kami mendapat penjelasan dulu sebelum berangkat, lalu foto-foto dengan grupnya masing-masing. Destinasi yang akan kita kunjungi adalah TokoPerjalanan pun dimulai dengan berjalan kaki saja, karena titik lokasi tempatnya cukup dekat. Sabil berjalan Kak Mutia terus memberikan informasi mengenai tempat-tempat bersejarah yang kita lalui. Seperti Soto Buntut Cut Mutia yang lumayan enak dan bersejarah, Patung Persahabatan yang ada di jalanan, lalu Masjid Cut Muthia yang sangat terkenal, pokoknya Kak Mutia dengan senang hati menceritakan apa saja yang kita temui di jalan sekitaran Cikini - Gondangdia.
Saatnya kita bahas destinasi utama kita
Toko Roti Lauw
Berdiri bangunan kecil berada tepat di jalanan Stasiun Gondangdia, sebelah Pasar Gondangdia. berdasarkan informasi, Toko Roti Lauw ini sudah ada sejak 1940 oleh Lau Tjoan To atau dikenal dengan nama Junus Jahja. Ayahnya Lau Lok Soei memiliki pabrik roti di Mester bernama insulinde. Dahulu kala roti ini tidak menggunakan pengawet ataupun pengembang, sehingga rotinya keras. Namun berkembangnya zaman Roti Lauw ini menjadi roti yang lembut dan enak dinikmati. Sayangnya pabrik Roti Lauw ini pindah ke Pulo Gadung, sehingga di Gondangdia ini hanya merupakan toko kecil yang bersejarah.