Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Sendratari Kolosal Kamari Kiwari Bihari, Belajar Sejarah Purwakarta Melalui Kesenian

24 Agustus 2024   09:59 Diperbarui: 24 Agustus 2024   10:42 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri | era kolonial belanda

Belajar sejarah lewat cara yang tidak biasa, apa bisa?

Bisa. Jawabannya saya dapatkan semalam pada acara Sendratari Kolosal Purwakarta yang diadakan oleh Dinas Arsip dan Perpustakan Purwakarta yang berlokasi di Aula Yudistira, Komplek Pemda, Kabupaten Purwakarta. Acara yang juga menyarankan siapa yang datang untuk menyaksikan mengenakan baju kampret sunda iket/batik untuk pria, dan kebaya untuk wanita. Sudah menarik sejak pengumuman datang, bagi saya.

Berawal dari Ide Bidang Arsip Purwakarta

Saat ini masih banyak suara sumbang bahwa arsip hanyalah pelengkap pekerjaan, padahal bukti menunjukkan di negara yang maju peradabannya adalah  negara yang baik tata kelola kearsipannya.-dikutip dari doa yang dihaturkan semalam.

Acara sendratari yang diberi judul Kamari-Kiwari- Bahari ini merupakan ide yang diusung bidang arsip Purwakarta. Pertanyaannya apa memang hubungannya seni tari dan musik dengan arsip? Itu yang menjadi penasaran saya di awal, sampai kemudian saya paham ketika saya datang menonton sendratari.

dokpri | suasana sebelum pementasan dimulai
dokpri | suasana sebelum pementasan dimulai

Jawabannya karena arsip adalah penjaga dan penyambung peradaban antara masa lalu (kamari), masa kini (kiwari), dan masa depan (bihari) seperti dengan judul sendratari yang diusung.

Selain didatangi oleh para undangan di lingkup kabupaten Purwakarta, ternyata acara sendratari ini juga didatangi pejabat penting negara yaitu Kepala Arsip Nasional Indonesia yaitu Drs. Imam Gunarto, M.Hum. Datang juga kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat yaitu Dra. Hj. I Gusti Agung Kim Fajar Wiyati Oka, M.Si serta Kepala Dinas Arsip dan Perpustakan dari beberapa kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat seperti Kabupaten Banjar, Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, Kabupaten Kuningan, Kota Depok dan Kota Tasikmalaya.

Dalam sambutan Kepala Dinas Arsip dan Pepustakaan Kabupaten Purwakarta, saya juga jadi menambah pengetahuan baru. Bahwa ternyata tanaman teh sudah ada di Purwakarta sejak tahun 1830 dan menurut sejarah menjadi paling tua di Nusantara. Bahkan sejarah juga pernah mencatat tanaman the Purwakarta pernah menjadi teh terbaik pada saat lelang teh di Amsterdam pada saat itu.

Sebelum sendratari dimulai, bidang arsip memberikan penghargaan kepada 10 perangkat daerah terbaik dalam penataan dan pengelolaan arsip dari hasil penilaian laporan audit kearsipan tahun 2024. Lima terbaik untuk tingkat dinas secara berurutan adalah Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan Perindustrian.

Dokpri | pemberian penghargaan kepada 10 terbaik
Dokpri | pemberian penghargaan kepada 10 terbaik

Penghargaan untuk tingkat kecamatan secara berurutan adalah kecamatan Pasawahan, kecamatan Darangdan, kecamatan Kiarapedes, kecamatan Bojong dan kecamatan Wanayasa. 

Menjaga Memori Purwakarta Lewat Kesenian

Dengan durasi kurang lebih 40 menit, penonton dibius dengan gerakan para penari yang selaras dengan iringan musik. Lampu-lampu panggung yang menambah suasana, pun narator yang hadir dalam bentuk video menjadi latar panggung sendratari.

dokpri | penampakan panggung
dokpri | penampakan panggung

Ya, sendratari ini menceritakan tentang asal usul Purwakarta yang memiliki cerita sejarah yang cukup panjang. Singkatnya, diceritakan bagaimana perpindahan yang mulanya dari Wanayasa lalu ke Sindangkasih yang kemudian menjadi Purwakarta, kedatangan Belanda dan Pendudukan Jepang, ditampilkan pula bagaimana Indonesia mulai merdeka dengan ditampilkannya video arsip tentara Indonesia sampai Purwakarta yang seperti hari ini (video bisa diakses di instagram saya @listhiahr).

dokpri | era kolonial belanda
dokpri | era kolonial belanda

Ditampilkan pula sejarah kesenian Jawa Barat seperti dikenalkan sosok Pelopor Seni Tari Sunda, R. Tjetje Somantri, diiringi dengan tarian Merak yang cantik. Pun dihadirkan pula sosok legenda sinden asal Purwakarta, Upit Sarimanah, melalui lagu Bajing Luncat.

Rasa penasaran saya ternyata belum habis sampai keluar dari gedung. Saya masih sempat menghampiri dua penari untuk berfoto dan menanyakan beberapa pertanyaan. Dua penari itu bernama Asrolani dan Anggraini Nur Fatimah yang sama-sama berasal dari Sanggar Lestari di Wanayasa.

dokpri | dua penari asal sanggar lestari wanayasa
dokpri | dua penari asal sanggar lestari wanayasa

Saat ditanya bagaimana perasaan mengikuti sendratari, keduanya sepakat merasa senang bisa terlibat, apalagi mereka menjadi penari yang asalnya cukup jauh dari pusat kota namun diberi kesempatan mengikuti acara yang besar.

Didapatkan pula informasi bahwa penari yang terlibat dalam sendratari ini merupkan penari utusan sanggar yang ada di Purwakarta dengan total kurang lebih 13 sanggar di mana masing-masing sanggar mendelegasikan 2 orang penari. Keren sekali!

Sungguh kesempatan yang sangat berharga bisa menjadi saksi perhelataan sendratari kolosal Purwakarta kali ini, terlebih bagi saya yang memang hanya singgah di sini (perantau). Sudah sepatutnya, warga asli Purwakarta  khususnya, bangga memiliki kesenian yang terus lestari, dan arsip yang terjaga.

Terima kasih Dinas Arsip dan Perpustakaan Purwakarta serta seluruh tim yang solid. 

Salam budaya dan arsip!

Listhia H. Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun