Setiap daerah di Indonesia mempunyai masalah lingkungannya sendiri. Permasalahan lingkungan selalu menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan. Dari tahun ke tahun masalah lingkungan selalu bertambah, hal ini sejalan dengan penyebab terjadinya masalah lingkungan tersebut.Â
Salah satu penyebabnya adalah sumber daya manusia. Tidak bisa dipungkiri dari tahun ke tahun jumlah populasi manusia di Dunia khususnya di Indonesia semakin meningkat.Â
Tentu saja dengan semakin banyak jumlah manusia tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah-masalah baik itu masalah lingkungan ataupun sosial dan ekonomi. Terlebih dalam permasalahan lingkungan yang dari sejak dulu topiknya itu-itu saja.
Pada pembahasan kali ini, kita akan membicarakan daerah Jakarta. Siapa yang tidak kenal dengan ibu kota Jakarta? daerah perkotaan dengan segala macam perasalahannya.Â
Permasalahan lingkungan yang terjadi di Jakarta seperti banjir, sampah, polusi dan lain semacamnya tidak pernah berhenti menjadi perbincangan. Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat terus berusaha mencari cara untuk permasalahan tersebut sehingga dapat diatasi. Jakarta dengan luas daratan 661,52 Km2 memiliki banyak sekali permasalahan lingkungan.Â
Perkembangan Kota Jakarta sebagai pusat pemerintah dan perdagangan berimplikasi pada menurunnya kualitas lingkungan, antara lain meningkatnya polutan udara, meningkatnya suhu udara, menurunnya kelembaban udara, dan terjadinya urban heat island (UHI).
Fenomena urban heat island (UHI) merupakan suatu fenomena yang banyak dikaji oleh para pengkaji iklim di dunia, termasuk di Indonesia. Fenomena ini ditandai dengan semakin meningkatnya suhu kawasan pusat kota dibandingkan dengan kawasan di sekitarnya.Â
Fenomena UHI dalam jangka panjang diduga menjadi penyebab perubahan iklim mikro pada wilayah perkotaan dan berkontribusi terhadap fenomena global warming.Â
Sebagai kota metropolitan, perkembangan wilayah DKI Jakarta yang disebabkan pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi, dan pertumbuhan ekonomu merupakan hal yang sudah terbiasa. Hal tersebut menyebabkan kondisi iklim di wilayah Jakarta berubah menjadi tidak nyaman dan cenderung semakin panas.Â
Di dalam dokumen Master Plan Hutan Kota yang dikeluarkan oleh Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta menyatakan bahwa emisi total CO2 di wilayah DKI Jakarta adalah 38.633.492 ton/tahun.Â
Tentunya jumlah emisi CO2 ini menyebabkan terjadinya efek rumah kaca dan peningkatan suhu udara yang dicirikan dengan suhu udara  di perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan area sekitarnya. Kondisi tersebut kita kenal dengan urban heat island.