Kembali Disentuh Hatinya Lewat Lagu-lagu Tulus

Seperti Namanya, Tulus (subjek) yang tulus (adjektiva).

Di awal maret ini, penyanyi bernama lengkap Muhammad Tulus Rusydi baru saja menggemparkan dunia musik Indonesia. Gara-gara kelahiran sebuah Album "Manusia" yang berisi diksi-diksi menyentuh hati. Lagu-lagu di album tersebut diantaranya adalah Hati-hati di Jalan, Tujuh Belas, Kelana, Remedi, Interaksi, Ingkar, Jatuh Suka, Nala, Diri, dan Satu Kali. Ya, 10 laguberbahasa Indonesia!

Pertama Kali Dengar

Di momen yang tepat, ketika saya yang memang tidak bisa tanpa musik.

Saya baru di perjalanan menaiki bis, sewaktu mendengar lagu-lagu buatan laki-laki kelahiran Agustus itu. Berawal dari cuitan di twitter yang menggiring saya dan setelahnya saya rela jatuh cinta pada semua lagu-lagunya (lagi).

Awalnya hanya satu lagu, lalu jadi semua saja. Lagu yang pertama itu berjudul "Hati-hati di Jalan" yang rasanya kok pas lagi saya banget. Maksudnya lagi di jalan, dan memang harus hati-hati kan? Heuheu.

Sambil memandang lewat jendela bus, tidak hanya raga yang melakukan perjalan pun kenangan dan perasaaan yang tiba-tiba muncul. Aihh.

Kepada Lagu: Hati-hati di Jalan

Mungkin karena saya dengar pertama. Cinta pada pendengaran yang pertama.

Lagu "Hati-hati di jalan" menjadi lagu yang saya putar berulang. Berulang sampai di status whatsapp, bahkan konten terakhir saya di Instagram.

"Begitulah saya kalau sudah bucin dengan lagu, saya putar terus-terusan sampai yang bosan yang ada di sekitar saya, mungkin. Itulah saya."

Tulus memang sudah jagonya meramu diksi di lagu-lagunya. Saya tidak bisa menyangkalnya. Semua lagu di album barunya pun dibuat oleh Tulus, lirik-liriknya.

Kukira kita akan bersama 
Begitu banyak yang sama 
Latarmu dan latarku 
Kukira tak kan ada kendala 

Kukira ini kan mudah 
Kau aku jadi kita 
Kukira kita akan bersama 
Hati-hati di jalan

Itulah sepenggal lirik lagu "Hati-hati di Jalan" yang saya pikir bukan saya saja yang galau, tapi satu Indonesia. Ah iya, yang baru saja temui ternyata sudah berhasil masuk Chart Global Spotify. Keren amat!

Jika dihubung-hubungkan, "Hati-hati di Jalan" sebenarnya mirip dengan fiksi terakhir yang saya buat. Begini penggalan yang saya punya:

Jika arah kembali berlawanan, kita lanjutkan perjalanan. Masing-masing (dari Judul Fiksi: Akhiri Februari, 28022022)

Berkisah tentang yang pernah dipertemukan di satu titik, tapi pada akhirnya harus melanjutkan sendiri-sendiri lagi. Pada akhirnya ya "hati-hati di jalan" yang menjadi akhir cerita. Lagu Tulus dan fiksi yang saya buat adalah soal cerita yang klise. 

Kembali lagi pada karya Tulus, melalui tulisan ini saya mengucapkan "Terima kasih dan teruslah berkarya!" 

...dan Tulus berhasil menyalakan kenangan-kenangan yang seharusnya dipadamkan atau memang sebenarnya tidak bisa dipadamkan?

Salam,

Listhia H. Rahman