Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hari Gizi Nasional ke-65: Fokus pada Gizi Keluarga

25 Januari 2025   05:30 Diperbarui: 25 Januari 2025   05:30 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Ello on Unsplash       

Dalam keluarga ada banyak kelompok sasaran rawan gizi seperti bayi, balita, ibu menyusui, ibu hamil, dan remaja. Jadi sebenarnya mengangkat topik gizi keluarga berarti semua sasaran rawan gizi perlu mendapatkan perhatian.

Salah satu masalah gizi pada bayi dan balita yang masih dihadapi hari ini adalah stunting. Meski terjadi penurunan di tahun 2023 yaitu 21,5%, target tahun 2024 ada di angka 14%. Padahal stunting dapat dicegah sebelum bayi lahir, jadi peran tak kalh penting ada di gizi ibu hamil, bahkan sebelum hamil seorang wanita usia subur sebaiknya memiliki status gizi yang baik. 

Keluarga Sadar Gizi

Keluarga yang sehat adalah keluarga sadar gizi.

Akan ada efek panjang yang bermula dari sepiring makan yang disajikan dalam keluarga. Isi piring di sini bukan sekadar banyak porsi, tapi sudahkah zat gizi seimbang tersedia di sana? Karbohidrat dari makanan pokok (nasi, jagung, kentang, umbi-umbian), protein dari lauk pauk (tempe,tahu, ayam, telur, daging), dan serat serta vitamin dari sayur-sayuran dan buah buahan?

Ambil contoh pada piring anak. Jangan merasa menyajikan makanan bergizi jika hanya menyediakan nasi dan mie goreng. Keduanya sumber karbohidrat. Memang kenyang, tetapi tidak menyediakan zat gizi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan. Hasilnya? hati-hati justru jadi kelebihan atau malah masuk kategori obesitas yang bisa mengundang risiko penyakit.

Begitupun piring remaja putri. Baru-baru ini salah satu jajanan populer dianggap menjadi biang masalah. Makanan yang biasanya berisi kerupuk dengan level pedas yang kadang berada di level tidak manusiawi (saking pedasnya). Saking seringnya mengkonsumsi makanan yang rata-rata hanya tinggi energi dan lemak, remaja putri menjadi punya masalah gizi, anemia. akibatnya? tidak hanya menurunkan konsentrasi yang berujung pada prestasi, jika nanti diteruskan sampai menjadi calon ibu, risikonya bisa menyebabkan bayi lahir stunting.

Jangan mengira bahwa tugas memenuhi gizi adalah ahli gizi saja. Justru dari rumah kebutuhan gizi harus diperhatikan . 

Apakah tugas ini hanya untuk ibu? Tidak, semua punya peran dalam keluarga. Orang dewasa (Bapak dan Ibu) bisa memperbarui informasi ilmu gizi dan menjadi penyedia makanan yang bergizi seimbang di rumah sedangkan anak-anak bisa mulai mempraktikkan pola makan yang baik, yang menjadi investasi di masa depan mereka.

Mari ciptakan keluarga sadar gizi, yang tidak pura-pura pingsan. Selamat Hari Gizi Nasional!

salam,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun