Mohon tunggu...
Listyarini
Listyarini Mohon Tunggu... Guru - senyum untuk mendidik

mendidik dengan integritas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan - 8

12 Oktober 2024   08:43 Diperbarui: 12 Oktober 2024   09:34 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CGP A11 Kota Kediri

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.1

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Oleh: Listyarini Intanti

Dalam refleksi dwi mingguan kali ini saya menggunakan "Model Driscoll". Model ini diadaptasi dari refleksi yang digunakan pada praktik klinis (Driscoll & Teh, 2001). Model yang dikenal dengan Model "What?" ini pada dasarnya terdiri dari 3 bagian, namun dapat dikembangkan dengan berbagai variasi bergantung pada pertanyaan detail yang dipilih. Berikut ini refleksi saya:

What (Apa yang terjadi?)

Mengawali kegiatan pembelajaran modul 3.1 mengenai pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin pada tanggal 09 Oktober 2024 dengan melakukan pre test kemudian dilanjutkan pada tahap mempelajari Mulai dari Diri. Pada tahap ini saya banyak membaca dan menjawab pertanyaan pemantik di LMS mengenai pengalaman dan saling memberi umpan balik sesama CGP. Selama mempelajari modul 3.1 mulai dari diri hingga eksplorasi konsep, saya merenungkan bagaimana saya membuat keputusan sehari-hari ketika diberikan beberapa kasus dilema yang harus diselesaikan. Selanjutnya memasuki tahap ruang kolaborasi dimana setiap CGP berdiskusi dan mempresentasikan hasilnya, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman bersama instruktur, koneksi materi yang mana mengaitkan materi-materi yang telah dipelajari, dan mengimplementasikannya dalam aksi nyata. Saya mendapatkan pengetahuan lebih dalam tentang bujukan moral, dilema etika, prinsip resolusi, bahkan konsep pengambilan dan pengujian keputusan. Saya mempelajari bagaimana kebijaksanaan, integritas, dan empati merupakan inti dari pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan. Konsep ini mulai mengubah cara pandang saya terhadap kepemimpinan. Saya belajar bahwa pendekatan berbasis Kebajikan menuntut keseimbangan antara kepedulian terhadap individu dan keadilan untuk keseluruhan pihak yang terlibat.

So What? (Apa artinya?)

Pendekatan saya terhadap keputusan selama ini lebih didorong oleh hasil langsung, sehingga keputusan kurang mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap pihak-pihak yang terlibat. Saya mulai menyadari bahwa sebagai pemimpin pembelajaran, saya memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya memastikan aturan ditegakkan tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan emosional dan akademik semua murid.

Saya merasa antusias untuk lebih mendalami bagaimana nilai-nilai kebajikan seperti kepedulian dan keadilan agar lebih konsisten membentuk keputusan saya. Pengalaman ini menunjukkan bahwa pendekatan yang lebih berempati dan berfokus pada nilai-nilai kebajikan bisa menghasilkan keputusan yang lebih seimbang dan manusiawi. Keputusan yang baik bukan hanya soal efisiensi, tetapi tentang dampak positif pada kesejahteraan murid maupun pihak lain yang juga terlibat. Hal ini memberikan pemahaman baru bahwa terkadang fleksibilitas yang manusiawi memang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

Now What? (Apa yang akan dilakukan selanjutnya?)

Kedepannya saya ingin lebih konsisten dalam menggunakan pendekatan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan ketika menghadapi dilema etika dan merefleksikan bagaimana nilai-nilai kebajikan dapat diterapkan dengan lebih baik. Saya juga akan mendiskusikan tantangan yang dihadapi dengan rekan guru untuk memperkaya pemahaman saya dan bersama-sama mencari solusi yang sesuai. Di samping itu, saya akan lebih banyak mempertimbangkan kesejahteraan pihak yang terlibat dalam setiap keputusan yang saya ambil dan melihat apakah keputusan saya yang lebih empatik dapat memberikan dampak positif terhadap semangat serta kesejahteraan murid maupun pihak lain yang terlibat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun