Mohon tunggu...
Lita Chan Lai
Lita Chan Lai Mohon Tunggu... Freelancer - Semangat Jiwa

---hanya perempuan biasa--- menyukai petualangan alam terbuka,traveling, aktif dikegiatan pecinta alam, senang bersosialisasi dan suka menyimpan buku dibawah bantal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Media Seringkali Memplintir Berita Tentang Jero Wacik

7 September 2016   17:12 Diperbarui: 7 September 2016   17:29 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto dari solopos/antara

Seperti hari yang lalu, Jero wacik memulai ceritanya dengan sebuah kenangan di Bali. Memang beliau selalu ingat semua kejadian saat dia di Bali, yang menjadi negeri tempat tumpah darahnya. Sebelum memulai cerita, beliau menyajikkan sebuah album tentang perayaan Upacara “Meprani”, yaitu upacara bersyukur atas kesejahteraan yang didapatkan dan persembahan hasil bumi. Disana Jero Wacik sebagai Pemangku adat ikut memimpin upacara tersebut.  

Selain itu Jero Wacik juga menceritakan kelanjutan acara Meprani ke sebuah kegiatan bakti sosial yang dilakukan oleh Yayasan Guru Nyoman Santi, dimana Jero Wacik adalah seorang pendirinya pada tahun 2005. Nama Guru Nyoman Santi diambil dari nama Ayahanda Jero Wacik sendiri. Ayahanda Jero Wacik adalah seorang yang selalu mengabdikan dirinya kepada masyarakat, agama dan negaranya. Sehingga Ayahanda merupakan panutan bagi masyarakat, anak-anaknya dan keluarganya.

Saat dia cerita, tiba-tiba dia ingat sebuah running teks di sebuah media televisi dan timeline di beberapa media yang bunyinya adalah “ Banding Jero Wacik ditolak oleh pengadilan tinggi”. Dengan adanya berita yang berseliwer tersebut membuat Jero Wacik Jengah. Padahal dia sama sekali tidak melakukan naik banding. Jero Wacik menerima vonis 4 tahunnya. Adapun berita naik banding yang saat itu ada yang melakukan pengajukan  adalah pihak JPU KPK. Jero Wacik mengatakan harusnya media tidak usah mempelintirkan berita sehingga beritanya menjadi tidak benar.

hasil screnshoot
hasil screnshoot
screenshot-2016-09-07-14-11-33-57cfe80862afbd8947b7d596.jpg
screenshot-2016-09-07-14-11-33-57cfe80862afbd8947b7d596.jpg
Media kadang mendompleng nama besar Jero Wacik untuk menaikkan rating beritanya. Padahal judul yang mereka buat memposisikan dan menyudutkan Jero Wacik menjadi pihak yang kalah. Realnya yang meminta naik banding adalah JPU KPK, karena tidak puas dengan vonis yang Jero Wacik terima. Kenapa tidak membuat judul yang sebenarnya terjadi.

Dengan satu judul membuat orang berfikir dan berprasangka lain. Itulah sebabnya Jero Wacik tidak senang dengan pemberitaan yang mempelintir sebuah kebenaran menjadi sebuah kebohongan. Yang dirugikan jelas Jero Wacik. Jero Wacik meminta Media yang meliput maupun yang menayangkan berita tentang dia agar bertindak adil dan bijak dalam melakukan pemberitaan tentang dirinya. Jangan membuat masyarakat bingung dengan berita yang tidak benar, sehingga memojokkan Jero Wacik.

Sosok Jero Wacik yang sesungguhnya jauh dari ekspektasi yang dituduhkan oleh KPK. Beliau orang yang selalu mengikuti aturan yang berlaku. Jika dia dinyatakan telah melakukan korupsi, itu sama sekali tidak benar. Dia hanya terjebak dalam lingkungan kementerian yang parah dalam administrasi. Dana Dom yang digunakannya untuk operasional kementerian ternyata diarahkan anak buahnya untuk menggunakan dana kick back yang Jero Wacik tidak tahu menahu pengadaannnya dan tidak tahu menahu asal dananya. Yang Jero Wacik minta itu hanya dana Dom untuk membiayai kebutuhan operasional menteri. Siapa sangka, anak buahnya menggiringnya masuk ke dalam bui.

Saat ini Jero Wacik sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi sidangnya di MA. Sekali lagi bukan Jero Wacik yang mengajukan kasasi ke MA. JPU KPK lah yang membuatnya untuk bersiap-siap menghadapi sidang-sidang yang akan di gelar MA. Jero Wacik tidak tidur dalam mempersiapkan dirinya sebab ada beberapa bantahan yang dia kumpulkan untuk membela dirinya. Kontra memori banding pengacara Jero Wacik sudah dikirim ke MA dan kontra memori banding tambahan yang sengaja dibuat Jero Wacik sendiri juga sudah dikirim. Harapan Jero Wacik dan teman-teman sahabat Jero Wacik dapat terbebaskan dari segala tuduhannya.  Semoga apa yang diharapkan benar-benar tersampaikan, apa lagi hakim agung MA yang bernama Artidjo Alkostar terkenal dengan caranya memutuskan sidang yaitu :

  • Sunatullah
  • Profesional
  • Hati nurani

Artidjo Alkostar adalah hakim agung yang tidak mau disuap, tidak bisa diiming-imingi, dan tidak bisa dipengaruhi. Kebenaran yang dia lihat dari sunatullah, profesional dan hati nurani semoga dapat meringankan hukuman Jero Wacik. Amiiin….(LCL)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun