Apakah gelarmu sudah bertambah?
Menulis ini membuat saya teringat tulisan dua tahun lalu. Soal fenomena TikTok, yang rupanya dua tahun kemudian makin berkembang pesat. Konten video yang makin beragam dan pengguna yang makin bertambah tiap tahunnya. Banyak orang jadi suka TikTok? atau sudah menjadi Tiktokers?
TikTok yang Sekarang
Banyak hal menarik yang bisa diceritakan soal TikTok hari ini. Mengutip dari kompas.com, diprediksi TikTok menjadi media sosial terbesar ke-tiga pada tahun 2022, setelah Facebook dan Instagram. Ramalan ini tentu bukan hal yang mustahil, mengingat telah banyak pencapaian bombastis yang dicapai aplikasi ini seperti jumlah pengunduhya saja sudah mencapai 2 miliar di tahun 2020. WOW!
Menurut https://databoks.katadata.co.id/, Indonesia menduduki peringkat ke-7 negara dengan durasi pengguna TikTok terlama. Diketahui rata-rata pengguna TikTok di Indonesia menghabiskan 23.1 jam/bulan untuk mengakses TikTok. Angka ini berada di atas rata-rata pengguna di seluruh dunia yaitu 19,6 jam/bulan.
Prestasi?
Menjadi Bagian dari Tiktok a.k.a TikTokers
Semua akan menjadi TikTokers pada waktunya. Ehem
Baru tahun ini, saya akhirnya memutuskan untuk menjadi bagian dari dua miliar pengunduh. Bahkan kini saya resm menjadi penggunanya. Bukan hanya satu akun, tapi dua. Bukan karena yang satu untuk jadi mata-mata, tapi lebih karena saya lupa kata sandinya. Hehe.
Jujur saja setelah beberapa bulan menjadi TikTokers, saya masih belum punya jati diri. Belum spesifik mengangkat konten. Alhasil seperti bio yang saya cantumkan, "just random things." Mulai dari konten gizi, konten olahraga, konten kota, semua saya jadikan konten.
Saya tidak peduli dengan jumlah penayangan. Ada yang hanya satuan, ada juga yang ternyata sampai ribuan. Yang saya pedulikan adalah saya mencoba untuk rajin mengunggah konten di sana dan melihat bagaimana sebenarnya TikTok bekerja.
Cukup mengagetkan terjadi di konten saya seminggu yang lalu. Dengan durasi yang tidak sampai 10 detik, saya bisa memperoleh 170 ribu (saat tulisan ini ditulis berada di angka tersebut) kali penayangan dengan jumlah suka hampir 14ribu. Ada yang bilang konten saya masuk fyp alias for your page, yang artinya berpotensi viral. Uhuy bisa juga ternyata, ya.
Mau tahu konten tentang apa? Tentang bulutangkis. HAHA.
Jangan dipikir bahwa konten TikTok hanya berisi goyang-goyang tidak jelas, ada banyak konten hiburan dan edukasi yang kini bisa ditemukan. Sewaktu saya menulis ini, saya iseng mencari kata kunci "kompasiana" dan yang mengagetkan ternyata sudah banyak akun yang menjadikan kompasiana sebagai bahan konten. Wih, enak banget yah. HEHE.
Mengingat potensi TikTok yang sayang jika dilewatkan begitu saja, semoga kompasiana menambah fitur tautan untuk TikTok agar bisa disematkan di tulisan ini.
Silakan berpetualang di TikTok saya di @listhiahrahman, mari menjadi TikTokers bersamaku. Hiyaaa~
Salam,
Listhia H. Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H