Mohon tunggu...
Sulistyo
Sulistyo Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Dagang

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

UGM, Universitas yang Merakyat dan Bersahaja

19 Desember 2018   14:02 Diperbarui: 19 Desember 2018   14:13 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, Rabu (19 Desember 2018) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta genap berusia 69 tahun. Adapun Dies Natalis tahun 2018 ini dengan tema: Keunggulan Inovasi Sainteks UGM untuk Persatuan dan Kedaulatan Bangsa.

Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, secara resmi (3/8) lalu membuka rangkaian Dies Natalis UGM ke-69. Pembukaan dies natalis ini ditandai secara simbolis dengan pelepasan 69 balon berwana merah putih dan 69 ekor burung ke udara di halaman Balairung, disusul berbagai kegiatan baik yang melibatkan kalangan civitas akademi maupun masyarakat luas. Baca di sini.

Dilihat dari tema dies natalis kali ini dapat dipahami bahwa UGM sebagai lembaga pendidikan tinggi akan terus mengutamakan keunggulan dalam hal penemun-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga seluruh riset yang dihasilkan dari kampus UGM sepenuhnya akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ciri khas pengabdian kepada masyarakat ini sebenarnya sudah melekat dalam tradisi UGM sejak beberapa tahun berlangsung, bahwa dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi -- terutama dalam pengabdiannya ditandai kontribusi berbentuk kerja nyata dalam kehidupan masyarakat yang harus dilakukan oleh setiap mahasiswanya.

Terkait hal itulah maka mata kuliah KKN (Kuliah Kerja Nyata) sejak tahun-tahun terdahulu hingga sekarang sudah menjadi kewajiban yang harus ditempuh bagi para mahasiswa yang menimba ilmu pengetahuan di 'Kampus Biru' ini.  

Perlu diketahui bahwa lokasi-lokasi pengabdian dalam rangka KKN, Pembelajaran, Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM memprioritaskan daerah yang dianggap terluar, terdepan dan terpinggirkan. Disinilah yang turut mengindikasikan bahwa keberpihakan UGM terhadap rakyat dilapisan paling bawah perlu disentuh dan diberdayakan.

Tentunya tidak hanya itu, komitmen kerakyatan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat disamping penerjunan mahasiswa KKN ke seluruh penjuru Indonesia maupun melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan -- lembaga pendidikan ini juga memiliki sebanyak 25 pusat studi terdiri dari berbagai bidang keilmuan. Melalui riset dan kajian-kajian yang dilakukan oleh para ahlinya inilah kemudian hasilnya di-implementasikan untuk kepentingan masyarakat luas.

Memasuki kawasan Kampus UGM di Bulaksumur yang cukup sejuk, rindang dan dalam suasana kekeluargaan memang sangat mengesankan. Walaupun penulis tidak mengenyam kuliah disini, namun kakak kandung dan adik kandung yang menekuni ilmu di UGM -- turut pula penulis merasakan denyut kehidupan kampus walaupun seringkali hanya dimintai tolong untuk membantu kegiatan-kegiatan kampus dan lapangan yang mereka lakukan.

Kesan lain ketika memasuki kawasan Kampus UGM, tentunyaa tidaklah 'menakutkan' seperti dibayangkan banyak orang. Komunikasi antara karyawan, dosen, mahasiswa berlangsung sebagaimana keluarga besar dalam kebersahajaan.

Walaupun dalam hal studi atau proses pembelajaran mereka serius namun ketika berada diluar ruang kuliah seperti di kantin -- hampir semuanya merasakan seperti keluarga sendiri, berbagi dan bercanda antara guru besar/dosen dengan mahasiswa-mahasiswi merupakan hal lumrah ada dilingkungan kampus ini, tidak terasakan kesan sombong satu sama lainnya.

Tanpa kecuali, tampang Solo, tampang Boyolali, Semarang, tampang Medan, Aceh, Makassar, tampang Bali, NTT hingga tampang Maluku dan Papua ada di kampus UGM. Justru mereka yang berasal dari berbagai daerah berbaur dan menyatu dalam kebersamaan untuk memenuhi kepentingan menuntut ilmu pengetahuan yang ditekuni. Suasana kebhinnekaan sangat kental sekaligus hal ini menunjukkan kebersatuan sesama anak bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun