Proses panjang dari rapat ke rapat tidaklah berjalan dengan mulus, tetapi ada hambatan didalamnya. Perdebatan terjadi khusunya pada sila pertama yang sekarang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada mulanya golongan islam ingin mendirikan negara ini sebagai negara islam, tetapi dengan pertimbangan yang sangat matang Soekarno memilih untuk menjadikan negara ini tidak menjadi negara islam, melaikan sebagai negara Pancasila.
Pancasila yang memiliki lima sila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Butir-butir Pancasila itu sampai sekarang harusnya tetap terjaga. Tetap utuh dan tetap menjadi bagian dari Indonesia. Menjadi ideologi dasar bagi negara dan menjadi pedoman dalam kehidupan kita semua.
Penulis dalam buku ini turut mengajarkan kita tentang luasnya wilayah indonesia yang dibagi-bagi atas kepulauan dan daerah-daerahnya. Keberagaman indonesia ditulis dengan sangat apik sehingga diharapkan pembaca dapat menerima sekaligus bangga akan Indonesia. Beberapa informasi lainnya juga terdapat dibuku ini, pemikiran penulis tentang pancasila harus menjadi identitas nasional dapat memberikan pemahaman bahwa kita harus senantiasa menjaga apa yang menjadi identitas kita agar kelak tidak dicuri oleh orang lain. Pancasila juga dapat menjadi kepribadian bangsa yang menjadikan bangsa ini beda dengan bangsa lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H