(si)Apa itu cinta?
Sudah lama sekali saya tidak membahas soal percintaan duniawi. Padahal topik tentang cinta sebenarnya menjadi pembahasan yang tidak pernah habis dibahas, ada saja. Mulai dari sudut pandang bahagia atau sedih, tinggal pilih. Mau yang cerita khayalan atau kenyataan, bisa tentukan.
Tulisan cinta kali ini terpancing gara-gara salah satu podcast yang baru saja saya ikuti. Jadi disclaimer dulu bahwa saya bukan ahli percintaan. Ini gaara-gara podcastnya Densu (Denny Sumargo) bersama dr. Aisah Dahlan yang hampir ditonton 3 juta selama empat hari belakangan. Podcast yang saya tangkap intinya tentang bahasa cinta (love languages). Jangan-jangan sudah menonton juga, ya? Video saya sematkan di bawah ini.
Lucunya, ternyata saya tidak sendiri. Beberapa teman dekat juga akan dan sudah menonton sampai habis. Hal ini menjadikan topik bahasa cinta menjadi pembahasan yang berlanjut di obrolan kami. Hal yang kemudian kami saling menyelidiki satu sama lain, "apa bahasa cinta yang kami miliki?"
Mengenal Lima Bahasa Cinta
Setelah ditelusuri, konsep bahasa cinta dikenalkan oleh Dr. Gary Chapman dalam bukunya "The 5 Love Languages." Sederhananya bahasa cinta adalah prinsip komunikasi yang bisa diterapkan pada hubungan untuk mengekspresikan rasa cinta pada pasangan. Ya, ternyata komunikasi tidak melulu soal cara berbicara (verbal), pun yang sebenarnya bisa kita tunjukkan/berikan (nonverbal).
Ada lima dimensi dalam bahasa cinta yang hari ini sama-sama kita pelajari dan ketahui, yaitu: kata-kata afirmasi (word of affirmation), waktu berkualitas (quality time), menerima hadiah (receiving gift), perlakukan melayani (acts of service), dan sentuhan fisik (physical touch). Pengelompokan dimensi cinta memiliki pengertian masing-masing sesuai dengan cara menunjukkan pada pasangannya.
- Kata-kata afirmasi (word of affirmation)
Seperti namanya, bahasa cinta ditunjukkan melalui kata-kata. Kalau kamu suka berkata postif pada pasanganmu seperti:
"aku cinta kamu."
"aku sayang kamu."
"kamu cantik/ganteng hari ini"