Di umur berapa kamu tahu bahwa pusat musik dunia ternyata ada di Indonesia, tepatnya di Candi Borobudur Magelang?
Sudah beberapa kali saya mengunjungi Candi Borobudur karena lokasinya yang memang tidak terlalu jauh dari tempat di mana saya tinggal. Kurang lebih cuma berjarak 43 kilometer saja dengan waktu tempuh tidak sampai dua jam kalau jalan sedang lancar.
Dari acara sekolah sampai ketika saudara jauh sedang singgah, candi Borobudur adalah destinasi wisata yang selalu disebut dalam daftar yang harus dikunjungi. Walau sudah lebih dari sekali menikmati kemegahan Borobudur, nyatanya saya tidak pernah tahu bagaimana cerita dibalik relief yang menghiasi dinding-dinding candi. Hanya sebatas mengagumi tanpa pernah mencari arti.
Saya sebatas tahu bahwa relief itu menyimpan cerita. Sayang, ceritanya bagaimana saya tidak tahu. Sampai kemudian saya baru mengetahui bahwa relief tersebut mengabarkan sesuatu yang membuat saya takjub.
Seperti dikutip dari kompasiana, lebih dari 200 relief bertema musik terpampang nyata. Hal yang kemudian bisa disimpulkan bahwa Borobudur adalah pusat musik dunia, pusat peradaban, dan titik pertemuan para pembawa budaya dari berbagai penjuru Nusantara bahkan dunia. Wow!
Wonderful Indonesia Itu Bernama Borobudur
Sebelum membahas lebih dalam mengenai Borobudur dan musiknya, beberapa waktu lalu saya sempat menonton Pak Sandiaga Uno di televisi. Salah satu informasi yang baru saya ketahui adalah Candi yang merupakan momumen bagi umat Budha ini ternyata menjadi satu dari lima destinasi super prioritas.
Alasan mengapa candi Borobudur masuk ke dalam daftar tersebut dikarenakan candi Borobudur merupakan wisata tunggal Tanah Air yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Namun harapannya destinasi tersebut tidak hanya dapat menarik wisatawan, pun menumbuhkan ekosistem ekonomi kreatif yang melibatkan warga setempat.
Tak heran, meski tidak lagi disebut dalam tujuh keajaiban dunia, Candi Borobudur adalah bagian dari World Heritage List yang diakui oleh UNESCO.
Terungkap Borobudur Pusat Musik Dunia
Dibangun sekitar abad ke-8 dan ke-9 Masehi pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra, candi Borobudur memiliki 1460 relief dan 504 stupa dengan bentuk bangunan punden berundak yang terdiri dari 10 tingkat.
Kalau dipikir-pikir,barangkali relief adalah bentuk update status untuk mengabarkan peristiwa atau hal apa yang sedang terjadi pada masa itu.
Dari banyaknya cerita yang ingin disampaikan lewat relief, salah satu yang menarik adalah mengenai relief instrument musik yang ditemukan. Dan yang membuat takjub, meski sudah 1300-an tahun berlalu, banyak instrument musik yang tergambarkan di relief candi Borobudur masih dimainkan sampai sekarang. Bukan hanya dimainkan di berbagai tempat di Indonesia, pun di berbagai penjuru dunia.
Terdapat sebanyak 226 relief Alat Musik jenis Aerophone (tiup), Cordophone (petik), Idiophone (pukul) dan Membranophone (ber-membran), serta 45 relief Ansambel di dinding candi.-PEJ Ferdinandus
Tak kalah menarik adalah dari segi bentuk instrument yang masih sama persis seperti yang terpampang di relief candi.
Sound of Borobudur, Gerakan Kebangsaan Melalui Budaya
Kalau bukan kita, siapa lagi?
Namanya Sound of Borobudur, upaya yang sudah dilakukan anak-anak bangsa untuk membunyikan kembali peradaban Borobudur yang telah terpendam selama ribuan tahun. Dalam gerakan ini, semua instrument musik yang terpahat di relief Borobudur direaktualisasi.
Gerakan ini juga menjadi salah satu cara untuk menunjukkan kepada masyarakat Indonesia dan dunia bahwa sejak dulu Indonesia sudah memiliki peradaban tinggi dan budaya luhur.nSebagai salah satu warga Indonesia, apakah kamu sudah bangga dengan hal ini? Seharusnya sih bukan bangga saja, tetapi bangga sekali.
Untuk mengetahui lebih lanjut, silakan cari informasinya di sini (Instagram) (website)
Salam,
Listhia H. Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H