Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Melihat Data Perut Buncit di Indonesia, Gak Bahaya Ta?

25 Mei 2024   10:24 Diperbarui: 19 Juni 2024   16:17 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://sains.kompas.com/ | ilustrasi perut buncit

Pengukuran obesitas ternyata tidak hanya dengan berat badan.

Pernah mendengar obesitas sentral? Seperti namanya, obesitas sentral adalah obesitas yang terjadi di bagian sentral atau perut. Singkatnya adalah penumpukan lemak di sekitar perut yang dapat diukur melalui lingkar perut atau bahasa sederhananya adalah perut buncit.

Soal obesitas sentral telah menjadi bahasan menarik bagi saya pribadi. Mengingat saat mengambil judul tesis, saya juga menjadikan variable dalam penelitian. Hari ini, bahasan soal obesitas sentral rupanya makin menarik dengan pertanyaan yang mengikuti, "ga bahaya ta?"

Data Terkini Soal Obesitas Sentral

Baru-baru ini, Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 telah dirilis ke masyarakat. Data ini bukan untuk menakut-nakuti soal kesehatan, melainkan bisa menjadi bahan evaluasi untuk pemerintah pun dalam sekala kecil adalah kita sebagai masyarakat Indonesia.

Salah satu data yang tercantum dalam SKI 2023 adalah obesitas sentral yang merupakan faktor risiko terjadinya PTM (Penyakit Tidak Menular). Seseorang dikatakan obesitas sentral melalui pengukuran lingkat perut, dengan batasan untuk perempuan >80cm dan laki-laki >90cm.

Dalam data tersebut diketahui bahwa prevalensi obesitas sentral pada penduduk umur >= 15 tahun adalah 36,8% atau dapat dikatakan bahwa dari 10 orang, 4 orang masuk dalam kategori obesitas sentral. Sedangkan menurut jenis kelamin, diketahui prevalensi obesitas perempuan di Indonesia berada pada angka 54,1% atau 6 dari 10 perempuan masuk kategori obesitas sentral dan laki-laki pada angka 19,7 atau 2 dari 10 laki-laki masuk kategori obesitas sentral.

Menurut Data, Inilah Karakteristik Obesitas Sentral

Setelah diteliti lebih lanjut ditemukan karakteristik dari obesitas sentral. Data menunjukan, obesitas sentral banyak dialami oleh perempuan (54,1), usia 45-54 (48,0), pendidikan tamatan D1/D2/D3/PT (47,4), tidak bekerja (51%) dan PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD (49,5), tempat tinggal di perkotaan (40,5), dengan status ekonomi teratas (45,6).

Melihat data karakteristik obesitas sentral bagian mana yang menarik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun