Selamat satu dasawarsa!
Tanggal ini, selama 10 tahun belakangan, menjadi tanggal yang akan selalu bersejarah. Bukan tanggal lahir saya, melainkan tanggal lahir tulisan-tulisan saya di kompasiana. Di tempat yang sudah seperti rumah saya.
Ya, sudah selama itu ternyata saya tinggal di sini. Tinggal bersama anak-anak tulisan yang dengan tulisan ini maka jumlahnya sudah mencapai seribu. Seribu? Saya juga sedang kaget sendiri karena seribu tulisan rasanya terlalu banyak. Saya menulis apa aja sih? Sejujurnya saya juga tidak hapal. Seribuuuu!
10 Tahun bersama Kompasiana
Satu dasawarsa bersamamu, bukan waktu yang sebentar. Saya sadari kalau kemudian orang-orang baik dalam maupun luar kompasiana mengatakan saya kompasianer (sebutan penulis kompasiana) senior. Wuidih, saya jadi takut disalami karena keseniorannya saya. Nggak, ya, berchandaaa~
Sudah banyak perjalanan saya lalui, beberapa telah abadi menjadi tulisan baik fiksi dan nonfiksi. Apakah saya merencanakan sampai sejauh ini?
Jujur lagi saja, saya tidak pernah punya angka pasti tentang berapa lama saya di sini. Semengalirnya saja, dan telah mengalir selama sepuluh tahun lamanya.
Naik turun soal semangat menulis pernah saya hadapi. Untungnya, niatan pergi dari rumah ini belum pernah singgah sampai saya menuliskan ini. Hal yang kemudian sering jadi pertanyaan, "Kenapa bisa betah?"
Barangkali karena saya dan kompasiana sudah melalui banyak hal bersama-sama. Sudah banyak pikiran yang saya titipkan karena terlalu melimpah jika hanya disimpan di kepala.
1.000 Tulisan Selamat
Hari ini bertepatan dengan 10 tahun, saya menghadiahi tulisan ini jadi yang ke-1000.
Saya hanya menuliskan apa yang saya inginkan. Mungkin itu kelihatan egois, tapi bagi saya itu adalah jalan terbaik untuk pikiran yang terus mengalir.
Sebab itulah jangan berharap bahwa tulisan yang saya lahirkan akan konsisten dalam satu topik. TIDAK.
Saya menuliskan topik acak yang terlintas dan ingin saya curhakan saat itu. Bisa jadi kemarin saya serius dengan tulisan kesehatan, di hari lain saya menuliskan fiksi yang terkesan galau padahal tidak juga. Masa?
Namun saya tidak seacak itu, kok. Dari 1000, saya masih bisa membagi topik apa yang menjadi terbanyak. Seperti kesehatan tentang gizi, berkaitan tentang hiburan/kesenian, dan tentunya fiksi. Fiksi yang sering kali keluar dari kaidah-kaidahnya. Kamu menemukan saya versi apa di tulisan?
Terima kasih Kompasiana, sudah membersamai tumbuh kembang tulisan saya selama sepuluh tahun dan seribu tulisan. Sepertinya saya sudah pernah membuat pernyataan bahwa saya tidak akan tahu hidup saya akan seperti apakah berjalan ketika saya tidak melibatkanmu di sepuluh tahun yang lalu.
Apakah saya seperti saya sekarang? Sepertinya saya tidak sedang menulis di depan laptop untuk melahirkan tulisan ini. Kira-kira Saya sedang apa jika tidak mengenalmu, ya?
Lagi-lagi saya percaya semua sudah ditakdirkan. Tidak ada pertemuan yang sia-sia jika terus bersama, seperti kita. Cie.
Ya, walau sampai sepuluh tahun saya masih belum berani menerbitkan buku sendiri padahal sudah disemangati, mudah-mudahan kelak saya bisa mewujudkannya demi kenangan yang abadi lagi. Sejujurnya, karena seribu tulisan sudah banyak, yang saya takutkan saya kehilangan "mereka" tanpa saya sadari karena saya sampai lupa sudah menuliskan apa saja.
Tidak pernah saya sesali apa yang sudah pernah saya curahkan menjadi tulisan. Disemogakan semua tulisan akan bermuara pada kebermanfaatan. Penulis bisa mati, tapi tulisannya akan terus abadi. Saya ingin tulisan saya kelak akan menjadi ladang pahala jariyah untuk siapapun pembaca yang menemukannya.
Selamat merayakan satu dasawarsa!
Salam,
Listhia H. Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H