Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Seberapa Jauh Olahraga Mengubahmu?

22 Januari 2025   19:21 Diperbarui: 22 Januari 2025   22:35 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kurang lebih satu tahun lebih berolahraga, saya punya angka kolesterol yang cukup stabil di kategori normal. Angkanya selalu di bawah 200 dan berkelanjutan. Jadi, jika ingin kolesterol baik-baik saja, cobalah rutin berolahraga.

2/ HR saya tidak mudah "meledak"

Heart rate atau detak jantung saya tidak tantrum saat berolahraga adalah pertanda bahwa jantung bekerja efisien. Ingat, jantung punya tugas penting yaitu memompa darah ke seluruh tubuh dan berolahraga membuatnya bekerja lebih.

Saya ingat sekali di awal mulai memasukan olahraga sebagai rutinitas, saya mudah ngos-ngosan. Saat mengecek di smartband, jelas sekali bahwa jantung saya memang bekerja keras dan belum efisien. Detak jantung saya suka sekali bermain di detak jantung maksimal (rumus detak jantung maks=220-usia) waktu itu. Agak ngeri! 

Untungnya, seiring berjalannya waktu saya mulai menyadari bahwa saya tidak mudah ngos-ngosan lagi. Heart rate saya jadi tidak naik ekstrem meski dengan olahraga yang sama di awal. 

Memang ya, manusia adalah "mesin" paling efisien yang dimana ketika dilatih maka akan nampak nyata kinerjanya. Terima kasih otot jantungku!

3/"Obat stress" paling murah meriah

Tidak dipungkiri bahwa semua orang pasti stress termasuk saya.

Pembeda ada dari cara menanggulangi stress tersebut, dan saya memilih jalur olahraga. Di tengah kesibukan pekerjaan, dan bumbu kehidupan lain yang kadang membuat stress membuat saya harus punya solusi jitu. Jangan sampai stress berkepanjangan membuat saya tidak produktif.

Rupanya olahraga adalah obatnya. Bukan hanya mampu memanajemen secara fisik, pun secara emosional. Obatnya bernama hormon norepinefrin, yaitu hormon yang dapat membantu otak dalam mengatasi stress. 

Studi sudah membuktikan bahwa 30 menit berolahraga selama lima hari/lebih dalam seminggu dapat membantu mengurangi keputusasaan dan tekanan mental. Maka benar jika rekomendasi yang dianjurkan memang setidaknya 150 menit per minggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun