Ah, masa sih?
Apa yang terlintas dipikiranmu ketika sedang berada di Jogja lalu teringat orang terdekat yang ingin kamu bahagiakan tapi tidak sedang bersamamu? Pikiran itu bisa kamu wujudkan dengan: Bakpia.
Makanan manis dari adonan tepung yang dipanggang lalu diisi berbagai isian, mulai dari yang versi kacang hijau sampai kekinian, itubisa jadi jawaban atas pikiranmu.
Bawakan saja buah tangan yang sudah auto diingat sebagai makanan khas kota istimewa tersebut. Bakpia yang bisa menjadi wujud bahwa kamu mengingat orang-orang yang kamu beri saat berada di sana.
Aih, semanis rasanya.
Bakpia, Jawa x Tiongkok
Ada yang menarik dari kehadiran Bakpia di Jogja, yang sebenarnya merupakan perpaduan antara dua budaya yang berbeda.
Bakpia adalah bukti bahwa Jawa dan Tiongkok bisa disatukan. Jadi jika menganggap bakpia adalah makanan khas Jogja, ternyata tidaklah sepenuhnya benar. Sebab asal awalnya justru dari negeri seberang.
Diambil dari tirto.id, bakpia berasal dari dialek Hokkian dengan nama asli Tou Luk Pia yang diartikan sebagai kue atau roti yang berisikan daging. Dari dialeg itu, masyarakat Indonesia menggunakan pia atau kue pia.
Jika pada awalnya bakipa dibuat menggunakan isian daging dan minyak dari babi, bakpia di Indonesia -khususnya Jogja- sudah dimodifikasi dengan menjadikan bakpia menjadi kue yang berisi kacang hijau dan lainnya.
Hasil bakpia modifikasi yang berhasil membuat kita jatuh cinta pada kue bercita rasa manis ini. Bakpia yang sudah lekat dengan kota Jogja.
Menemukan Mutiara
Sebagai nasib makanan khas yang selalu ditemukan tiap sudutnya, begitupula bakpia.
Saat berada di Jogja ada banyak bakpia yang bisa kamu pilih dan beli. Bakpia yang isinya macam-macam. Bakpia yang diolah tidak cuma dipanggang. Bakpia yang membuat kamu jadi bertanya, "yang mana?"
Katanya semakin banyak pilihan akan berpeluang membuat kita kecewa ketika merasa memilih pilihan yang salah, tidak sekecewa ketika pilihannya hanya dua atau cuma satu-satunya.
Kalau kamu menemukan tulisan ini, peluang kecewamu memilih bakpia bisa diminimalisasi. Sebab saya punya yang bisa dengan yakin kamu cicipi dan bawa untuk orang yang tercinta. Bawakan saja "Mutiara" dari Jogja.
"Aku bawain mutiara dari Jogja, ya."Coba saja kirim pesan itu pada orang yang kamu tuju.
Mutiara ini tidak semahal aslinya, namun asli rasanya bisa membuat indera perasamu berbahagia. Mutiara yang tidak untuk hiasan, tapi Mutiara berbentuk makanan berupa bulatan bakpia.
Mendapat Kiriman Mutiara di Rumah
Sempat kaget, saya baru paham ketika melihat kardusnya. Kardus tertuliskan "Mutiara Jogja" Aha, rupanya Mutiara itu memang untuk saya dan saya tahu siapa pengirimnya.
Saat dibuka ternyata isinya kardus yang lain. Kardus berisi kardus. Satu kardus berisi enam. Kardus-kardus bertulis rasa di dalamnya. Ada kacang hijau, kumbu hitam, green tea, cokelat spesial, dan keju spesial. Rasa kamu dan dia saja yang tidak spesial. Hiyaa~
Ya, kini rasa bakpia memang tidak hanya kacang hijau, bisa diisi beraneka rasa. Rasa-rasa kekinian yang dibalut olahan masa lalu.
1/ Kacang Hijau Si Original
Untuk mencoba rasa bakpia yang sesungguhnya, saya memilih rasa yang paling umum. Rasa yang akan menjadi penentu apakah bakpia ini benar-benar enak, biasa atau cukup tahu.
Saya cicipi kacang hijau dari Mutiara. Secara tekstur kulit bakpia tidak terlalu kering sehingga terasa lembut. Isi kacang hijau terasa pas, tidak giung. Perpaduan ini membuat saya yakin bisa menghabiskan tidak hanya satu bakpia dalam sekali makan. Bakpia kacang hijau Mutiara berhasil membuat saya akan susah lupa ketika berpikir tentang bakpia Jogja.
Lanjut berikutnya rasa yang sedang hits selain rasa sayang yang disia-siakan. Ehem.
Selain kacang hijau, bakpia keju Mutiara jadi yang saya akan beli kembali. Isinya yang tidak pelit dan cita rasa keju yang terasa susunya membuat bakpia keju ini memang nagih.
Rasa yang ditawarkan berikutnya adalah cokelat spesial. Meski saya suka manis, tetapi saya tidak terlalu suka jika manisnya terlalu. Untunglah bakpia cokelat ini masih dibatas wajar. Manisnya juga pas, walau cokelatnya tidak terlalu nyokelat sih tapi perlu banget dicoba.
Jawabannya ada di kardus. Tergambar jelas. Kumbu hitam tak lain adalah kacang merah. Sayangnya saya tidak bisa menggambarkan rasanya. Rasa yang harus kalian buktikan sendiri. Tenang, lidah kamu pasti tidak menolaknya. Unik.
Ya, sda lima jenis "Mutiara" yang saya cicipi hari itu. Kelima rasa yang bisa juga ditemukan dalam satu tempat: aneka Rasa.
btw, (m)bakpia, kalau yang makan laki-laki kok nggak jadi maspia hayo? hiya retjeh.
Salam,
Listhia H. Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H