Pengalaman pertama hampir dua puluh menit yang saya butuhkan sampai akhirnya saya mendapatkan driver yang kebetulan baru saja menurunkan penumpang di dekat lokasi saya menunggu. Saya merasa beruntung, driver merasa kaget. Kaget karena tiba-tiba mendapatkan pesanan di lokasi yang diketahui jarang penumpang. Wow.
Karena perjalanan cukup lama, sekitar setengah jam, ada banyak informasi penting yang saya dapatkan dari driver ojek online yang saya tumpangi waktu itu. Selain kenyataan bahwa tempat saya tinggal memang susah di jangkau, ada solusi yang driver itu berikan.
Katanya, saya bisa naik angkot dua kali untuk ke tujuan yang sama seperti perjalanan kami. Angkot yang masing-masing dibayar dengan 5ribu rupiah. Ongkos yang lebih murah ketimbang saya mengandalkan yang saya naiki, aplikasi ojek online.
Di ojek online lainnya, saya juga mendapatkan informasi yang tidak kalah penting. Dalam perjalanan 40 menit, saya diceritakan tempat-tempat yang kami lewati, pun makanan yang bisa saya coba. Sampai-sampai saya merasa jadi seorang turis yang sedang diantar pemandu wisata.
"Di sini orang-orangnya memang gak pakai helm, ya, Mang?"
"Oh, teteh mau lepas helmnya?"
Itu percakapan yang pernah terjadi diantara saya dan ojek online yang lain lagi akibat saya yang spontan saja bertanya karena penasaran mengapa di daerah yang saya lalui banyak sekali orang-orang yang tidak mengenakan helm. Padahal daerah ini cukup ramai kendaraan, tapi saya memang tidak melihat polisi berkeliaran. Hehehe.
Ya, bagi saya, mereka - driver ojek online- memang tidak hanya kita bayar jasa antarnya, pun ada jasa memberikan informasi paling valid tentang daerah yang kita lalui. Atau apa saja yang ingin dicari tahu tentang tempat kita berada.
Terima kasih sudah mau bercerita, maaf jika mendadak tuli di sepanjang jalan akibat ada suara knalpot yang dimodifikasi, salah satunya.
"Teh, kalau pagi yang sabar ya~" kata-kata mang ojek online mengakhiri perjalanan kami disuatu waktu.
Salam,