Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sayangi Dirimu, Luangkan Waktu Olahraga Setiap Hari

20 Juli 2023   21:43 Diperbarui: 21 Juli 2023   12:00 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin berat intensitas olahraga yang dilakukan, semakin cepat detak jantung yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan tubuh membutuhkan suplai oksigen yang lebih banyak.

Detak jantung maksimal bisa digunakan untuk menetapkan dan memantau zona detak jantung untuk latihan. Prediksi detak jantung maksimal bisa ditentukan berdasarkan usia. Rumus umum yang digunakan untuk memperkirakan detak jantung maksimal adalah 220 dikurangi usia. Contoh Nona A berusia 25 tahun. Berarti perkiraan detak jantung maksimal berdasarkan usia adalah 220-25= 195 bpm.

Detak jantung maksimal dapat digunakan untuk menentukan zona detak jantung yang ditargetkan untuk olahraga. Secara umum, terdapat 5 zona dalam detak jantung yang direkomendasikan baik oleh organisasi maupun perusahaan perangkat kebugaran. 

Organisasi ACSM (American College of Sports Medicine) mengkategorikan zona detak jantung berdasarkan detak jantung maksimal menjadi near maximal to maximal (>= 96%), vigorous (77-95%), moderate (64-76%), light (57-63%), dan very light (<57%). Sedangkan perangkat yang sedang saya gunakan saat ini pun mengkategorikan menjadi lima zona yaitu extreme (90-100%), anaerobic (80-90%), aerobic (70-80%), fat-burning (60-70%), dan warm up (50-60%).

Mengetahui zona detak jantung dapat menjadi rekomendasi latihan yang sebaiknya dilakukan. Karena maksimal detak jantung akan menurun seiring usia, alangkah bijak jika melakukan olahraga sesuai dengan kemampuan tubuh masing-masing individu. 

HIIT, Pacu Detak Jantung Lebih Cepat

Setidaknya, saya mencoba untuk meluangkan waktu 30 menit untuk berolahraga di pagi hari. Mengingat waktu yang tidak banyak karena harus berangkat kerja, saya memilih olahraga HIIT (High Intensity Interval Training). Olahraga dengan intensitas berat, durasi singkat.

Ternyata memang akurat, selama tiga puluh menit bergerak detak jantung saya berpindah lebih cepat dan efektif ke zona detak jantung yang saya targetkan. Tidak hanya membuat berkeringat, pun dampaknya membuat saya jauh lebih segar di pagi hari. Bahkan hari ini saya bisa mencapai anaerobic.

Apalagi kini banyak sekali tutorial HIIT yang bisa dicoba dengan iringan musik yang mengasyikan. Sambil berolahraga, sambil menghibur diri. Olahraga tidak perlu mahal dan membutuhkan alat. Cukup niat dan tubuh sendiri, modal menjadi sehat bisa diwujudkan dari rumah.

Jadi, Ingatlah kembali lagi pada prinsip olahraga, baik benar terukur teratur, ya. Sayangi dirimu, olaharga tiap hari~

Jika ingin tahu perangkat apa yang sedang digunakan, sila senggol di pesan karena tidak diendorse. HAHAHA.
Salam,

Listhia H. Rahman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun