Hmmm. Pasti tidak konsisten.
Mengatur Pola Makan Puasa yang Penuh Tantangan
Umumnya pola makan harian terdiri dari tiga makan utama dan sering kali disertai dengan selingan di antaranya.
Selama puasa, pola makan yang seperti biasanya tentu tidak dapat dipraktikan sebab puasa membuat kita tidak makan dan minum dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Hal yang membuat tidak ada kegiatan makan di jam tujuh pagi, apalagi makan siang bersama teman-teman.
Selama puasa, makan kita menjadi lebih awal daripada hari-hari biasanya dengan adanya sahur dan kembali diperbolehkan makan dan minum ketika maghrib datang. Adanya perubahan waktu makan dan minum inilah yang menjadi tantangan dalam memenuhi kebutuhan energi dan gizi harian. Ya, perubahan pola makan adalah hal yang tidak bisa terhindarkan selama puasa, namun kita bisa mengaturnya sebaik mungkin.
Mengatur makan yang sehat tidak hanya untuk mempertahankan berat badan, pun untuk memelihara kesehatan individu secara keseluruhan.
Selain perubahan pola makan, adanya perubahan ritme sirkardian, fluktuasi kadar hormon dan gaya hidup selama Ramadan membuat perencanaan makan menjadi komponen penting untuk puasa yang lebih sehat.
Bagaimana mengatur makan yang sehat selama Ramadan? Nah, selama Ramadan, mari kita memilih karbohidrat dengan indeks glikemik rendah dan mengandung banyak serat. Porsi karbohidrat diantara 40 sampai 50 persen dari kebutuhan energi harian.
Kebutuhan protein bisa kita atur direntang 20 sampai 30 persen dari total energi harian. Sumber protein ini bisa didapat dari nabati (kacang-kacangan) atau hewani (daging ayam, ikan). Sedangkan sisanya untuk lemak, lemak bisa mendapat porsi sebanyak kurang lebih 35 persen dari total energi harian. Ingat, kurangi makanan yang mengandung lemak jenuh (daging merah, mayones) dan lemak trans (biasanya ada dimakanan olahan, margarin, keripik kentang dsb)
Coba perhatikan lagi dan mari praktikan pembagian energi selama puasa berikut ini: Saat sahur, makan sebelum fajar, setidaknya kita bisa mencukupi kebutuhan energi sebesar 30 sampai 40 persen dari total energi harian. Sedangkan buka puasa kita bisa mencukupi 40 sampai 50 persennya. Sisanya, 10 sampai 20 persen bisa didapat dari makanan selingan/ringan.
Jadi maksimalkan waktu saat diperbolehkan makan, maksimalkan di sini bukan soal kuantitas saja, tapi kualitas justru lebih penting.