Mohon tunggu...
Listyowati Listyowati
Listyowati Listyowati Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Saya Kepala sekolah di sebuah SD di wilyah kecamatan Candisari Kota Semarang. Tepatnya di SDN Candi 03. sebelimnya saya PLT di SDN Jomblang 01 masih dalam kecamatan yang sama. Menjadi Kepala Skolah adalah tantangan tersendiri untuk saya. Saya dipaksa mengasah kemampuan saya, belajar dan belajar. Setelah kurang lebi saya mengabdi di SDN Petompon 02 Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Budaya Positif di Sekolah Ciptakan Well Being School

28 Agustus 2024   16:02 Diperbarui: 28 Agustus 2024   16:04 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membangun Budaya Positif di Sekolah: Aksi Nyata yang Berdampak

Budaya positif di sekolah adalah fondasi penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan siswa secara holistik. Lebih dari sekadar rutinitas harian, budaya positif mencakup upaya untuk mengubah pola pikir, perilaku, dan interaksi antara siswa, guru, dan seluruh warga sekolah. 

Budaya ini memberikan ruang bagi siswa untuk tumbuh dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan penuh dukungan. Di SDN Candi 03, kami telah mengambil sejumlah aksi nyata untuk mewujudkan budaya positif ini, yang tidak hanya berfokus pada prestasi akademik tetapi juga pengembangan karakter dan kesejahteraan mental.

1. Penerapan Disiplin Positif

Disiplin positif menjadi salah satu pendekatan utama dalam membangun budaya positif di sekolah. Di SDN Candi 03, kami mengedepankan pendekatan pengembangan diri, bukan hukuman. Dalam disiplin positif, setiap kesalahan dipandang sebagai kesempatan untuk belajar. 

Siswa diajak untuk memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan didorong untuk mencari solusi. Misalnya, jika ada siswa yang terlambat, guru tidak langsung memberikan hukuman, melainkan mengajak siswa berdialog tentang pentingnya tanggung jawab waktu dan mencari solusi bersama agar hal tersebut tidak terulang.

2. Restitusi: Membangun Kesadaran dan Perbaikan

Restitusi adalah bagian penting dari disiplin positif, di mana siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka dengan cara yang bertanggung jawab. Di SDN Candi 03, siswa dilatih untuk mengidentifikasi kebutuhan dasar yang belum terpenuhi dan mencari cara untuk memperbaiki perilaku yang merugikan diri sendiri atau orang lain. Proses ini membantu siswa memahami bahwa mereka memiliki kontrol atas tindakan mereka dan bahwa mereka mampu memperbaiki kesalahan dengan cara yang konstruktif.

3. Menguatkan Hubungan Melalui Pendekatan Kolaboratif

Budaya positif juga tercipta melalui hubungan yang kuat antara siswa, guru, dan orang tua. Di SDN Candi 03, kami mendorong pendekatan kolaboratif di mana guru dan orang tua bekerja sama dalam mendukung perkembangan siswa. Kegiatan seperti "Ngobrol Santai" yang melibatkan siswa, guru, dan orang tua menjadi forum untuk berbagi cerita, pengalaman, dan ide tentang bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik. Hubungan yang kuat ini membantu menciptakan suasana saling percaya dan mendukung di sekolah.

4. Program Pengembangan Karakter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun