Mohon tunggu...
Lita Chan Lai
Lita Chan Lai Mohon Tunggu... Freelancer - Semangat Jiwa

---hanya perempuan biasa--- menyukai petualangan alam terbuka,traveling, aktif dikegiatan pecinta alam, senang bersosialisasi dan suka menyimpan buku dibawah bantal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jerat Hukum Jero Wacik di Era Politik Gaduh

3 Mei 2016   16:37 Diperbarui: 3 Mei 2016   17:39 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

foto pada saat lounching buku "Jero Wacik di Mata 100 Tokoh" (foto by merdeka.com)

 

Jero Wacik, ketika di tangkap KPK dengan pelanggaran pasal 12 haruf e yaitu tentang pemerasan di ESDM. Awalnya Jero Wacik bingung, “kenapa saya ditangkap?” . pada saat itu belum ada pasal-pasal lainnya yang menjerat Jero Wacik. Selama di tangkap pada bulan September 2014, Jero Wacik berupaya kooperatif dan tidak melawan. Bahkan Jero Wacik sempat bingung, “apa salah saya? Betulkah dugaan mereka terhadap saya?” pertanyaan-pertanyaan terus bergulir dalam pikirannya. Jero Wacik menunggu sidangnya di gelar. Rasa ingin tahu dengan kesalahan yang disangkakan kepadanya semakin besar.

“PEMERASAN” menjadi tanda tanya besar dikepalanya? Pemerasan kepada siapa dan untuk apa? Pemerasan sebuah bentuk karakter, tapi bukan untuk Jero Wacik. Ini sebuah fitnah yang tidak ada dasarnya. Jero Wacik di kenal banyak orang hebat di Negara ini dan Seluruh Negara di Dunia. Bukti kehormatan Jero Wacik ada dalam buku 100 tokoh Indonesia. Dalam buku tersebut diceritakan bagaimana sosok Jero Wacik yang sebenarnya dimata 100 tokoh yang ada dalam buku tersebut. Bukan tanpa alasan mereka menceritakan Jero Wacik yang sangat hormati dan disegani oleh mereka. Mereka melihat real dan kenyataan hidup Jero Wacik selama mereka mengenalnya.

SBY Mantan Presiden RI berkomentar tentang Jero Wacik : ada dua kekuatan utama yang dimiliki sosok Jero Wacik, pertama adalah semangatnya untuk bekerja dan melakukan sesuatu tentunya sesuatu yang baik ~” do the best” sedangkan yang kedua adalah energi yang dimilikinya untuk mengemban berbagai ragam tugas, menjadi Menteri di era politik gaduh, disertai dengan banyaknya permasalahan bangsa yang kompleks, tugas-tugas pemerintah menjadi amat ringan. Very Challenging. “ saya merasa beruntung mengenal dia” kata SBY dalam buku Jero Wacik di mata 100 tokoh.

Kembali kepada masalah pemerasan. Ternyata setelah disidangkan, Jero wacik dianggap memaksa bawah untuk minta dana Kick Back kepada rekanan. Memaksa Eselon 2 ( Rida, didi , Susyanto, arif Sri Utami, Dwi Purwanto, Ego melalui Waryono Karno Sekjen ESDM. Dari kesaksian mereka (fakta persidangan yang terjadi) Kick Back sudah dilakukan  mulai Awal Tahun 2010, sementara pada tahun 2010 tersebut Jero Wacik belum menjabat sebagai Menteri ESDM. Jero Wacik di lantik oleh Presiden SBY pada tanggal 19 Oktober 2011 (pada saat resuffle kabinet). Nah lhoo….dana yang di kumpulkan sejak Januari 2010 kenapa Jero Wacik yang dianggap memeras, sementara Jero Wacik di angkat sebagai Menteri ESDM pada Oktober 2011. Jadi dana Kick Back tersebut sudah berjalan selama sekitar 2 tahun lamanya. Lalu kenapa Jero Wacik yang di anggap memeras dan memaksa bawahan.

Logika berfikir kita harus kembali bermain. Orang lain yang mengetahui juga akan berfikir. Ada apa dengan  Jero Wacik? Kenapa kesalahan yang dibuat-buat terhadap Jero Wacik harus ditemui? Tuduhan pemerasan dan memaksa bawahan telah menjadi gugur dengan kesaksian orang-orang yang dihadirkan pada sidang tersebut. Waryono Karno mengaku takut psikologis melawan atasan (ini cerita karangannya di sidang). Takut kepada siapa? Jero Wacik? Atau Menteri sebelum Jero Wacik? herannya kok penyidik percaya begitu saja. Sementara status Waryono Karno sama-sama tahanan juga yang perlu dipertimbangkan kredibilitasnya dalam mengungkapkan kesaksiannya.

Zaman memang sudah sangat aneh. Tidak ada kebenaran yang hakiki, yang ada justru kepentingan yang mengorbankan orang lain untuk mencari kambing hitam dalam persoalan negeri ini. Orang berlomba-lomba untuk tampil dan menguasai panggungnya sendiri, sementara orang lain terinjak-injak. Semoga negeri tercinta ini bisa kembali kepada jalur yang benar dimana kebenaran itu menjadi jalan terbaik bagi kita semua.  

Sangat disayangkan bila seorang Jero Wacik harus dikukung oleh hukuman yang tidak seharusnya dia terima. Ide dan pemikirannya sangat dibutuhkan oleh negeri Indonesia, untuk lebih mengembangkan negara kita ini. Meskipun Jero Wacik masih dalam kurungan penjara, beliau sangat aktif berkegiatan di dalam sana. Memotivator orang  hal yang paling dia sukai. Orang-orang di dalam sana sangat menyukai sosok Jero Wacik. Dimanapun dia berada tidak menjadikan diri lemah. Justru pengalaman di dalam sana dapat membuatnya semangat dalam menjalani kehidupannya. Senyumnya yang khas selalu dia tebarkan kepada kita semua. Tidak pernah sedikitpun rona wajah yang menyedihkan dia tampakkan.

Sejak dulu hidupnya memang susah dan kini Jero Wacik kembali merasakan kesusahan, “hal yang biasa” katanya dalam candaannya. Pagi sudah ngopi bersama para tahanan, lalu jalan pagi dan menjemur badan agar PH dalam tubuhnya stabil dan sehat. Makan teratur dengan menu standar, karena beliau sejak kecil sudah menjadi pemangku adat yang selalu melakukan hidup sederhana. Orang disekitar tahanan paling suka berbincang-bincang dengan Jero Wacik. Karena kata-katanya selalu membangkitkan semangat hidup. Jero Wacik tetap mengikuti perkembangan berita di luar tahanan. Beberapa koran selalu dia baca. 

Kadang di waktu senggang beliau sempatkan untuk membaca buku dan menulis. Menurut tim pengacaranya, Jero Wacik orang yang paling rajin menulis. Andai dia memiliki Blog dan bisa menggunakan internet di dalam tahanan, mungkin tulisan beliau bisa menjadi kumpulan cerita yang bagus untuk dibaca. SBY saja merasa beruntung mengenal Jero Wacik, apalagi saya yang  bukan apa-apa dan siapa-siapa. Tapi tenang, Motivator Jero Wacik telah membuat saya semangat untuk menjadi sesuatu yang barharga bagi saya sendiri, sahabat, keluarga, bangsa dan negara ini. Amiin…begitulah Jero Wacik, tidak pernah putus dalam memotivator orang sementara dirinya masih menjalani hukuman dalam jeruji yang memenjarakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun