"Minta maaf kok cuma pas lebaran?"
Setelah satu bulan berpuasa, lebaran tiba. Sebagai momen kemenangan, tak heran menjadikan umat muslim bersuka cita.
Ya, meski lebaran ini tidak jauh berbeda di tahun lalu, di mana kita masih harus melaluinya di tengah pandemi yang belum juga mereda.
Salah satu tradisi lebaran di Indonesia adalah saling bermaafan. Saat lebaran, kata maaf menjadi kata yang akan sering ditemui. Dalam ucapan-ucapan yang dikirim melalui pesan, atau ketika kita bertemu dengan saudara dan teman.
Kata maaf di mana-mana, apakah masih bermakna?
Walaupun bermaaf-maafan di kala lebaran bukan berdasarkan contoh dari Rasullulah dan para sahabat, saling memberi maaf adalah suatu yang baik. Jadi tidak salahnya untuk memanfaatkan momen lebaran untuk melakukannya, kan?
Bukan Sekadar Kata
Semua bisa memberi kata maaf, tapi...
Pandemi ini mengubah cara kita berinteraksi. Salah satunya berinteraksi selama lebaran, yang biasanya bermaafan bisa dilakukan dengan saling bertemu, kini kita lebih banyak bertemu melalui layar-layar. Dengan bantuan teknologi. Entah melalui layanan panggilan video atau pesan singkat.
"Ketika tangan tak mampu berjabat. Ketika mulut tak dapat mengucap. Ketika kaki tak mampu melangkah. Mohon maaf lahir batin."