Kesalahan Pebisnis (www.lisubisnis.com)
Pengusaha atau pebisnis yang belum cukup berilmu dan berpengalaman hampir pasti banyak melakukan kesalahan fatal dalam bisnisnya. Bukan hanya pemula, bahkan pebisnis senior pun tidak luput dari kesalahan. Tentu saja kesalahan dalam bisnis atau usaha ini harus dihindari agar tidak berdampak fatal pada kelangsungan usaha kita.
Lalu apa saja kesalahan-kesalahan dalam berbisnis yang wajib kita hindari? Berikut ini ulasannya berdasarkan referensi dari tulisan Blogger Profesional Bayu Win dengan pengembangan penulis.
1. Kasir merangkap sebagai bagian keuangan
Jangan pernah menjadikan kasir sebagai pengelola keuangan perusahaan. Jika kamu melakukannya, kesalahan pertama dalam bisnis yang satu ini akan sangat mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Kenapa? Berpotensi besar terjadi manipulasi laporan keuangan.
Kamu pasti akan menemukan ketidaksesuaian antara data di lapangan dengan laporan keuangan yang ada. Hal ini juga berlaku untuk orang pemasaran. Sebaiknya jangan sampai orang pemasaran mengelola keuangan perusahaan. Walaupun sifat pribadinya rapi, teliti dan disiplin. Sebaiknya tunjuk orang yang tepat untuk fokus menangani keuangan bisnis kamu.
2. Bagian pemasaran menyimpan uang terlalu lama
Lanjutan dari poin pertama, orang pemasaran atau bagian penjualan sebaiknya tidak menyimpan uang terlalu lama. Karakteristik bagian pemasaran relatif susah menyimpan uang, sehingga berpotensi uang akan habis terpakai.
Jangan biarkan bagian penjualan dalam bisnis kita menyimpan uang hasil penjualan dalam waktu yang lama. Sebaiknya segera disetorkan ke bagian keuangan agar keluar masuknya aliran dana bisa lebih terkontrol.
3. Tidak tegaan
Ketika seharusnya memecat karyawan atau mengeluarkan anggota tim bisnis, karena tegaan jadinya malah dipertahankan. Padahal orang itu tidak produktif, kerjanya tidak bagus atau malah menjadi benalu yang merusak sistem dalam perusahaan. Jangan sampai ada orang seperti ini di perusahaan kita, agar tidak membawa pengaruh negatif yang mengancam bisnis.
Seorang pengusaha harus memiliki mental untuk memecat orang, tentu saja dengan alasan yang bisa dipertanggungjawabkan. Jika tidak tegaan, kerugian lebih besar akan menimpa perusahaan. Mimpi buruknya perusahaan bangkrut dan karyawan lain yang tidak berdosa akan terkena imbasnya.
Intinya lebih baik memecat orang yang layak untuk dipecat, daripada mengorbankan mereka yang benar-benar bekerja dengan baik dan berkontribusi positif untuk perusahaan.
4. Tidak tegas
Jadi Leader di bisnis milik sendiri tentu saja memberikan kita power lebih. Termasuk kewenangan untuk mengambil kebijakan atau keputusan. Jika kamu tidak bisa tegas terhadap keputusan yang telah diambil, orang-orang di perusahaan akan banyak yang melanggar. Bahkan ada yang berani mengulanginya berkali-kali.
Tegaslah terhadap diri sendiri dan juga pada karyawan. Hal ini akan menjadi panutan positif bagi mereka. Dengan demikian, kamu akan dihormati dan disegani sebagai pemimpin.
5. Menyatukan uang pribadi dengan uang perusahaan
Ini sangat fatal. Uang perusahaan bisa terpakai tanpa disengaja untuk keperluan pribadi. Sehingga tidak terasa saldo perusahaaan tiba-tiba menjadi nol. Bisnis kita akan cepat bangkrut.
Sebaiknya pisahkan pengelolaan keuangan pribadi dengan perusahaan. Jangan mentang-mentang bisnis milik sendiri, sehingga seenaknya dalam keuangan. Simpan keuangan di rekening tabungan yang berbeda.
Pisahkan gaji kamu sebagai owner bisnis dari pemasukan, dengan jumlah sewajarnya saja. Jangan sampai mengambil uang perusahaan, kecuali jika terdesak. Tapi jangan lupa harus dikembalikan.
6. Tidak disiplin
Semakin toleran, maka kita akan semakin menjauh dari tujuan yang ingin dicapai dalam bisnis. Disiplin bagi seorang pebisnis adalah hal wajib yang harus diutamakan.
Disiplin waktu, disiplin dalam menjalankan rencana-rencana yang sudah disusun, disiplin dalam mencatat keuangan serta disiplin dalam hal lainnya. Jika tidak disiplin, pasti terjadi kekacauan dalam bisnis. Perusahaan akan sulit untuk berkembang karena banyak hal yang tidak beres.
7. Terlalu jauh ikut campur dalam hal teknis
Pengetahuan dalam hal-hal teknis memang diperlukan, tetapi bukan berarti harus terlalu ikut campur. Serahkanlah pada karyawan atau orang yang ahli di bidangnya untuk menangani bagian itu. Belajar percaya dan biarkan mereka berkembang. Jangan khawatir kalau mereka melakukan kesalahan kerja. Jika terlalu mengurusi hal teknis, berarti kamu tidak percaya kepada karyawan.
Pemilik bisnis harus lebih fokus pada pengembangan sistem, bukan terjebak dalam hal teknis. Teknis itu memusingkan dan memakan banyak waktu. Pikiran dan tenaga kita akan terkuras di sana.
 Tulisan ini pernah dimuat di blog pribadi saya: Bisnis Muslim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H