Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengenang Kenangan Masa Anak-anak di Hari Anak

22 Juli 2024   21:01 Diperbarui: 22 Juli 2024   21:11 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri awet yaaa wkwkw

...lalu saya lupa kelanjutannya. Hehehe

Puisi itu yang menjadi debut saya berpuisi di depan banyak orang. 

Ya, kalau ditarik maju sampai titik ini. Rasa-rasanya kemarin saya kembali mengulang memori itu. Berpuisi di depan orang-orang, yang kali ini buatan saya sendiri. Ah, cepat sekali dua puluh tahun!

Saya jadi berpikir bahwa kemampuan saya merangkai kata adalah turunan dari orangtua saya, khususnya Bapak. Bapak yang menularkan saya menulis sampai hari ini, bahkan mungkin mengalahkannya. Terima kasih, Bapak.

"Collect Memories, Not Things."

Selain memori berpuisi, akhir-akhir ini saya juga sadar bahwa masa anak-anak saya adalah masa yang berhasil orangtua saya atau kami rayakan.

Awal bulan ini, saya kembali diajak bertamasya ke tempat yang sama setelah sekian lama tidak berkunjung. Mungkin kata orang, "kenapa ke situ-situ lagi?"

Ya, meski tempatnya memang sama, tapi waktu sudah berubah. Bukan membosankan, justu berkunjung ke tempat itu lagi berhasil menyirami kembali kenangan-kenangan terdahulu. Membuat saya jadi kagum bahwa barangkali ini alasan orangtua saya sering mengajak kami berpegian semasa masa anak-anak dibandingkan membeli barang.

Kenangan yang ada di kepala adalah souvenir paling mahal dan tidak diperjualbelikan. Kenangan yang saya harap selalu menetap. Kalau pun nanti sempat dimakan waktu, mudah-mudahan tulisan ini jadi obat.

Apakah Saya Bisa Melakukannya Juga Kelak?

Orangtua saya adalah panutan saya bagaimana kelak nanti jika mendapatkan peran seperti mereka. Entah apakah bisa sehebat orangtua saya atau tidak setidaknya saya punya standar sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun