Aku tidak bisa menjadi seorang yang membuatkanmu kopi setiap pagi, tapi setidaknya aku masih bisa membuat hal yang sama-sama pahit dan juga bisa dinikmati.
Aku sudah gagal menjadi yang kamu pikirkan setiap hari, tapi setidaknya aku selalu berhasil mengundangmu datang dalam ingatanku berkali-kali.
Dalam diam-diam sekalipun. Aku ingin kamu abadi. Meski hanya dalam bait-bait yang kamu telantarkan. Aku tidak peduli.
Kamu masih menjadi diksi untuk anak-anak puisiku. Anak-anak yang akan kamu kenali meski waktu sudah banyak berlalu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI