Mohon tunggu...
Inovasi

Kartun Versus Sinetron

20 Juli 2017   07:59 Diperbarui: 20 Juli 2017   08:20 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Rumusan masalah

  • Mengapa adegan kartun lebih banyak disensor  sedangkan sinetron tidak sama sekali?
  • Mengapa hak siar beberapa kartun ditarik dan sinetron semakin banyak tayang?

 

Tujuan

Untuk mengetahui alasan hak siar kartun banyak yang ditarik dan disensor sedangkan sinetron justru merajalela.

BAB II

Isi

Pembahasan

Kartun adalah sebuah acara hiburan yang bertujuan untuk menghibur dan dapat ditonton oleh semua umur. Kartun adalah acara yang menceritakan sebuah peristiwa yang diperankan oleh karakter lucu yang biasa disebut dengan anime.

Namun fungsi dari kartun sudah seperti tidak berfungsi lagi karena KPI menganggap bahwa kartun sekarang sudah tidak mendidik lagi padahal setiapadegan yang ditampilkan pada kartun niatnya hanya untuk menghibur.

Adegan kartun seperti salah satu karakter spongebob yaitu sandy yang digambarkan hanya memakai bikini mendapatkan cekalan dari KPI berupa sensor. Hal tersebut sangat tidak masuk akal karena si pembuat kartun menggambarkan karakter tersebut hanya untuk berniat memberikan ciri khas pada salah satu karakter di dalam kartun tersebut.

KPI dirasa berlebihan untuk men-sensor sebuah kartun, setiap adegan yang berbahaya untuk anak-anak selalu disensor, adegan seperti memakai bikini atau belahan dada juga disensor. Hal tersebut seperti merasakan jika televisi sedang rusak. Membuat kartun menjadi tidak pada fungsi awal yang hanya untuk menghibur. Hal tersebut hanya berlaku di Indonesia, seakan-akan tingkat seksualitas orang Indonesia sangatlah tinggi, seperti kartun itu lebih menggairahkan daripada manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun