Bola voli? Hm, sepertinya tidak mungkin karena untuk penilaian servis pun terlalu berat bagi saya. Bola basket? Ring-nya nggak bisa lebih pendek? Saya lebih berbakat di pinggir lapangan, jadi supporter.
Lanjut, rrenang? Bisa meluncur saja sudah kebanggaan. Nilai renang saya adalah nilai kasihan. Lompat jauh? Hmm, ternyata lebih jauh keinginan untuk bisa bersama dia. Eh canda.
Aha. Sepertinya ada yang potensial. Olahraga yang paling aman dan nilainya diharap bisa mendongkrak olahraga saya yang payah adalah senam. Apalagi saya juga sering disuruh maju ke depan untuk dijadikan contoh. Ehem.
Ya, walau ada juga cerita lucunya di mana sewaktu penilaian senam dengan penutup mata, saya pernah hampir menyapu semua arena senam sih. HAHA.
Barangkali atlet senam seperti senam ritmik adalah bentuk dari pengandaian jika saya menjadi atlet. Atlet yang di mata saya selalu terlihat cantik gerakkannya, apalagi kalau kostumnya juga menarik.
FYI, tepat di hari ini cabang senam ritmik diperlombakan. Bahkan yang individu sudah keluar pemenang. Silakan disimak untuk besok minggu final yang beregu, loh.
Tidak terbayang sih bagaimana harus melatih tubuh agar lincah dan lentur, belum lagi jika menggunakan alat seperti pita, hulahop, atau bola. Atlet yang tidak bisa terlepas dari keindahan olah tubuhnya. Atlet yang tiap gerakannya akan selalu diikuti oleh mata juri dan penontonya. Satu kesalahan saja, pasti terdeteksi.Nah, yang membuat saya masih penasaran adalah bagaimana penilaiannya. Masih belum mengerti. HAHA.
Aduh aduh membayangkan saja sudah membuat saya menyerah. Untung Ini cuma andai saja.
Kalau kamu jadi atlet apa? Lempar tanggungjawab, tolak gombalan-gombalan masa pdkt, lompat dari masa lalu yang kelam? Yang terakhir sepertinya cocok untuk meraih medali masa depan secerah emas. Semoga berhasil!
Salam,
Listhia H. Rahman