[caption id="attachment_91194" align="aligncenter" width="320" caption="from goole"][/caption] Tubuhmu besar dan kekar. Terlihat kokoh dan kuat. Dengan warna kulit hitam, rambut ikal dan sedikit kumis hitam lekat keras diatas bibirmu, menambah keangkeran orang melihat dirimu. Tidak hanya aku, tapi teman-temanku juga ngeri melihatmu. Tapi kamu hebat...... Maling dilingkungan rumah pernah kamu lumpuhkan. Sekuat tenaga kamu halau preman-preman yang nyaris menjahati aku dan adik-adikku. Bahkan dengan setia kau selalu menjadi payung bagi keluargaku. Tak sembarangan laki-laki bisa main ke rumahku. Semua harus melalui seleksimu. Kawan-kawanmu dan orang dilingkungan rumah segan terhadapmu. karena dibalik semua yang tampak, kamu adalah orang yang ramah, baik dan selalu tersenyum manis kepada siapapun. Selalu bersedia menolong tanpa diminta. Kadang aku kesal melihatmu lebih mementingkan orang lain ketimbang dirimu sendiri. Kini...... Diusiamu yang semakin senja, banyak hal yang membuatmu menjadi lemah. Sejak sakit stroke yang kamu alami, kamu terlihat layu dan kuyu. Seperti tak ada lagi gairah selain memikirkan sakitmu. Makan yang perlu pengawasan membuat aku tak berani melepasmu berjalan sendirian. Sorot mata yang dulu berbinar-binar nyala penuh arti kini redup dan sendu.kesedihanmu begitu mendalam, seperti belum siap untuk menerima keadaan seperti ini. Dan aku tak mampu menatap matamu. Sabar ya papa....... Papa pasti sembuh kok....! Hanya kata2 itu yang mampu aku bisikan ketelinganya. Karena ku yakin....., papaku pasti sembuh dan sehat kembali. *cepat sembuh papa..... We love u forever.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H