Mohon tunggu...
Listiyo Yuniarti
Listiyo Yuniarti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang sedang mulai belajar menulis artikel.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Pandangan Generasi Muda di Tuban Jawa Timur terhadap Kesenian Sandur

30 Maret 2023   16:46 Diperbarui: 30 Maret 2023   16:53 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kesenian sandur merupakan salah satu kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Kata budaya mendasari kata "kebudayaan". dalam lingkup kebangsaan budaya akan selalu dikaitkan dengan identitas nasional. karena itu budaya nasional dapat diartikan sebagai identitas sekaligus kekayaan suatu bangsa. suatu identitas bangsa dapat menentukan perkembangan suatu peradaban suatu bangsa itu sendiri (Endraswara, S. 2006). Oleh karenanya peran generasi muda dalam melestarikan kebudayaan sangatalah penting. Generasi muda adalah generasi yang nantinya  dapat meneruskan bangsa yang eksistensinya sangat menentukan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Eksistensi generasi muda ini nantinya dapat menjadi sebuah pelopor pergerakan kemerdekaan Indonesia (Rusdiyani, E. 2016). Sebagai penerus bangsa generasi muda juga harus dapat menjaga serta melestarikan budaya-budaya yang dimiliki Indonesia. Tidak terkecuali kesenian sandur. Kesenian sandur merupakan sebuah pertunjukkan drama, musik, serta tarian. Sandur adalah seni teater tradisional yang populer di Bojonegoro dan Tuban mendominasi dalam bentuk drama tari berdasarkan cerita lokal. Dalam penuturan masyarakat istilah sandur dimaknai sebagai sebuah pertunjukan yang tujuannya untuk hiburan. Sandur merupakan tebung garba 1 dari sandhing luhur, yang memiliki arti bahwa sandur berdampingan dengan leluhur. Istilah sandur pada penuturan masyarakat juga dimaknai sebagai sandhangan dhuwur, menyiratkan makna keluhuran di dalamnya. Dua kata yakni dhuwur dan luhur sangat berkaitan dengan leluhur yang dimuliakan. Selain itu sandur juga diartikan sebagai "beksan ngedhur" memiliki arti menari semalam suntuk atau dari malam hingga menjelang pagi (Rohmat, R., & Prakosa, D. 2017). Sandur merupakan kesenian tradisional yang berangkat dari sebuah seni teater tradisional dan tari. Pertunjukkan Sandur yang bersifat sporadif/ musiman sehingga kesenian ini dapat dikategorikan kesenian yang langka karena sudah jarang untuk dijumpai, khususnya Sandur di Kabupaten Tuban. Secara umum seni teater ini tidak berbeda dengan teater tradisional lainnya dalam hal pementasannya yang sederhana. Daya tarik pertunjukan kesenian tradisional ini terletak pada kemampuannya membangun dan memelihara kohesi kelompok serta menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal dalam masyarakat. Kesenian ini mengajarkan sopan santun, gotong royong dan toleransi dalam setiap kegiatan. Selain itu juga terdapat nilai-nilai seperti nilai pendidikan, nilai moral, nilai estetika, nilai religi, nilai hiburan dan nilai seni. Kesenian ini tumbuh dan berkembang sebagai aktivitas sosial budaya masyarakat agraris, yaitu masyarakat yang hidup dengan sistem dan model pertanian sebagai landasan kehidupan.

Kesenian sandur populer didaerah Kabupaten Tuban dan Bojonegoro, namun pada penelitian kali ini hanya akan difokuskan pada tingkat ketertarikan generasi muda di wilayah Kabupaten Tuban Jawa Timur terhadap kesenian sandur. Seperti yang sudah diketahui bahwa kesenian sandur merupakan kesenian khas Tuban, namun pelan-pelan kepopulerannya semakin menurun. Minat generasi muda terhadap kesenian sandur juga sangat kurang. Hal ini tentunya  kesenian sandur perlu untuk kembali diperkenalkan kepada masyarakat khususnya generasi muda, agar terjaga kelestraiannya. Ada beberapa faktor yang membuat kearifan lokal semakin tidak menarik dikalangan generasi muda salah satunya adalah modernisasi yang ditandai dengan munculnya industrialisasi serta meluasnya lahan perkotaan hal ini menyebabkan munculnya budaya baru dan menyebabkan budaya lama semakin tertimbun. (Hidajad, A., Abdillah, A., Sabri, I., & Suryandoko, W., 2022). Selain itu tradisi dapat berubah karena masyarakat sudah tidak lagi mementingkan tradisi tersebut. Tradisi dapat mengalami suatu perubahan karena seseorang memberikan perhatian khusus pada fragmen tradisi tertentu dan setelahnya mengesampingkan fragmen yang lain. Tradisi dapat bertahan pada waktu tetentu dan bisa lenyap apabila unsur serta gagasan dalamnya di abaikan begitu saja (Sztompka, 2004 dalam Praditaningtyas, I. M.,2015).

1.3Penelitian Lain yang Terkait

Penelitian lain yang terkait atau penelitian terdahulu adalah upaya yang dilakukan peneliti untuk mencari perbandingan yang selanjutnya akan digunakan untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selain itu penelitian terdahulu dapat membantu penelitian untuk menunjukkan orisinalitas dari penelitian. Dalam penyusunan penulisan ini penulis sedikit banyak terinspirasi dan mereferensi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang sudah ada dan berkaitan dengan latar belakang masalah yang telah dipaparkan. Berikut beberapa penelitian lain atau penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Hidajad, A., Abdillah, A., Sabri, I., & Suryandoko, W. (2022), "sandur antara tontonan dan tuntutan"  ada beberapa kreteria yang diguakan dalam penelitian ini yakni (1) drama tradisional, (2) era transformasi atau era digitalisasi. Kesenian sandur sebagai budaya masyarakat memiliki arti di era transformasi. Kausalitas yang timbul tentunya berkaitan dengan ilmu ekonomi dan ilmu sosial lainnya. Keberadaan sandur di tengah masyarakat yang sedang berkembang tentunya menjadi kajian yang sangat menarik untuk dikaji. Hidajad, A., Abdillah, A., Sabri, I., & Suryandoko, W. (2022).

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Praditaningtyas, I. M. (2015). "pertunjukan seni sandur (studi tentang perubahan tradisi pertunjukan seni sandur sebagai bagian dari ritual setelah panen di Kabupaten Tuban)" dalam penelitian ini ada beberapa kriteria yang digunakan yakni, (1) tradisi, (2) kesenian, (3) perubahan tradisi, (4) pertunjukkan kesenian sandur. Dalam penelitian ini penulis menyampaikan bahwa  pertunjukkan seni sandur yang pada awalnya diwariskan secara turun temurun namun sekarang ditinggalkan dan tidak dilestarikan oleh masyarakat pendukungnya. Praditaningtyas, I. M. (2015).

Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi, Y., & Yanuartuti, S.  "visualisasi adegan kalongking dalam pertunjukan sandur Tuban pada karya tari kerta pancer" dalam penelitian ini ada beberapa kriteria yang digunakan yakni, (1) kesenian tradisional, (2) sandur, (3) adegan kalongking, (4) Kerta Pancer. Dalam penelitian ini penulis menyampaikan pertunjukkan sandur bersifat musiman tidak selalu ada sehingga kesenian ini dapat dikatakan sudah langka atau jarang ditemukan, khususnya sandur di Kabupaten Tuban. Pada zaman yang sudah sangat maju sepersi saat ini tak dapat dipungkiri bahwa kesenian sandur sudah mengalami penurunan peminat untuk menyaksikannya. Pratiwi, Y., & Yanuartuti, S. 

Penelitian yang juga dilakukan oleh Firdaus, E. N., & Sukmawan, S. "peranan sandur kembang desa dalam pelestarian kesenian sandur di Bojonegoro, Jawa Timur" dalam penelitian ini beberapa kriteria yang digunakan adalah (1) sandur kembang desa (2) seni pertunjukan (3) inovasi kesenian tradisional (4) masyarakat modern. Pada penelitian ini penulis menyampaikan bahwa seiring dengan perkembangan zaman, kesenian sandur dianggap kurang relevan bagi kehidupan masyarakat modern karena tidak adanya penyesuaian dengan perkembangan zaman serta tidak ada regenerasi. Masalah tersebut kian memburuk dengan adanya modernisasi yang terjadi saat ini. Firdaus, E. N., & Sukmawan, S.

1.4 Rumusan Masalah 

1. Bagaimana tingkat ketertarikan generasi muda terhadap kesenian sandur?

2. Bagaimana tingkat pengetahuan generasi muda terhadap kesenian sandur?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat ketertarikan generasi muda terhadap kesenian sandur.

2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan generasi muda terhadap kesenian sandur.


Bab II

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun