Mohon tunggu...
Lita Chan Lai
Lita Chan Lai Mohon Tunggu... Freelancer - Semangat Jiwa

---hanya perempuan biasa--- menyukai petualangan alam terbuka,traveling, aktif dikegiatan pecinta alam, senang bersosialisasi dan suka menyimpan buku dibawah bantal.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pengalaman Bule Jerman Berpetualang ke Papua, Berujung Bisnis Alat Bantu Seks

4 Januari 2021   16:18 Diperbarui: 4 Januari 2021   16:54 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya sendiri yang sedang tertawa saat akan bertanya

Halo kompasianer,

Apakabar semuanya.  Rasanya udah lama banget nih aku ngga menulis di Kompasiana, terlebih ketika aku sudah memiliki blog sendiri yaitu, www.petualangcantik.com. Karena keasyikan sama blog pribadi, jadi jarang deh aku nulis di Kompasiana.

Melihat antusias teman-teman lama yang masih aktif menulis di Kompasiana, aku mulai berusaha untuk aktif kembali menulis di Kompasiana.

Apalagi baru kemarin ini, Sabtu (2/1/2021) aku ngikutin kegiatan webinar Kotekasiana yaitu Komunitas Traveller Kompasiana.     Kegiatan ini rutin dilakukan setiap hari Sabtu dengan narasumber yang berbeda.

Aku sendiri baru dua kali mengikuti webinar ini. Yang pertama adalah webinar tentang perjalanan Aline Dahmen, bule cantik kebangsaan Jerman.

Aline Dahmen/ Traveller Jerman
Aline Dahmen/ Traveller Jerman

Di sini dia menceritakan bagaimana pengalaman travellernya pertama kali keluar dari negaranya. Pilihan negara yang dikunjungi adalah Indonesia. Travelling ini dilakukan pada usianya yang menginjak 18 tahun. Sebagian anak-anak Jerman,  ketika lulus sekolah pasti tujuan pertama kali yang akan dia lakukan adalah pergi jauh dari negaranya untuk mencari pengalaman hidup.

Indonesia adalah negara pertama yang menjadi tujuan perjalanannya. Dan Banda Naira Maluku Utara adalah daerah yang ingin dia kunjungi. Gimana ceritanya dia tahu-tahuan Banda Naira? Orang Indonesia sendiri aja belum tentu tahu apa itu Banda Naira.

Usut punya usut, ternyata dia dapat rekomendasi dari sesama traveller yang baru saja balik dari sana. Dengan modal nekat dan pengetahuan yang tidak begitu banyak, sampailah dia di Banda Naira.

Pengalaman menarik dia dapatkan di sini. 

Kemudian dia meneruskan perjalanannya ke Bali dan Sumatera. Hari ini sangatlah berbeda dengan pengalaman unik seorang traveler Jerman bernama Christian Knut Kiene.

Dia adalah traveller laki-laki yang melakukan perjalanan dari Singapura Ke Papua. Tetapi sebelum sampe ke Sorong Papua, dia sempat transit di Sulawesi tepatnya Manado, Sulawesi Utara.

Mba Gana Admin Kotekasiana
Mba Gana Admin Kotekasiana

Pengalaman dia selama 3 hari di Manado menarik sekali. Ketika  dia akan pergi ke hotel tempatnya menginap, kendaraan yang membawanya itu melewati jalan pintas agar cepat sampai ke tujuan, namun ditengah perjalanan dia bertemu dengan seorang pengendara motor yang menggunakan masker, pada saat itu dia sangat terkejut sekali, karena dia berfikir pengguna motor tersebut adalah perampok.

Setelah dia ketahui, ternyata orang itu hanya orang biasa yang menggunakan masker untuk menghalangi panas dan debu. Di Jerman hanya perampok yang menggunakan masker seperti itu.

Sesampainya di hotel, Melihat TV pertama kali di Indonesia adalah ikan terbang Indosiar. Kemudian dia juga mengalami kejadian yang tidak menyenangkan yaitu ketika pertama kali keluar dari hotel dan berjalan-jalan sebentar sekedar melihat-lihat dunia malam di Manado dia didekati seorang perempuan yang meminta minuman, tetapi Knut menolaknya.

Penjaja minuman disana menyuruh Knut pergi jika tidak mau membelikan minuman untuk perempuan tersebut. Knut memilih untuk pergi dari pada membelikan perempuan itu minuman.

Peserta Webinar Kotekasiana 
Peserta Webinar Kotekasiana 

Ada satu pengalaman lain yang dirasakan yaitu ketika naik pesawat lalu mengalami turbulensi yang lumayan mengerikan, kejadian itu tetap dia ingat. Dan juga pernah mabuk laut hingga tidak bisa bangun. Pengalaman ini didapat ketika naik kapal laut dari Sorong-Ternate-Bitung.

Saat ini wilayah yang sudah pernah dikunjung lumayan banyak. Hampir seluruh Indonesia kecuali Kalimantan.

Knut pernah ke Papua, Sorong, Biak, Ternate lalu ke Ruteng, semua wilayah Mangarai, Jawa dan Sumateri.

Di Manggarai dia berbisnis kopi. Melihat pengalaman dia keliling Indonesia dan melakukan berbagai bisnis ada hal yang lucu yang bikin saya ketawa terbahak-bahak yaitu ketika melihat Instagram bisnisnya di @cintalia.co.id Karena disana bisnis yang dia lakukan adalah menjual alat-alat bantu seks. Buat aku yang masih single dan yang sangat tabu mengetahuinya jadi menyeramkan.

Saya sendiri yang sedang tertawa saat akan bertanya
Saya sendiri yang sedang tertawa saat akan bertanya

Bagi sebagian masyarakat Indonesia juga sangat menghindari pemandangan dan hal-hal berbau seks seperti ini. Bagi Knut tidak memandang bahwa seks itu hal yang buruk,  namun bagi kentut hal tersebut adalah cara dia untuk membantu agar tetap menjaga hubungan harmonis dengan pasangan.

Knut sangat suka Indonesia. Makanan yang disukai adalah nasi goreng, pisang goreng dan jus alpukat. Kalau itu sih, orang Indonesia juga sangat suka.

Pertama kali mencoba makanan Indonesia pernah mules dan sakit perut. Mungkin karena tidak cocok dengan rasa masakan Indonesia, tetapi lama kelamaan cocok juga.

Dia juga bercerita tentang bedanya orang Indonesia dengan orang Jerman, yaitu ketika setiap bertemu orang, mendapat sapaan yang humanis. Karakater orang Indonesia selalu ramah dan memberikan say hello kepadanya membuat jadi terbiasa. Beda sekali dengan orang Jerman, mereka rata-rata punya karakter individualistik. Menegur seseorang jika dia kenal saja.

Oia, Dia bilang pernah berpacaran dengan 100 cewek Indonesia dan rata-rata mereka tinggal di Jakarta. Sekarang pun dia menikah dengan perempuan Indonesia yang dikenal di KFC Bali.  

Pada saat itu dia sangat tertarik oleh penampilan perempuan yang kini dia nikahkan karena menggunakan pakaian daerah yang ada atribut burung di kepalanya sebagai hiasan.

Pengalaman perjalanan selalu dia catat dalam buku diary dengan bahasa Jerman. Awalnya dia tidak tahu kalau catatan hariannya itu bisa dijadikan buku.  Dia hanya senang menulisnya untuk konsumsi pribadi. Buku yang dia buat ini berbahasa Indonesia dengan bantuan translate Google dan dibantu oleh istrinya.

Buku ini mirip dengan buku Undercover yang ada di Indonesia. Buku berjudul " Orang Bule " menarik untuk dibaca. Saya sendiri belum membacanya dan setelah webinar ini akan dibagikan kepada teman-teman yang mengikuti acara ini.

Sebenarnya agak ragu juga untuk membaca buku ini, karena kisah yang diceritakan adalah pengalaman Knut dengan beberapa cewek Indonesia dan pastinya mengarah percintaan dia dengan wanita-wanita Indonesia.

Kalian coba deh lihat Instagramnya @cintalia.co.id atau www cintalia.co.id dari situ kalian bisa lihat seperti apa isi bukunya. hahaha...

Saat akan bertanya pun saya agak takut, karena melihat instagram bisnis yang dia kelola. Dan sebenarnya bisnis yang dia kelola banyak dan bukan hanya melulu urusan seks. Salah satunya adalah bisnis kopi, yang dia dapatkan di Manggarai, NTT.

Emang sih di Manggarai ada banyak kebun kopi. Terutama di Wae Rebo, maka dari itu saya coba tanyakan kopi yang dia dapat apakah ada dari Wae Rebo? Setahu aku wae Rebo sangat terkenal kopinya. Rupanya dia sendiri tidak mengetahuinya dan belum pernah ke sana.

Andai dia sudah pernah ke sana pasti dia akan terpukau dengan keindahan alam Wae Rebo, negeri diatas awan. Wae Rebo adalah daerah yang menjaga kearifan lokalnya. Sengaja mengisolasikan warganya agar tidak terpapar dengan budaya luar.

Untuk bisa mencapai Way Rebo harus melakukan pendakian selama 2-4 jam jam dengan ukuran normal. Penduduk asli lokal sana benar-benar menjaga ke Arifan budayanya dan ini hampir sama dengan yang dilakukan oleh penduduk Baduy dalam, Banten. Tidak ada TV, tidak ada radio, tidak telepon, bahkan sinyal telepon di sana hampir tidak menjangkau wilayahnya.  

Nah buat Knut dan teman-teman yang lainnya aku sarankan dapat mengunjungi Wae Rebo. Oh ya Knut juga menyukai udara tropis di Indonesia, karena ini sangat berbeda dengan Jerman yang udaranya hampir rata-rata dingin, apalagi pada saat musim dingin bulan Desember ini, pastinya banyak salju berterbangan melayang di udara.

Cerita knut dengan pengalaman travelling di Indonesia sangat unik dan menarik terlebih buku yang dia buat yaitu " Orang Bule " pastinya akan membuka pandangan kita terhadap mereka mengenai Indonesia.

Wah, aku jadi ngga sabar mau segera membaca karya dalam ebooknya. Terima kasih teman-teman, semoga kalian juga bisa membaca buku "Orang Bule " ini. Sampai jumpa di webinar selanjutnya.

Salam,
Lita Chan Lai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun