Menurut academy of pediatrics 2012 dalam maria dan amalia (2016), memaparkan bahwa perkembangan sosial emosional atau disebut SEL pada anak usia dini yaitu suatu usaha anak dalam mengotrol serta mengekspresikan emosional baik emosi yang bersifat positif maupun emosi yang bersifat negatif. Ketika anak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya hal itu merupakan bagian dari sosial emosional, dapat dilihat juga saat anak belajar aktif di kelas ataupun di lingkungan, terlihat dari tindakannya mengeksplorasi lingkungan sekitar. SEL merupakan proses belajar anak dalam menyesuaikan diri yang kaitannya dengan pemahaman keadaan maupun perasaan serta bagaimana memberikan respon saat berinteraksi dengan teman sebaya ataupun lingkungan sekitarnya baik diperoleh dengan mendengar,mengamati dan meniru.
Taukah anda anak dengan keterampilan sosial emosional yang kuat, akan terlihat dan tampak siap dalam mengendalikan masalah-masalah yang dihadapi setiap harinya,seperti menciptakan hubungan yang positif, serta menetapkan keputusan yang tepat.
Pengaruh sosial emosional itu sangatlah penting, karena anak tidak dilahirkan sudah mengetahui bagaimana mengontrol emosi, memecahkan masalah dan ketika bersosialisasi dengan orang sekitarnya.Kepandaian seperti ini perlu bahkan harus untuk dikembangkan,itu pentingnya untuk mengetahui beberapa anak perlu akan adanya dukungan dan mendapatkan manfaat adanya sosial emosional.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam sosial emosional yakni dalam keterampilan utamanya, diantaranya:
- Adanya kesadaran diri
Kesadaran diri menyangkut pemahaman sosial emosional dalam dirinya sendiri, tujuan individu, dan nilai-nilai termasuk menilai secara teliti dengan keterbatasan diri, namun memiliki pola pikir yang positif . Tingkat kesadaran yang tinggi memerlukan kemapuan dalam mengidentifikasi perasaan dan tindakan yang akan diputuskan.
- Manajemen diri
Kaitannya dengan manajemen diri memerlukan keterampilan serta sikap yang menfasilitasi kemampuan dalam mengontrol perasaan atau emosi dalam berperilaku kepada orang lain.Manajemen diri seperti kesanggupan untuk menunda kepuasan diri, mengontrol tekanan,mengatur stimulasi,dan bagaimana melalui segala tantangan untuk mencapai tujuan pribadi dan pendidikan.
- Kesadaran sosial
Kesadaran sosial mengaitkan kemampuan untuk memahami, berempati, serta merasakan kasih sayang bagi yang memiliki perbedaan latar belakang serta budaya. Hal ini juga melibatkan norma-norma yang berlaku di lingkungan sosial, seperti perilaku,dan untuk mengenali sumber daya dan support keluarga,teman sebaya serta sekolah.
- Keterampilan hubungan
Keterampilan sosial mengajarkan anak untuk membangun hubungan, memelihara hubungan yang bermanfaat, serta bertindak sesuai dengan aturan atau norma sosial yang berlaku. Berkaitan dengan keterampilan sosial melibatkan komunikasi yang jelas, aktif dalam mendengarkan,adanya kerjasama,dan tidak membenarkan tekanan sosial apapun bentuknya,mencari jalan tengah dalam berbagai permasalahan,serta meminta bantuan apabila membutuhkan bantuan.
- Pengambilan keputusan dan bertanggung jawab
Dalam mengambil sebuah keputusan melibatkan tanggung jawab serta pembelajaran bagaimana membuat dan memutuskan keputusan yang tepat dalam individu maupun sosial. Hal inilah dibutuhkan sebuah kemampuan untuk menimbang, memilah, dan mempertimbangan standar etika, norma perilaku, kesehatan dan kesejahteraan diri sendiri dan orang lain, serta membuat penilaian realistis dari berbagai konsekuensi tindakannya.
Setelah membahas terkait keterampilan utama dalam SEL,Maka terasa kurang bila tidak membahas bagaimana membangun keterampilan sosial emosional dalam kelas.
Langkah pertama membangun keterampilan sosial dan emosional pada anak yakni memperkenalkan apa itu perkembangan sosial emosional atau disingkat SEL untuk seluruh anak yang ada di kelas, dengan melibatkan pengajaran serta contoh keterampilan sosial emosional,yakni memberikan kesempatan anak untuk berlatih dan mengasah , serta memberikan kesempatan pada anak untuk menerapkan keterampilan tersebut dalam berbagai situasi dan kondisi, karena teori tanpa adanya aksi ataupun praktik adalah hal yang sia-sia.
Kehadiran guru dapat menumbuhkan keterampilan sosial emosional secara alami pada anak, melalui interaksi intruksional interpersonal dan berpusat pada siswa sepanjang hari di sekolah Interaksi guru dengan anak mendukul sosial emosional, bila mana menghasilkan hubungan guru dengan anak yang positif, dan memungkinkan untuk untuk meberikan contoh yang baik bagi anak dalam kompetensi sosial emosional tentunya.(Williford & Sanger Wolcott, 2015). Ketika guru praktik akan memberikan dukungan serta menciptakan peluang bagi anak, baik pengalaman penguasaan mendorong keterlibatan siswa dalam proses pendidikan.
Lantas apa saja manfaat dari anak mempelajari sosial emosional di kelas baik dalam jangka panjang ataupun pendek?
anak akan lebih berhasil dalam kehidupan sehari-hari maupun sekolah, ditandai dengan sikap :
1. Mampu mengatur dirinya sendiri( mandiri)
2. Mengetahui bahwa pandangan orang itu berbeda-beda terhadap mereka
3.Membuat keputusan yang tepat untuk dirinya sendiri maupun sosial
Keterampilan sosial dan emosional ini adalah beberapa hasil siswa jangka pendek yang dipromosikan oleh program SEL (Durlak et al., 2011; Farrington et al., 2012; Sklad et al., 2012). Manfaat lainnya termasuk:
1. Sikap yang lebih positif terhadap diri sendiri ditandai dengan fikiran yang positif untuk dirinya sendiri maupun orang lain kepercayaan diri meningkat, ketekunan, memiliki rasa empati.
2. Berperilaku dan hubungan sosial yang lebih positif baik dengan dengan teman sebaya dan orang di sekitarnya
3. Mengurangi masalah atau perilaku yang menyimpang dan perilaku pengambilan risiko
4. Kurang adanya tekanan emosional
5. Meningkatan nilai ujian, nilai, dan rajin hadir di kelas.
Dalam jangka panjang, kompetensi sosial dan emosional dapat meningkatkan anak lulus skolah,kesuksesan karir, keluarga dan hubungan kerja yang positif, kesehatan mental yang lebih baik, mengurangi perilaku kriminal, dan keterlibatan kewarganegaraan (misalnya, Hawkins, Kosterman). , Catalano, Hill, & Abbott, 2008; Jones, Greenberg, & Crowley, 2015).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H