Mohon tunggu...
Maezatul listiani
Maezatul listiani Mohon Tunggu... Lainnya - Titi

Lombok📍 Uin malang Pendidikan islam anak usia dini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan antara Teman Sebaya dengan Bermain dan Permainan pada Anak Usia Dini

20 Oktober 2021   22:41 Diperbarui: 20 Oktober 2021   22:46 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pintu rumah dibanting dengan kerasnya, membuat seisi rumah kaget bukan kepalang. Dean namanya, anak laki-laki yang saat ini berusia 5 tahun. Kedua adik kembarnya terbangun karena suara pintu tadi, begitupun ibunya sedang mengiris bawang di dapur, langsung mencari sumber suara keras itu. 

Dean setelah membuat kericuhan di siang hari, ia berlari sembari menangis sejadi-jadinya. Ibu yang melihatnya kaget dan bingung pada dean, sebab saat ia keluar tadi bersama temannya dodo masih dengan wajah yang ceria, namun kini menangis  tanpa tau sebabnya apa. 

Beberapa menit kemudian dean menceritakan kejadian tadi siang, dan ternyata dean menangis karena sepedanya yang dipinjam dodo rusak. Ibu yang mendengar cerita dean langsung pergi meninggalkan rumah dengan cepat.

Sesampainya di rumah dodo, ibu menanyakan perihal kejadian tadi, apa benar dodo yang merusak sepedanya dean. Dodo menjelaskan bahwa dia tidak sengaja menjatuhkan sepedanya dean karena ketika menggowes sepeda ada seekor anak ayam yang menyebrang tiba-tiba, secara spontan dodo mengerem mendadak dan terjatuh,itulah mengapa sepedanya dean menjadi rusak. 

Namun dodo sudah meminta maaf pada dean dan ibunya, sebagai permintaan maafnya dodo bertanggung jawab untuk memperbaiki sepeda dean. Sedangkan di rumah dean sedang dihibur oleh kedua adik kembarnya dean dan dena dengan mengajak kakaknya dean bermain bersama.

Dari penggalan cerita dean diatas, memberikan gambaran bahwa anak kecil yang bermana dodo bertanggung jawab atas kesalahannya walaupun tidak sepenuhnya salah dodo, karena kondisinya dodo ingin menyelamatkan anak ayam yang hamper saja tertabrak bila tidak segera menghentikan laju sepeda itu. 

Di tempat lain adik kembarnya dean berusaha menghibur kakaknya agar kembali tersenyum, hal itu mencerminkan bahwa kedua adiknya dean sudah memiliki sosial emosional, yang mana merasakan apa yang dirasakan oleh kakaknya.

Hal seperti ini lumrah terjadi ketika anak-anak bermain dengan teman sebayanya. untuk itu jika mengalami situasi seperti ini orang tua harus menjadi penengah dan membantu anak menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Kaitannya dengan cerita diatas, bermain dan permainan bagi anak sangatlah amat penting. Dunia anak adalah dunianya bermain. Dengan bermain dapat mengembangkan serta merangsang segala aspek dalam pertumbuhan dan perkembangan anak dengan optimal, terutama dalam aspek sosial dimana anak bersosialisasi dengan teman sebayanya.

Anak-anak memiliki cara lain untuk rekreasi. Bukan harus pergi ke mall atau makan enak, akan tetapi hanya butuh fasilitas baik alat , dan waktu bermain, begitupun orang dewasa membutuhkan bermain untuk melepas kepenatan,lelah seperti bekerja rekreasi dengan hobi yang disukai.

Lantas pernahkan anda berfikir apa jadinya bila masa kecil tanpa ada waktu untuk bermain, dan bersosialisasi dengan teman sebayanya? 

Perlu diketahui, bermain sangat penting untuk tumbuh sehat anak,dengan permainan yang aktif dan kreatif dapat berpengaruh besar pada semua aspek perkembangan anak.

Apabila anak mengalami kekurangan waktu dalam bermain,hal itu akan membuat anak mengalami gangguan dalam keterampilan bersosialisasi dan interaksi anak dikemudian hari. 

Bermain merupakan kegiatan yang seolah-olah tidak memiiki tujuan, kelihatannya menyenangkan, namun sebenarnya memiliki dunia sosial yang lebih kompleks dan dilakukan secara suka rela serta menyenangkan. 

Melalui aktivitas bermain anak sedang membangun pengetahuan dan kognisinya, itulah mengapa kita sebut bermain adalah dunia anak-anak.

Beberapa ahli memiliki pengertian yang berbeda-beda terkait bermain dan permainan, berikut pengertian permainan menurut beberapa ahli diantaranya:

Menurut piaget (2010:138) permainan merupakan suatu media untuk meningkatkan perkembangan kognitif pada anak. Mealui permainan anak dapat mempratikkan kompetensidan keterampilan yang diperlukan baik dengan cara yang menyenangkan dan santai.

Sedangkan menurut vigotsky (2010:138) permainan merupakan suatu kegiatan setting yang sangat bagus bagi perkembangan kognitif, ia tertarik khususnya pada aspek-aspek simbolis dan hayalan suatu permainan.

Sebagaimana ketika seorang anak menirukan tongkat sebagai kuda dan mengendarai tongkat seolah-olah itu seekor kuda dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa permainan merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan tumbuh kembang anak terutama dalam aspek kognitifnya, dan dilakukan dengan santai dan menyenangkan.

Pengaruh positif bermain terhadap perkembangan anak dapat membantu anak dalam menguasai emosi serta ketika mengambil keputusannya sendiri. Dengan bermain anak akan mengenal dunianya, juga belajar serta bersosialisasi dengan lingkungannya. Lebih jauh lagi. 

Bermain bagi anak-anak juga berarti mengakomodasi dirinya keluar, ke lingkungan sekitarnya, ke teman-temannya, ke benda-benda di sekelilingnya serta aturan-aturan yang kadang-kadang ditemui dalam sebuah permainan. Namun begitu masih banyak orang tua yang salah kaprah mengenai kegiatan yang satu ini. 

Mereka berpendapat bahwa terlalu banyak bermain akan membuat sang anak menjadi bodoh dan malah bekerja padalah, dari kegiatan yang sering terlupakan karena dianggap kurang penting. Orang tua akan melihat perkembangan anak baik sisi fisik dan psikologi dari pengaruh positif bermain dan permainan bagi anak.

 Bermain memiliki hubungan dengan teman sebaya dan sangat penting bagi anak-anak. Bermain dengan teman sebaya memiliki nilai plus minusnya yakni teman sebaya bisa mendukung tetapi juga menantang, namun penolakan teman sebaya ketika bermain dapat menyebabkan masalah perilaku di kemudian hari. 

Bermain dengan teman sebaya dapat mengembangkan keterampilan berinteraksi anak ketika bersosialisasi. aspek hubungan teman sebaya ini dapat mengembangkan keterampilan sosial serta emosional anak, dan berbeda dari munculnya keterampilan sosial dalam lingkungan keluarga. Hubungan anak dengan teman sebaya mempengaruhi keperibadian anak, dan dapat mempengaruhi pandangan anak terhadap dunia. 

Biarkan anak bermain dengan bebas, tanpa adanya batasan dalam bergaul dan mengeksplor dunia,sehingga akan tercipta kemandirian dalam diri anak, keingintahuan yang tinggi, memiliki sifat solidaritas antar teman dan mengembangkan sosial emosional anak sejak dini. 

Maka teman sebaya dengan bermain dan permainan memiliki hubungan antara satu dengan yang lain yang tujuannya sama untuk mengembangkan interaksi dan emosional anak dengan dunia di sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun