Tepat hari ini, Minggu, 22 Oktober 2017 merupakan hari bersejarah, tanggal diluncurkannya blog  dan publikasi online bernama www.kompasiana.com yang kini sudah menginjak usianya 9 (sembilan) tahun.
Produk media digital yang sejak tanggal 22 Oktober 2008 ini hadir dibawah payung Kompas Cyber Media terus menerus mengalami perkembangan dan penyempurnaan, baik dalam tampilan maupun format dan konsep secara keseluruhan.
Disebutkan dalam profil bahwa di tahun pertama kehadirannya, Kompasiana dibangun sebagai blog jejaring internal untuk jurnalis dan karyawan Kompas Gramedia. Memasuki tahun 2009, produk yang didirikan oleh Pepih Nugraha ini berubah menjadi platform blog untuk semua orang (https://www.kompasiana.com/tentang-kompasiana) hingga sekarang.
Disebutkan sejak tahun 2017, produk digital yang semula menyandang slogan "Sharing. Connecting" ini mengusung slogan baru: "Beyond Blogging". "Lebih dari sekedar ngeblog" merupakan semangat dan tekad menghadirkan sesuatu yang lebih bermakna untuk khalayak blogger. Masyarakat diharapkan lebih mudah mengenali Kompasianasebagai produk media sosial buatan Indonesia. "Beyond Blogging" juga mempertegas posisi Kompasiana sebagai saluran berita dan opini masyarakat (Citizen News and Opinion Channel).
Gratis, Bertanggung Jawab, Dibayar
Meski gratis namun tidak sembarang orang bisa ikut ambil bagian, melainkan bagi yang berminat harus terlebih dahulu memenuhi syarat yaitu melakukan registrasi awal. Jadi, Â kalau anda belum registrasi, belum bisa disebut sebagai kompasianer, jangan pula berharap bisa ikut berinteraksi misalnya menayangkan artikel, berita atau opini, memberi penilaian, berkomentar, menjawab komentar dan sejenisnya.
Itupun setiap tulisan (termasuk komentar) yang ditayangkan di Kompasiana, semuanya jangan harap bisa dimuat tayang, mengingat setiap kiriman naskah/tulisan apapun bentuknya akan terlebih dahulu di-moderasi oleh admin, layak atau tidaknya sangat bergantung admin yang tentunya sudah terlatih dan berpengalaman.
Setelah registrasi awal bisa dilanjut dengan registrasi yang lebih tinggi tingkatannya, yaitu dengan menyantumkan identitas diri (KTP, SIM, Paspor, atau lainnya) sehingga kompasianer yang sudah bertanda teregistrasi (tanda hijau) dan teregistrasi (tanda biru) pastinya memiliki tanggung jawab dalam setiap menayangkan tulisannya (berita atau opini) di Kompasiana.
Kelebihan yang dimiliki oleh mereka yang teregistrasi (hijau dan biru) ini akan mendapat "perhatian plus" atau prioritas dalam menikmati segala fasilitas yang tersedia di kompasiana, baik  kegiatan online dan offline seperti kompetisi blog, Kompasiana Nangkring, Visit, Blogtrip, Drive & Ride, dan sebagainya. Bahkan bagi yang teregistrasi hijau atau biru belakangan ini bisa dibayar (memperoleh reward/uang) dengan memanfaatkan fasilitas yang ditawarkan melalui fitur di kompasiana.
Berita dan opini berbasis sumberdaya warga
Mengingat kompasiana sebagai media online yang berbasis warga, maka jurnalisme warga nampak lebih dominan dalam mewarnai pemberitaan (berita dan opini, atau karya tulis lainnya). Tentunya akan berbeda dengan media mainstream (media arus utama) yang didalam penyampaian berita sudah memenuhi standar/pedoman penulisan  5 W + 1 H (What,Who,When,Where,Why,How)
Demikian halnya dalam penggunaan bahasa di Kompasiana tidaklah terikat dengan bahasa baku, ketentuan struktur kalimat maupun ketentuan ejaan yang disempurnakan (EYD) tidak sangat ketat berlaku.
Untuk ketentuan berita, yang terpenting adalah fakta. Masalah bagaimana itu disampaikan sangat bergantung pada penulis/pengirim berita masing-masing, sekaligus sebagai penamggumg jawab. Demikian halnya untuk tayangan artikel/opini, gaya penulisannya yang relatif bebas, terpenting tidak melanggar ketentuan yang telah digariskan kompasiana, misalnya mengandung unsur SARA, fitnah, penyebaran kebencian, atau sejenisnya.
Sangat beruntung bilamana kita bisa membaca tulisan yang berasal atau bersumber dari mereka yang benar-benar punya bekal jurnalistik (online) dan dalam penyampaian tulisan-tulisannya berpedoman pada standardisadi yang berlaku universal. Namun ini jumlahnya sangat sedikit. Mengapa?
Ya karena penghuni kompasiana (kompasianer itu terdiri atas berbagai macam karakter dan latar belakang yang berbeda, tersebar di seluruh penjuru, mulai dari yang bertempat di pelosok desa hingga penulis di luar negeripun ditemui. Berbeda-beda tetapi tetap satu: Kompasiana !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H