Mohon tunggu...
Listiyana Wahyuningtyas
Listiyana Wahyuningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka menulis dan beladiri

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Deteksi Dini Pencemaran Air Minum: Apakah Selama Ini Air yang Kita Konsumsi Aman?

26 September 2024   23:48 Diperbarui: 27 September 2024   00:29 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danareksa Research Institute, 2023

Beberapa upaya pemerintah adalah pada sektor hilir adalah menetapkan target pada RPJMN Tahun 2020 -- 2024 antara lain:

  •  pencapaian 100% akses air minum layak; 
  • 15% akses air minum aman; 
  • 30% akses air perpipaan melalui pembangunan 10 juta Sambungan Rumah (SR). 

Tentunya masyarakat perlu mengetahui bagaimana cara mudah dalam mendeteksi air minum yang sehat yaitu meningkatkan pencermatan kualitas air minum yang dapat dikonsumsi dengan fisika air minum yang terdiri dari bau, rasa, jumlah zat padat terlarut (TDS), warna, dan kekeruhan air. Air yang tercemar akan memiliki bau. Bau menunjukkan bahwa air kurang layak dan jangan memanfaatkannya sebagai air minum. 

Kemudian terkait rasa, rasa pada air sehat adalah netral, jika air memiliki rasa yang menyimpang sebaiknya jangan dikonsumsi sebagai air minum. Air yang layak edar dapat di deteksi dengan TDS, hasil scan pada air nantinya dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), jika angka yang didapatkan melebihi ketentuan maka air minum itu tidak layak untuk dikonsumsi. Warna air yang baik adalah bening, apabila dijumpai ada penyimpangan warna, maka air tidak bisa digunakan sebagai air minum. 

Selain itu deteksi air tercemar dapat dilihat dari kekeruhan air. Kekeruhan air dapat dideteksi dengan alat turbidimeter. Alat turbidimeter akan menghasilkan endapan. Apabila warna endapan berwarna hijau tanda tercemar kuprum terosida, sedangkan warna hitam tanda tercemar kalsium dan magnesium. Endapan warna putih adalah tanda tercemar alumunium, arsenik, mucitage (getah), dan asbestos serta warna biru tanda tercemar aluminium sulfat, organik fosfat dan pestisida. Endapan warna jingga menunjukkan bahwa tanda tercemar besi teroksida.

Adanya bahan pencemar pada air dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti penyakit ginjal, kerusakan saraf pusat, pemicu kanker, penyakit hati, dan keseimbangan metabolisme tubuh. Melihat dampak buruk pencemaran air pada kesehatan maka kita harus lebih selektif dalam memilih air yang akan kita konsumsi.

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun