Deklarasi Penulis Pemilu Damai, ikrar ini ucapkan secara bersama-sama oleh 30 penulis di Santika Hotel Premier, Slipi Jakarta Barat (17/02/2019). Deklarasi yang di gagas oleh Kang Pepih Nugraha ini sebagai implementasi atas banyaknya berita-berita yang tersebar di media sosial melalui jejaring internet.
Tidak dipungkiri bahwa berita yang tersebar kemasyarakat ada yang tidak benar ada juga yang mengiring orang untuk menjadikan berita itu benar, berita bohong yang diulang terus menerus menjadikan berita tersebut menjadi benar, bahkan membuat kekacauan dengan hadirnya berita tersebut.
Kang Pepih menghimbau agar penulis tidak saling ejek terhadap kedua pasangan calon presiden kita dan kita harus mendukung kedua kandidat (Prabowo dan Jokowi) secara baik dan benar. Narablog atau pengiat sosial media punya kesempatan untuk menviralkan sebuah kejadian.
Zulfikar Akbar, sebagai mantan wartawan di salah satu media olah raga pernah ngalami kajadian yang tidak mengenakan bahkan sampai dikeluarkan dari tempat dia bekerja hanya dengan cuitannya di twitter yang mengkritisi salah seorang ulama ternama. Berbagai sudut pandang menghasilkan polemik. Yah, itulah dinamika sebuah pesan. Tersampaikan dengan kalimat dan bahasa yang berbeda-beda, menghasilkan sebuah pandangan yang jauh dari pemikiran masing-masing orang.
Pada era sekarang ada ruang yang bisa dipertanggunjawabkan dan yang tidak. Beda dengan gerakan 98, mereka hadir bukan dalam kontek ruang yang kosong. Sebuah gerakan protes, dan massif karena adanya suatu mekanisme demokrasi yang tersumbat atau mati yang membuat arah Indonesia menjaid sebuah bangsa tidak jelas. Kita bicara masalah pemilu, kebebasan demokrasi, kebebasan bicara, apalagi bicara soal kebebasan berekspresi dan sebagainya, pada periode 98, kita kehilangan kebebasan-kebebasan seperti itu. Padahal kebebasan-kebebasan seperti itu adalah sebuah syarat untuk bicara soa kemajuan peradaban. Tidak ada peradaban yang maju tanpa proses yang berkontradiksi, karena proses berkontradiksi itulah yang membuat peradaban itu tumbuh dan berkembang dan semakin maju. Â Â Â
Diskusi antara penulis yang hadir dan narasumber semakin asyik. Mengupas berbagai persoalan yang tengah terjadi. Setelah puas berdiskusi, akhirnya Deklarasipun diikrarkan oleh semua penulis yang hadir.
Berikut ini adalah bunyi ikrar Deklarasi Penulis Pemilu Damai :
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Kami Penulis Indonesia Berjanji;
Menulis dengan hati nurani
Menulis dengan jiwa yang sehat
Melawan intoleransi, radikalisme dan terorisme
Melawan segala bentuk penyebaran hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian
Kami Penulis Indonesia Berjanji;
Mengedepankan rasa aman dan nyaman melalui pilihan kata, fakta dan data
Kami penulis Indonesia Berjanji;
Mendorong terciptanya pemilu damai
Menegakkan yang benar
Membela yang tak bersalah
Dengan sepenuh jiwa raga
Tetap NKRI
Pemilu 2019 Damai, Damai, Â Damai!