Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Miris, Si Cantik yang Kurang Gizi

8 September 2022   20:57 Diperbarui: 9 September 2022   08:58 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak mudah menjadi mereka.

Ada salah satu tema menarik yang diangkat acara podcast Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu. Tepatnya di akhir bulan juli dengan bintang tamu mantan juara dua ajang pencarian model, Galagea. Sudah menontonnya?

Sebagai orang awam yang tidak banyak tahu dunia permodelan, nampaknya apa yang diutarakan Galagea membuat penontonnya menjadi auto menarik napas dalam-dalam.

Beberapa fakta mencengangkan terungkap blak-blakan, salah satunya yang disebutkan pada judul video: "Harus Makan Kapas?"


Cantik yang Dieja "Nyiksa"

Dengan durasi waktu wawancara nyaris satu jam, sebenarnya ada bagian yang saya sudah tahu "kejamnya" cantik ala mereka ini.

Saya tahu karena mata kuliah yang saya ampu juga sempat membahasnya. Seperti tentang model yang harus menjaga berat badan dengan cara ekstrem, sampai konsekuensinya jika mereka tidak sesuai syarat dan ketentuan agensi.

Bukan cerita baru, dan bukan pula hanya terjadi di Indonesia. Barangkali sudah menjadi rahasia umum di dunia.

Kembali soal makan kapas. Galagea menyebutkan bahwa makan kapas dilakukan untuk menghilangkan rasa lapar. Kapas yang dicelup air jeruk nipis/lemon, ditelan bulat-bulat diminum bersama air hangat.

Diungkap pula bahwa untuk menjaga badan rata-rata menjalani diet ekstrem. Benar-benar tidak makan, suntik kurus. Sehingga kebanyakan punya masalah lambung. Seekstrem target agensi!

Hasilnya?

Dari pertanyaan om Deddy soal sekurus apa yang harus dicapai seorang model, Galagea mencoba mendeskripiskan dirinya sendiri.

Galagea dengan tinggi badan 176/177cm, berat 50 kg.  Pengukuran tidak melihat massa tulang, berat lemak, massa air. Alias tidak peduli soal komposisi tubuh.

"Yang penting timbangannya. Tinggi segini, berat segini," kata Galagea.

Menjadi Cantik Tanpa Kurang Gizi

Mari menganalisis apa yang terjadi pada Galagea.

Dari data yang didapat, data tinggi badan dan berat badan bisa diambil untuk menilai status gizi saat itu. Dengan menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh (IMT), diperoleh hasil 15,97 kg/m2. Yang artinya berada di katergori underweight/kurus. Normal berada direntang 18,5-24.99 kg/m2. Bayangkan sekurus apa?

Lanjut dibagian konsumsi kapas. Kapas bukanlah makanan. Bukan sesuatu yang mengandung zat gizi. Ada istilah dalam dunia gizi yang disebut dengan pica. 

Pica adalah kondisi gangguan makan yang mengakibatkan seseorang berkeinginan untuk makan sesuatu yang bukan makanan termasuk kapas. Ini yang dikhawatirkan jika terus dilakukan akibatnya berdampak pada rasa candu. Jika berlangsung lama, kondisinya tentu bisa menyebabkan terjadinya kurang gizi.

Dilaporkan dari https://www.hsph.harvard.edu/, 81 persen model diketahu memiliki IMT kategori underweight/kurus dan mereka mengaku mendapatkan tekanan dari agensi untuk menurunkan berat badan. Para model juga diancam tidak akan mendapatkan pekerjaan sampai mereka telah menurunkan berat badan yang diinginkan agensi. 

Yang makin mengkhawatirkan, kebanyakan para model adalah remaja dan dewasa muda di mana dampak negatifnya dapat berlanjut di kemudian hari.

Bukan keinginan sang model untuk menjadi kurang gizi. Faktor eksternal seperti lingkungan pekerjaan, termasuk tuntutan agensi menjadi pemicunya. Jika tuntutan menurunkan berat badan yang diharuskan sudah tidak masuk akal, maka cara yang ditempuh untuk mendapatkannya pun tidak lagi di jalur normal.

Sudah seharusnya, model juga mendapatkan perlakukan yang laik dari segi kesehatan. Bukan lagi diukur dari berat badan di timbangan, tetapi bijaklah dengan melihat komposisi tubuh mereka.

Sebagai pekerjaan yang dituntun tampil menarik, seharusnya agensi bisa memberikan treatment yang istimewa dari segi makanan yang sebenarnya makanan, bukan kapas. Makan bergizi dan sehat yang menunjang hidup mereka.

Memang tidak menyalahkan semua, ini hanya ulah oknum yang kebanyakan ditemui. Sehat-sehat para model.

Salam,

Listhia H. Rahman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun